,

Pelepasliaran Orangutan Masih Terbentur Lahan

Tampaknya mimpi untuk melepasliarkan orangutan ke habitat aslinya, seperti yang diinginkan oleh Yayasan Borneo Orangutan Survival di Kalimantan Tengah sesuai dengan target pemerintah tahun 2007, masih menjadi harapan, seiring dengan terbatasnya lahan yang memadai.

“Kebijakan pemerintah untuk merilis orangutan dari pusat rehabilitasi tidak bisa serta merta dilakukan,”Ungkap Jamartin Sihite, Kepala Eksekutif Yayasan Borneo Orangutan Survival kepada Tunggadewa Mattangkilang dari Jakarta Globe. “Tidak ada cukup lahan yang sesuai untuk melepaskan mereka yang bebas dari gangguan.”

Yayasan ini berencana melepasliarkan 50 orangutan tahun ini di Kalimantan Tengah dan Timur, dan untuk melakukannya, mereka harus mendapatkan hak pengelolaan hutan dari Departemen Kehutanan. Mereka harus membayar 1.4 juta dollar, atau 13 Miliar Rupiah untuk mendapatkan pengelolaan seluas 86.450 hektar selama 60 tahun, seperti disampaikan Jamatin.

Dia juga menyatakan bahwa lahan-lahan yang ada saat ini tidak cocok untuk orangutan, dimana mereka hanya bisa hidup di area dengan ketinggian kurang dari 900 meter dari permukaan laut. Sementara, untuk area hidup, setiap orangutan membutuhkan 10 kilometer persegi, dan harus memiliki akses yang baik terhadap sumber pangan mereka.

“Kami telah membuat proposal di Kalimantan Tengah namun belum disetujui oleh otoritas lokal,” Sambung Jamartin. “Kami telah mendapatkan persetujuan di Kalimantan Timur, namun lahan yang ada tidak sesuai.”

Di Kalimantan Tengah, orangutan akan dilepaskan di kawasan hutan konservasi Betikap. Sementara di Kalimantan Timur, mereka akan dilepaskan di hutan Kehje Sewen, yang saat ini dikelola oleh Restorasi Habitat Orangutan Indonesia. Jamartin juga mengingatkan pentingnya mengubah gaya hidup komunitas lokal yang sebelumnya bisa berburu orangutan.

Perkebunan kelapa sawit, perusahaan tambang batubara dan penanaman hutan tanaman industri di area tersebut juga menjadi ancaman, karena telah menghabiskan habitat orangutan. Jamartin mengingatkan bahwa wilayah tinggal orangutan liar harus dipisahkan dari orangutan hasil rehabilitasi, orangutan hasil rehabilitasi tak mampu melindungi diri mereka sendiri saat dilepaskan di alam liar.

Para ahli menyatakan bahwa saat ini ada sekitar 50 ribu hingga 60 ribu orangutan liar. Deapanpuluh persen diantaranya ada di hutan di wilayah Indonesia, dan sisanya di wilayah Malaysia.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,