,

Duapertiga Wilayah Harimau Tidak Terlindungi

Satu setengah tahun setelah konferensi yang berupaya menggandakan jumlah harimau di tahun 2022 usai, namun hingga kini masih 65% atau duapertiga wilayah perlindungan spesies ini masih memiliki standar perlindungan yang sangat kurang, seperti dilaporkan oleh World Wildlife for Nature (WWF). Dalam laporan WWF tersebut dari pusat perlindungan di 13 negara, sejak usainya konferensi pertama tersbut, 41 pusat perlindungan dari 63 yang ada masih belum memiliki perlindungan yang memadai untuk melawan perburuan harimau.

Kemajuan yang konstan sudah dibuat untuk memenuhi target menggandakan jumlah harimau liar, namun peerintah harus lebih serius dan segera melakukan aksi untuk menekan perburuan liar jika mereka tidak ingin investasi mereka terbuang sia-sia,” Seperti dijelaskan oleh Mike Baltzer, Kepala Tiger’s Alive Initiative WWF dalam pers rilisnya.

Harimau dibunuh untuk mendapatkan bagian tubuh mereka, dan digunakan dalam pengobatan tradisional Cina. Kendati si macan besar ini juga terancam akibat hilangnya habitat, menurunnya jumlah makanan, dan jebakan, namun para ahli juga mengatakan bahwa halangan terbesar untuk memenuhi target untuk menggandakan jumlah harimau liar adalah perburuan liar yang masif.

TRAFFIC, sebuah LSM yang fokus melawan perdagangan hewan liar, juga melaporkan bahwa tempat-tempat utama perdagangan harimau adalah Kathmandu, Nepal; Hanoi, Vietnam; dan wilayah perbatasan antara Rusia dan Cina. Dari sisi positif, penyitaan dari bagian tubuh harimau liar yang diperdagangkan juga tetap tinggi.

Salah satu foto harimau Sumatra yang berhasil direkam di lapangan oleh WWF dan Dirjen PHKA di Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Sumatra Barat.

“Hal ini menunjukkan bahwa momentum untuk menyelamatkan harimau masih terus dibangun, namun tekanan terhadap spesies ini juga tetap terjadi,” Ungkap Ravi Singh, Kepala WWF India. India memiliki populasi terbesar harimau liar. “Pengukuran yang terkoordinasi untuk melawan perburuan liar antar negara sudah dilakukan. Namun hal ini masih harus ditingkatkan dan diimplementasikan sesegera mungkin untuk mencapai angka nol perburuan liar.”

Harimau masuk dalam daftar ‘Terancam’ di dalam Red List IUCN. Sekitar 3.000 harimau diperkirakan masih hidup di alam liar sampai hari ini -kurang dari jumlah yang ada di dalam kandang di Amerika Serikat. Ada enam sub spesies harimau sampai hari ini, dua diantaranya -Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) dan Harimau Cina Selatan (Panthera tigris amoyensis)- yang dikategorikan sebagai ‘Nyaris Punah’. Harimau Cina Selatan diyakini sudah punah di alam liar, namun ada rencana untuk mengintroduksi kembali mereka. Di abad dua puluh, tiga sub-spesies harimau sudah punah: Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica), Harimau Kaspia (Panthera tigris virgata), dan Harimau Bali (Panthera tigris sumatrae).

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,