,

Habitat Hilang, Harimau Kejar Manusia

Akibat hilangnya habitat, seekor harimau Sumatra masuk ke kawasan penduduk di desa Tanjung Petai, Kecamatan V Kuto, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu. Persitiwa ini terjadi beberapa hari lalu, saat seorang penduduk desa dikejar harimau,namun berhasil melarikan diri dan tidak mengalami luka fisik.

Untuk menindaklanjuti peristiwa ini, kini Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu menunrunkan sebuah tim untuk menelusuri jejak harimau tersebut.  “Kami sudah turun tim ke lokasi setelah mendapat laporan dari warga Desa Tanjung Petani, Kecamatan V Kuto, daerah itu bahwa ada seekor harimau mengejar warga setempat,” kata Kepala BKSDA Bengkulu Amon Zamora.

Akibat alih fungsi hutan menjadi area perkebunan, kini sejumlah harimau seringkali memasuki wilayah tinggal manusia. Diduga, wilayah perkebunan tersebut sudah masuk kawasan habitat harimau Sumatra sebelumnya. Akhir-akhir ini, frekuensi kehadiran harimau di lokasi tempat tinggal manusia semakin meningkat, seiring dengan semakin sempitnya habitat mereka.

Tim yang bertugas, akan melakukan evakuasi terhadap harimau dan akan mengirimkannya kembali masuk kawasannya. “Kami tetap mengatisipasi kemungkinan menelan korban jiwa dan memprioritas penyelamatan terhadap jiwa manusia dan raja rimba tersebut,” tambah Amon Zamora.

Tim nantinya akan mengevakuasi harimau tersebut dan membawanya masuk ke kawasan karena wilayah perkebunan warga itu diduga kuat sudah masuk habitat harimau. Habitat beberapa spesies khas Sumatra memang semakin tertekan, seiring dengan semakin maraknya alih fungsi lahan.

Bulan November silam, Kementerian Kehutanan RI kembali mengeluarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.643/Menhut-II/2011 tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Menjadi Bukan Kawasan Hutan Seluas 2.192 hektar, Perubahan Antarfungsi Kawasan Hutan Seluas 31.013 Hektar, dan Penunjukkan Bukan Kawasan Hutan Menjadi Kawasan Hutan Seluas 101 Hektar di Propinsi Bengkulu yang dirilis tanggal 10 Nopember 2011.

Kendati keputusan tersebut sudah dikeluarkan, Badan Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu tetap berencana mengembangkan potensi Taman Wisata Alam Pusat Konservasi Gajah Seblat Kabupaten Bengkulu sebagai salah satu kawasan ekowisata karena memiliki habitat Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrae), Harimau Sumatera (Phantera tigris sumatrae) dan bunga Rafflesia (Rafflesia arnoldii). Salah satunya, demi mencegah masuknya spesies-spesies tersebut memasuki kawasan berpenduduk.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,