Ekspansi Industri di Teluk Balikpapan Ancam Kehidupan Dugong

Maraknya industri eksplorasi minyak dan gas, hilir mudik kapal-kapal besar di Balikpapan dan pembangunan yang marak di sepanjang pesisir pantai Kota Balikpapan kini semakin mengancam salah satu spesies langka di dunia, yatu dugong (Dugong dugon) atau yang sering disebut ikan duyung dalam bahasa setempat.

Hal ini dikemukakan oleh Stanislav Lotha, seorang peneliti Ceko yang tinggal di Balikpapan. “Ekspansi industri yang masif, termasuk limbah dan ekspansi lahan, menyebaban sedimentasi di perairan Teluk Balikpapan,” ungkap Stan, kepada Jakarta Post.

Selain itu buangan metal berat dan polutan lainnya seperti oli dari kapal-kapal besar, juga mengancam keberadaan rumput laut, yang merupakan makanan dugong,” tambah Stan Lotha.

Tingginya tingkat hilir mudik kapal-kapal besar yang keluar masuk pelabuhan Balikpapan juga menjadi salah satu faktor yang memperburuk habitat dugong. “Kesibukan lalu lintas laut membuat mereka takut dan memaksa mereka pergi jauh,” ungkapnya.

Pembangunan sangat laju di sisi hilir kota Balikpapan, pemerintah kota Balikpapan kini berencana membatasi ekspansi ke arah hulu. “Jika ini sampai terjadi, maka lamun di sepanjang pesisir Balikpapan akan hilang terkait sedimentasi dan polusi bahan kimia dari aktivitas industri,” ungkap Stan, ia juga menambahkan jika pemerinah kota akan memindahkan lokasi industri ke arah barat, maka Balikpapan tak akan lagi memiliki pantai yang sehat.

Salah satu pusat pengolahan minyak bumi di Balikpapan. Foto: Aji Wihardandi

Dalam jangka panjang, rencana ekspansi ini juga akan berdampak kepada habitat terumbu karang, penyu hijau dan pesut.

Dugong adalah salah satu hewan terlangka di Indonesia, selain di Indonesia hewan ini bisa ditemui di Madagaskar, Afrika Timur, India dan Australia. Diperkirakan antara 1000 hingga 10.000 dugong kini hidup di perairan Indonesia, namun jumlah ini diyakini terus berkurang seiring dengan hilangnya habitat mereka yang sehat.

Di Kalimantan sendiri, dugong bisa ditemui di Teluk Balikpapan, Kabupaten Berau, Kepulauan Derawan, Kepulauan Karimata, semua di Kalimantan Timur. Sementara di wilayah lainnya adalah di Kotawaringin, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Teluk Kumai di Kalimantan Tengah.

Dugong dinyatakan telah punah di tahun 1996, namun Indonesia Rare Aquatic Species mengklaim telah menemukan dugong di Teluk Balikpapan tahun 2000 silam.

Peta Teluk Balikpapan. Peta diperoleh dari Stanislav Lotha
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , ,