, ,

Kala Sumber-sumber Air Jakarta Tercemar Berat

KETIKA pagi hari melintasi jalan di dekat pintu air Manggarai, aroma tak sedap begitu menyengat. Tengok ke sungai, tumpukan sampah menggunung. Beragam. Ada kayu, botol minuman, sandal, plastik sampai kasur. Tak hanya bau sampah, air sungai inipun sudah menyebarkan aroma tak nyaman.

Pemandangan seperti ini tak hanya terlihat di sungai Ciliwung ini. Ketiga belas sungai yang ada atau melintasi Jakarta, semua tercemar berat limbah.

Rusman Sagala, Kepala Bidang Pelestarian dan Tata Lingkungan, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jakarta, mengatakan, ada 13 sungai yang melewati Jakarta, termasuk dua sungai ‘milik’ daerah ini sudah tercemar berat.

Sumber pencemaran, kata Sagala, 70 persen dari limbah domestik, sisanya limbah lain dan industri. “Jadi 70 persen masyarakat yang mengotori, berupa sampai dari rumah,” katanya, Rabu(13/6/12).

Ternyata tak hanya air sungai yang tercemar. Pasokan air lainpun tak kalah memprihantinkan. Di Jakarta, ada sekitar 40 situ, semua tercemar. Begitu pula air tanah dangkal. Ada 75 titik pangkal dan sebagian sudah teremar dari ringan, sedang sampai berat.

Tingkat pencemaran berat terjadi , di Jakarta Timur (Jaktim) sekitar enam persen, Jakarta Utara (Jakut) 60 persen, Jakarta Barat (Jakbar)30 persen, dan Jakarta Pusat (Jakpus) 18 persen. “Yang terbilang baik di Jakarta Selatan, sebagian Jakpus, Jakbar dan Jaktim.”

Air di Teluk Jakarta, juga tercemar. “Sama, didominasi limbah domestik,” ucap Sagala.

Menurut Sagala, berbicara air bersih di Jakarta, masih jauh. Meskipun dari sisi kuantitas pasokan air banyak, tetapi kualitas buruk.

Di Jakarta, masih ada air aman, yakni, air bawah tanah dalam. “Ini dilarang diekslpoitasi untuk menjaga agar tak terjadi penurunan tanah.”

Pemerintah Jakarta, kata Sagala, telah membuat kebijakan dan melakukan bermacam-macam program, seperti Jakarta Clean and Green, bank sampah, konservasi sungai, membina komunitas-komunitas untuk meminimalisir sampah dan lain-lain. Pencemaran air masih begitu berat.

Namun, larangan pemerintah Jakarta, agar tak menyedot air tanah dalam tampaknya tak mempan. Air tanah dalam terus tersedot, terutama oleh kalangan industri hingga mengancam tanah yang terus turun dari tahun ke tahun.

Warga membersihkan sungai Ciliwung. Foto: Telapak

Muhamad Reza Koalisi Rakyat Untuk Hak Atas Air (KRUHA) mengatakan, dari dulu air Jakarta, sudah tercemar berat. Namun, kondisi tak juga berubah sampai sekarang. Salah satu penyebab, instalasi pembuangan limbah yang kacau.

Dia mencontohkan, instalasi pembuangan limbah di Jakarta, banyak tak diganti sejak zaman Belanda.  Lebih parah lagi, hanya sedikit industri yang benar-benar memiliki instalasi pembuangan limbah. Bahkan, ada yang memiliki tapi hanya digunakan kala ada pemeriksaan. “Pemerintah tak tegas terhadap industri,” ucap Reza.

Menurut dia, hanya sekitar 2, 7 persen keamanan air di Jakarta. Kondisi ini, tentu sangat membahayakan jika terus dan terus dibiarkan.

“Tanggung jawab negara seperti apa? Pemerintah boleh bekerja sama dengan swasta, tetapi jangan sampai fungsi kontrol tak jalan.”

Sampai saat ini, Reza menilai, pemerintah membuat kebijakan atau rencana masih kacau alias plan by accident.  Pemerintah pun gagal memberikan air bersih kepada warga.

“Pemerintah gagal mengelola air. Ini melukai kemampuan pemerintah sendiri dengan menyerahkan kepada swasta dan tak tegas dengan kelalaian swasta.”

Selain itu, masyarakat juga harus lebih disadarkan untuk peduli lingkungan, misal, dengan tak membuang sampah sembarangan.

Festival Air

Menyadari pencemaran air yang begitu berat di Jakarta, HSBC ingin ikut peduli. Pada 24 Juni ini, antara lain bekerja sama dengan Green Radio, Teens Go Green, dan Yayasan Prakarsa Hijau Indonesia, akan mengadakan festival air.

“Ini acara edukasi, eksebisi, dan entertainment seputar konservasi air bersama komunitas yang mewakili hulu, hilir Jakarta. Termasuk kegiatan mereka menyelamatkan lingkungan,” kata Nuni Sutyoko, Vice President Corporate Sustainability HSBC.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , ,