Modus Pemburu: Ibu Ditembak, Bayi Orangutan Diambil

Kondisi Anyin pun kini makin kritis…

ANYIN, si bayi orangutan, yang dipelihara warga dan kini sakit kritis, hanya satu dari kasus-kasus perdagangan orangutan yang mengancam keberadaan habitat ini.

Karmele Llano Sanchez, Direktur Eksekutif  Yayasan International Animal Rescue (IAR) Indonesia mengatakan, bayi orangutan ini telah dicuri dari keluarganya di hutan.

Saat menangkap bayi, pemburu membunuh si ibu orangutan terlebih dahulu. Baru membawa anak mereka untuk diperdagangkan. Pemburu, tak hanya membunuh si ibu, bayi yang dicuri menjadi binatang peliharaan pun sering mati.

Anyin, kondisi makin kritis. Foto: International Animal Rescue Indonesia

Sanchez mengatakan, sulit memprediksi berapa banyak orangutan yang terbunuh setiap tahun. Namun, angka orangutan dalam rehabilitasi di seluruh Indonesia lebih dari 1.000 ekor.

Faktanya, orangutan yang dibawa ke pusat penyelamatan dan rehabilitasi di Indonesia mungkin hanya bagian kecil dari orangutan yang terluka atau terpisah dari habitat mereka.

Jika hutan habis, akan mudah bagi pemburu lokal untuk menemukan dan menembak orangutan. Di sana, mereka membunuh ibu dan anggota keluarga orangutan. “Mengambil bayi dan menjualnya.”

“Orang yang membeli orangutan menjadi binatang peliharaan, sama dengan mereka yang menembakkan peluru,” ucap Sanchez.

Makin Kritis

Sementara itu,  meskipun sempat membaik, kondisi bayi orangutan, Anyin, kembali sangat kritis. “Pastinya, tim kami melakukan sebisa mungkin agar ia tetap hidup.”

Anyin diserahkan si pemilik, Said, kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat (Kalbar), karena sakit. Menurut dokter, bayi orangutan ini  sakit tipus, malaria juga mal nutrisi. “Penyakit ini bisa didapat dari manusia.”

Ayin dalam keadaan sakit parah. Foto: IAR Indonesia

Sanchez mengatakan, Anyin dibeli dari pemburu. Orangutan ini datang dari Kabupaten Sambas yang merupakan  rumah bagi sub spesies yang paling langka ini, orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus pygmaeus).

Spesies ini telah masuk dalam daftar International Union for Conservation of Nature (IUCN) sebagai 25 primata yang paling langka di dunia. Satwa ini hanya populasi kecil di bagian utara Kalimantan Barat dan Serawak, Malaysia.

Dia tak tahu apakah Anyin akan selamat atau tidak. “Anyin mungkin cukup beruntung telah dibawa ke sini meskipun kondisi sangat kritis dan ia terus berjuang bertahan hidup.”

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,