, ,

Melawan Pembalakan Ilegal, Ambrosius Ruwi Raih Magsaysay Award

AMBROSIUS Ruwindrijarto, biasa disapa Ruwi. Dia tokoh lingkungan yang telah belasan tahun konsern sebagai ‘penjaga’ hutan lewat aksi kampanye anti illegal logging. Dia juga  aktif mendampingi  warga lewat pengembangan usaha kerakyatan berbasis sumber daya alam. Buah kerja keras itu, Ruwi mendapatkan Magsaysay Award untuk kategori Emergent Leadership. Ini penghargaan prestisius yang kerap disebut Nobel Asia.

Peraih lain tahun ini, Chen Shu-Chu,  dari Taiwan, Romulo Davide, dari Filipina,  Kulandei Francis,  dari India,  Syeda Rizwana Hasan, dari Bangladesh,  dan Yang Saing Koma dari Kamboja.

Carmencita Abella  Presiden Ramon Magsaysay Award Foundation mengatakan, mereka itu adalah enam orang luar biasa. “Semua terlibat dalam menciptakan solusi berkelanjutan untuk kemiskinan dan ketidakberdayaan, apakah di hutan atau di lahan pertanian, di industri eksploitatif atau dalam pendidikan yang tidak memadai,” katanya.

Mereka bekerja tanpa pamrih dengan cara sederhana namun kuat. “Mereka ini menunjukkan bagaimana komitmen, kompetensi, dan kepemimpinan kolaboratif yang benar-benar dapat mengubah kehidupan jutaan individu dan menggembleng aksi masyarakat progresif. ”

Abetnego Tarigan Direktur Eksekutif Walhi Nasional, mengatakan, penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan internasional yang layak diapresiasi. Penghargaan ini, diharapkan dapat mengispirasi para aktivis lingkungan untuk aktif mengembangkan upaya-upaya kreatif dan bermanfaat untuk keberlanjutan bumi.

“Ruwi memang aktif dalam kampanye anti  illegal logging beberapa tahun lalu.” Kasus penting dia saat upaya penyanderaan oleh perusahaan Tanjung Lingga Group, Kalimantan Tengah.

Setelah perlawanan terhadap illegal logging, dia juga aktif mengembangkan usaha kerakyatan di sektor sumber daya alam. Komitmen pengembangan usaha rakyat itu, diteruskan setelah menjadi Presiden Telapak.

Di Indonesia,  ada beberapa tokoh yang sudah mendapatkan Magsaysay Award, antara lain, Pramoedya Ananta Tour  dan  Atmakusumah Astraatmadja untuk kategori  sama Journalism, Literature, and Creative Communication Arts, Ali Sadikin untuk Governtment Service. Penghargaan dengan kategori serupa dengan Ruwi, diraih juga oleh Dita Indah Sari.

Sudah ada 290 Nobel lain yang telah menerima penghargaan tertinggi di Asia ini sejak yayasan ini ada 1958. Mereka akan secara resmi diberikan Penghargaan Magsaysay pada 31 Agustus 2012 di Filipina International Convention Center (PICC).

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,