,

Paus Terdampar di Karawang, Relawan Kerja Keras Menarik Kembali ke Laut

Seekor paus jenis sperm whale yang terdampar di perairan dangkal pantai Tanjungpakis, Desa Pakis Jaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat sejak tiga hari silam masih terus berupaya diselamatkan oleh sejumlah relawan dari Jakarta Animal Aid Network, Polsek Pakis Jaya, 22 orang anggota Koppasus, relawan Tagana dan Sagara, kapal dari Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai, serta kapal dari Pertamina.

Paus dengan bobot sekitar 2.5 ton ini terdampar sekitar 500 meter dari bibir pantai Tanjungpakis sejak 25 Juli 2012 silam dan masih belum bisa lepas dari area dangkal hingga hari keempat. Kondisi paus ini sendiri terus melemah setalah empat hari terjebak di kedalaman sekitar 1.5 meter.

Upaya penyelamatan paus ini sendiri memang sulit, terkait dengan minimnya tali serta dangkalnya perairan. Berdasar laporan dari Republika.co.id, dalam evakuasi, tim gabungan sempat mengerahkan lima hingga enam kapal untuk menarik paus itu, tetapi tidak berhasil. Oleh karena itu, dia berharap ada tambahan kapal besar untuk melakukan evakuasi paus tersebut.

Informasi yang berhasil dihimpun, sejak Jumat pagi tangal 27 Juli 2012, tim sempat meminta bantuan 10 kapal kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Karawang. Akan tetapi, yang keluar hanya empat kapal dalam proses evakuasi paus bernama latin Physeter macrochepalus ini.

Paus berwarna hitam itu ditemukan nelayan setempat yang sedang mencari ikan pada Rabu 25 Juli 2012. “Ikan pausnya sangat besar dan panjang. Kalau diukur, panjangnya sama dengan perahu paling besar di sekitar Pantai Pakisjaya ini,” kata seorang nelayan setempat, di Karawang kepada Bisnis.com.

Sementara itu, pihak Jakarta Animal Aid Network mengatakan, kemungkinan paus ini terdampar karena adanya aktivitas  di pantai. “Kemungkinan paus terdampar karena ada aktivitas pengeboran pantai,” ujar Koordinator Satwa Liar Jakarta Animal Aid Network (JAAN), Iben, kepada detikcom, Sabtu 28 Juli 2012.

Menurut Iben, paus menggunakan sonarnya yang peka untuk navigasi dan mencari makanan. Salah satu aktivitas seperti pengeboran pantai dapat menyebabkan kesalahan arah dan kesulitan dalam sistem sonar paus. “Jadi sonar paus terganggu,” kata Iben.

Sementara, akibat keberadaan paus ini, pengunjung Pantai Tanjungpakis Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mengalami peningkatan dibandingkan hari-hari biasa menyusul terdamparnya paus berbobot sekitar 2,5 ton di perairan pantai tersebut.

“Jika dilihat dari tingkat kunjungan, jelas meningkat sejak ditemukannya paus terdampar di Pantai Tanjungpakis. Kalau hari-hari biasa, pengunjung sepi,” kata Ajas, petugas pengelola Pantai Tanjungpakis, Kecamatan Pakisjaya, Karawang kepada AntaraNews.com.

Tetapi peningkatan pengunjung tidak mengakibatkan omzet pengelola Pantai Tanjungpakis meningkat. Sebab umumnya, pengunjung lokal itu jarang membayar tiket masuk wisata pantai yang berlokasi di pesisir utara Karawang tersebut.

Berbeda dengan pengelola yang tidak mendapat kenaikan penghasilan dari peristiwa ini, para nelayan yang ada di seputar tempat terdamparnya si paus justru menangguk untung dari peristiwa ini. Sebagian besar nelayan ini mengaku menikmati rejeki dadakan akibat adanya aktivitas penyelamatan maupun keberadaan si ikan raksasa ini. Para nelayan memasang tarif Rp 5 ribu bagi masyarakat yang ingin menyaksikan peristiwa langka tersebut dari dekat, untuk dapat menyewa kapal-kapal nelayan setempat.

“Lumayan, mas, sejak kemarin saya total udah hampir Rp 2 juta,” ujar Jajang, salah satu nelayan yang menyewakan perahunya saat ditemui detik.com di Pantai Pakis Jaya, Jumat 27 Juli 2012.

Senada dengan Jajang, nelayan lainnya, Rosyid, juga mengaku dapat mengantongi duit Rp 500 ribu sehari yang didapatnya dari penyewaan kapal bagi masyarakat yang penasaran ingin melihat lebih dekat paus tersebut. “Ini minat masyarakat banyak jadi saya sewain. Bisa buat tambah makan keluarga,” ucapnya.

Namun, tingginya animo dari masyarakat untuk melihat paus dari dekat disesalkan oleh sebagian pihak. Terutama mereka yang berkepentingan untuk segera mengevakuasi paus sperma itu.

Banyaknya kerumunan kapal di seputar ikan paus ini mempersulit pergerakan tim evakuasi yang bekerja menarik mamalia ini. Selain itu, terbatasnya alat juga menjadi kendala penyelamatan. Setidaknya dibutuhkan tali dengan panjang minimal 300 meter yang sangat kuat untuk menarik paus ini dengan kapal agar bisa lepas dari area dangkal. Hingga hari Sabtu siang pukul 12.30, tim penyelamat masih berusaha menarik sperm whale ini, dengan mengikatkan simpul pada ekornya dan menarik dengan kapal Pertamina.

Akhirnya usaha keras seluruh tim penyelamat di hari Sabtu, 28 Juli 2012 hasil positif sekitar pukul 14.00 siang, saat kapal SAR yang menarik tubuh si paus pelan-pelan berhasil memutar tubuh mamalia besar ini dan menariknya ke tempat lebih dalam. Posisi paus sudah bergeser sejauh lebih dari 500 meter dari tempatnya terdampar. Setelah memasuki area lebih dalam, kapal tugboat KT Arjuna 206 mengambil alih tugas penarikan hingga mencapai kedalaman yang cukup untuk melepaskan si sperm whale ini.

Tali baru dilepaskan setelah kedalaman mencapai 20 meter, dan terus dikawal hingga lepas bebas ke wilayah yang aman untuk paus ini bergerak. Menjelang pukul 15.00 sore, ikan ini sudah bebas bergerak dan berenang. Sesekali tubuhnya timbul tenggelam beriringan dengan gelombang. Tugas penyelamatan selama tiga hari, sukses!

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , ,