Bekantan Akan Musnah 10 Tahun Lagi, Ayo Selamatkan Sekarang!

Kini Bekantan di Kawasan Teluk Balikpapan berharap cemas, pembangunan sekitar pesisir yang semakin gencar, membuat makanan Bekantan yakni rambai laut (Cassine viburnifolia (Juss.) Ding Hou) berkurang. Hilangnya makanan utama Bekantan tersebut, maka binatang primata itu akan mencari makanan lainnya seperti daun muda tanaman mangrove.

Hingga kini populasi Bekantan di Kawasaan Teluk Balikpapan mencapai 1.400 ekor, lebih banyak dibanding dengan populasi Bekantan yang ada di Sungai Hitam Samboja yang hanya mencapai sekitar 140 ekor. “Memang saat ini tidak ada yang tahu kalau di Teluk Balikpapan memiliki sekitar 1.400 ekor, yang tersebar di hampir semua hutan bakau sekitar Teluk Balikpapan,” ungkap Stan Lhota peneliti Bekantan lulusan dari Universitas Bohemea Selatan.

Bekantan di Sungai Hitam. Foto: Hendar

Diperkirakan sekitar dua hingga empat tahun kedepan populasi Bekantan akan berkurang, karena makanan pokok mereka mulai berkurang. “Kalau rambai laut mulai habis, maka Bekantan akan makan daun muda dari mangrove tertentu, namun tanaman bakau tidaklah menjadi makanan utama, makanan utama Bekantan itu rambai laut. Bekantan akan makan daun mangrove bila makanan utama mereka telah habis,” demikian Stan.

Bekantan (Nasalis larvatus) hidup secara berkelompok. Masing‑masing kelompok dipimpin oleh seekor Bekantan jantan yang besar dan kuat. Biasanya dalam satu kelompok berjumlah sekitar 10 sampai 30 ekor.

Hilangnya makanan utama Bekantan tersebut bermula dari makin maraknya pemukiman di pinggir sungai, terutama di Sungai Somber. Dengan hilangnya mangrove akan menyebabkan Bekantan akan mati dengan sendirinya. Akibatnya, dapat diprediksi, nantinya populasi Bekantan akan bergeser lebih ke dalam dan semakin lama-akan semakin tidak terlihat.

Satwa yang dilindungi ini lebih banyak menghabiskan waktu di atas pohon. Walaupun demikian Bekantan juga mampu berenang dan menyelam dengan baik, terkadang terlihat berenang menyeberang sungai atau bahkan berenang dari satu pulau ke pulau lain.

“Bekantan itu berbeda dengan hewan primata lainnya yang umumnya dapat berbaur dengan manusia untuk mencari makan. Sementara Bekantan merupakan binatang pemalu dan tidak berani untuk mendekati manusia. Sehingga ia tidak mungkin mencari makanan pengganti rambai laut,” papar Stan.

Status  binatang yang sering disebut sebagai kera belanda ini, dilindungi berdasarkan Ordonansi Perlindungan Binatang Liar Tahun 1931 No. 134 dan No. 266 jo UU No. 5 Tahun 1990. Berdasarkan daftar merah IUCN Bekantan termasuk dalam kategori terancam, dimana populasi satwa berada diambang kepunahan.

Diperkirakan sekitar sepuluh tahun ke depan, Bekantan tidak ada lagi di Teluk Balikpapan. Hal ini diungkapkan Stan. “Saya memperediksikan Bekantan akan hilang di Teluk Balikpapan, karena hilangnya ratai makanan mereka. Kita tidak bisa melihat lagi hewan yang hanya ada di Pulau Kalimatan ini.” ungkap Stan.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,