,

Pelestarian Kawasan Hutan Sagu di Sentani Lemah

PEMERINTAH Kabupaten Jayapura, mengaku lemah dalam menjaga pelestarian hutan sagu di Sentani. Padahal, daerah ini sudah memiliki Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 tahun 2000 tentang Pelestarian Kawasan Hutan Sagu. Sayangnya, peraturan itu mati suri. Hutan sagu tak terjaga, penebangan terus berlangsung.

Kepala bidang pembinaan hutan, Dinas Kehutanan Kabupaten Jayapura, Yance Toding mengaku, pemerintah lemah dalam menjalankan peraturan itu. Dinas Kehutanan sudah  berulang kali meminta DPRK Jayapura tegas dan meminta bupati beserta perangkat terkait menjalankan aturan ini.

“Kami sudah minta DPRD Kabupaten Jayapura tegas. Tapi, sampai sekarang tidak ada ketegasan. Alhasil, pohon sagu terus ditebang,” katanya, Senin(10/9/12).

Dinas Kehutanan akan berkoordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Jayapura membicarakan perombakan tata ruang hingga tak merugikan sagu. “Jadi, pembangunan ke depan tidak membabat pohon sagu.” Kehutanan juga akan memperbanyak papan larangan penebangan sagu di sejumlah tempat yang masih ada pohon ini.

Kepala Bappeda Kabupaten Jayapura, Edison Muabuay, mengatakan, potensi alam, khusus hutan sagu memang harus dilestarikan. “Pemerintah sama sekali tidak menghalangi setiap kegiatan pembangunan. Tapi, harus sesuai tata ruang dan wilayah,” ujar dia. Bappeda akan meninjau kembali tata ruang yang sudah mengorbankan sagu. “Pembangunan itu bakal ditegur.”

Paul Patti anggota DRPK Jayapura Komisi B mengatakan terkait, akan menyurati bupati dan instansi terkait menyikapi penebangan sagu marak akhir-akhir ini di Sentani.

Pada Mei 2011, Pemkab Jayapura memasang papan larangan penebangan sagu. Salah satu di Netar. Namun,  papan larangan itu tak digubris. Lahan sagu sekitar satu hektare lebih di Netar dibabat habis untuk pelebaran jalan. Tahun ini,  pelebaran jalan mengorbankan sagu di Kampung Asei Kecil dan Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur. Di kawasan ini, banyak pohon sagu ditebang dan dibakar.

Frans Felle, anak adat Sentani, mengatakan, pemerintah tak menjalankan aturan yang dibuat sendiri. Sagu terus ditebang. “Pohon sagu tidak dijaga. Saat ini, pohon terus jadi korban pelebaran jalan,” kata Frans. Selince Suebu, warga Kampung Harapan melihat penebangan hutan sagu marak. Kondisi, menimbulkan keprihatinan bagi masyarakat.

Aturan pelestarian kawasan hutan sagu bisa dilihat di sini

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,