,

Konversi Kawasan Hutan Jadi Pemandangan di Sepanjang Jalan Tim Kepak Sayap Enggang

Syahrani, warga Sungai Danau, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (Kalsel) menceritakan betapa alam dan hutan mereka telah rusak. Bencana pun datang.  Kini, setiap tahun banjir hadir bak langganan.

Pada 2010, banjir menghantam dan merenggut nyawa satu keluarga sebanyak empat orang meninggal. Tiga orang,  dua anak, sang ayah tak ditemukan jasadnya hingga kini. Banjir merendam desa ini hingga setinggi pintu rumah. Berlangsung berminggu-minggu.

“Kalau sudah banjir, kami tak mampu lagi beraktivitas, anak-anak pun terpaksa bolos sekolah,” katanya. Dia menuturkan kisah pahit warga desa ini kepada tim Kepak Sayap Elang-Mata Harimau yang singgah ke desa mereka.

Akhirnya, masyarakat yang merasakan dampak buruk dari kerusakan lingkungan, selain tumbuhan dan satwa liar yang kehilangan habitat. Konversi kawasan hutan menjadi konsesi perkebunan, hutan tanaman industri (HTI) dan pertambangan, menjadi menu pemandangan tim Kepak Sayap Enggang-Mata Harimau di hari pertama mereka, Senin(16/9/12). Seperti terjadi di Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut, Kalsel. Konversi lahan hutan untuk perkebunan dan pertambangan.

“Masa depan apa yang ditawarkan bagi penerus bangsa di wilayah ini, jika bencana ekologis akibat konversi lahan hutan merenggut hak-hak mereka,” kata Hegar Wahyu Hidayat, Direktur Eksekutif Walhi Kalsel, dalam rilis kepada media, Selasa(17/9/12).

Dari tahun ke tahun, katanya, kerusakan hutan terus terjadi.  Luas total hutan alam tersisa di Kalsel kurang dari 500 ribu hektare. “Tumpang tindih izin konsesi cermin kebijakan tidak tegas. Moratorium penebangan hutan harus mampu menyelamatkan hutan tersisa, perbaikan tata kelola hutan negeri ini tidak boleh hanya berhenti pada slogan.”

Kala hutan mereka rusak, alam terganggu, suasana desa yang tenang dan indah menjadi berubah muram kala bencana banjir rutin datang. Foto: Greenpeace

Zulfahmi, Jurukampanye Hutan Greenpeace Indonesia mengatakan, konversi kawasan hutan menjadi konsesi perkebunan, HTI,  maupun pertambangan terjadi. “Inilah fakta di lapangan, bagaimana kawasan hutan hancur secara sistematis. Kita harus bertindak bersama menyelamatkan yang tersisa.”

Penyelamatan hutan, ucap Zulfahmi, sebuah keharusan. “Greenpeace mendesak pemerintah  melindungi hutan menyeluruh demi masa depan,  dan meminta industri beralih kepada operasi lebih lestari dan berkelanjutan.”

Tim bergerak. Lima motor bercorak harimau dan tiga motor bercorak enggang, mengepak dan mengaum gagah berani dari Tanah Bumbu melaju menjadi saksi keterancaman hutan Kalimantan.  Kedatangan Tim Kepak Sayap Enggang -Mata Harimau disambut Bupati Tanah Bumbu, Mardani H Maming. “Saya sangat senang dan mendukung kegiatan peduli lingkungan dan pelestarian hutan semacam ini, “kata Mardani.

Tambang menghapus keindahan alam menjadi gersang. Foto: Greenpeace
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,