,

Puluhan Orangutan Terpaksa Menghuni Pusat Rehabilitasi Seumur Hidup

Upaya meliarkan kembali satwa setelah jatuh ke tangan manusia, memang tidak mudah. Sebagian bahkan tidak dapat kembali ke alam liar karena keterbatasan umur dan kondisi fisik. Dalam lokasi sekolah alam dan pusat rehabilitasi yang dikelola Yayasan Borneo Orangutan Survival di Samboja, Kalimantan Timur, orangutan yang mengalami keterbatasan ini ternyata sangat banyak jumlahnya. Sekitar 52 orangutan dari 224 ekor yang belajar di sekolah alam ini, bahkan tidak bisa kembali ke alam aslinya karena dikhwatirkan tidak bisa bertahan hidup.

Bujang salah satunya. Sejatinya Bujang adalah orangutan Kalimantan(Pongo pygmaeus morio), tapi Bujang tidak lama menghirup udara hutan Kalimantan. Dia menghabiskan sebagian besar masa hidupnya menjadi pemain sirkus di Pulau Sumatera.

Mantan pemain sirkus ini, kini menjadi salah satu penghuni Pulau 5 Samboja Lestari, yaitu pulau untuk orangutan yang tidak akan dilepas ke alam liar (unreleased). Samboja Lestari memiliki 7 pulau buatan untuk orangutan. Mayoritas digunakan untuk orangutan yang akan dilepasliarkan. Model pulau yang dikelilingi sungai selebar 3 sampai 5 meter agar orangutan tidak meninggalkan pulau.

Bujang dikenal sebagai orangutan yang cepat naik pitam. Dia menyambut riuh suara pengunjung dengan mematahkan ranting dan menggoyang pohon dan semak belukar. Setelah memandang tajam ke arah pengunjung, dia mengambil buah semangka yang belum dimakan lalu melemparnya ke arah pengunjung. “Bujang memang dikenal temper,” ujar Manajer Program Samboja Lestari Aschta Boestani Tajudin kepada Mongabay Indonesia.

Menurut Aschta, Bujang berbeda dari orangutan pejantan lainnya. Dia tidak terlalu tertarik dengan orangutan betina. Itulah yang menyebabkan di usianya yang sudah dewasa, Bujang belum memiliki pasangan betina. Apakah Bujang pejantan pemilih atau menyukai orangutan sejenis? Menurut Aschta, Bujang juga tidak suka bergaul dengan orangutan jantan yang mengindikasikan Bujang bukan penyuka sejenis.

Orangutan yang tinggal di kawasan Samboja Lestari bukan hanya didapat dari Indonesia. Beberapa diantaranya berasal dari luar negeri. Salah satunya Jurin, yang sempat tinggal di negeri sakura, Jepang. Dia diselundupkan ke Jepang melalui Pulau Bali menggunakan salah satu maskapai terkemuka di Indonesia. Setelah bertahun-tahun meninggalkan kampung halaman, Jurin akhirnya berhasil kembali ke Kalimantan Timur.

Dari 224 orangutan yang ada di BOS, kurang lebih  90 persen merupakan orangutan hasil sitaan dari kawasan Kutai Kertanegara dan selebihnya dari wilayah Paser dan Berau.

Orangutan sangat membantu penyebaran biji berbagai jenis pohon di hutan, baik itu buah-buahan maupun tanaman lain. Menurut data dari International Workshop on Population Habitat Viability Analysis tahun 2004, urangutan Kalimantan kini tinggal tersisa sekitar 57.700 individu. Sementara di Sumatera sekitar 7.500 individu. Status keterancaman mereka menurut Daftar Merah IUCN, adalah kategori terancam untuk orangutan Kalimantan, dan sangat terancam untuk saudara mereka di Sumatera.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,