RI-Jerman Tingkatkan Kerja Sama Kehutanan

Indonesia dan Jerman menyepakati akan menguatkan kerja sama kemitraan komprehensif bidang kehutanan. Demikian hasil pertemuan bilateral Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan dan Wakil Menteri Pertanian, Pangan dan Perlindungan Konsumen Jerman, Peter Bleser saat kunjungan dua hari ke Jerman

Kerja sama ini,  sebagai tindak lanjut kunjungan Kanselir Merkel ke Indonesia Juli lalu, melalui Forest and Climate Change Programme (FORCLIME) yang sudah berjalan, termasuk implementasi REDD+. Juga pengembangan energi terbarukan seperti energi biomas dari hutan tanaman (wood pellet), terkait program penghentian energi nuklir di Jerman pada 2022.

“Ini peluang bagi Indonesia di pasar Jerman,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Kehutanan (Kemenhut), Hadi Daryanto, dalam rilis kepada media yang diterima Sabtu(13/10/12).

Dalam kunjungan pada 8-9 Oktober 2012 ini, Menteri Kehutanan RI, Zulkifli Hasan menjadi pembicara utama dalam roundtable discussion dengan pemangku kepentingan di Jerman, yang diadakan KBRI Berlin di Bonn, 8 Oktober 2012.

Dialog dibuka resmi Duta Besar RI Berlin, Eddy Pratomo. Dalam acara ini dikupas berbagai isu kehutanan terkini di Indonesia seperti moratorium izin konversi hutan alam dan lahan gambut, Demonstration Activity REDD+, konflik lahan, maupun penyelesaian tata ruang. Dibahas juga, mengenai System Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), \negosiasi dengan Uni Eropa terkait Voluntary Parnertship Agreement (VPA) dan EU Trade Regulation 2013, pemberantasan illegal logging, sampai tata kelola kehutanan.

Di Jerman, Menhut mendapat penghargaan dari Kementerian Lingkungan dan Energi Negara Bagian Hessen, atas kerja sama kehutanan yang terjalin selama lebih dari 45 tahun antara Indonesia dan Jerman. Penghargaan diberikan oleh Wein Meister kepada Zulkifli Hasan, disaksikan Duta Besar RI Berlin, Eddy Pratomo, dan Sekjen Kementerian Kehutanan RI, Hadi Daryanto dan Dirjen Kehutanan Kementerian Lingkungan dan Energi, Carsten Wilke, pada 9 Oktober 2012 di Wiesbaden.

Menhut  juga mengunjungi KPH Chaussehaus Wiesbaden seluas 13.000 hektar, sambil melihat pengelolaan hutan produksi lebih dari 200 tahun termasuk rekreasi, perlindungan hutan dan produksi kayu.

Pada 11 Oktober, Menhut di Korea Selatan (Korsel), mendapat gelar DR HC Public Administration dengan Orasi ilmiah Indonesia Forest Management and Policy Refom in Adressing Climate Change. “Ini terkait reformasi kebijakan kehutanan dalam perubahan iklim lewat REDD+,” kata Hadi.

Kebijakan kehutanan ini antara lain, moratorium izin konversi hutan alam dan gambut, serta kebijakan konservasi hutan alam untuk biodiversiti dan mempertahankan stok karbon. “Lalu memberantas illegal logging dan penegakan hukum perambah hutan dan lain-lain.”

Rektor Universitas Sejong,  Dr Shin Koo berharap, Menhut  sebagai alumni, dapat meningkatkan hubungan khusus bidang pendidikan. Saat ini, ada sembilan mahasiswa Indonesia belajar S2 dan S3 di Sejong.

Dalam kesempatan ini, Menhut ke Dong Hwa, kawasan industri perkayuan. Ini industri yang mendaur ulang limbah kayu di Korea untuk  MDF dengan kapasitas 200.000 meter kubik per tahun guna konsumsi dalam negeri.

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,