Lebih 400 Nama Menambah Panjang Daftar Spesies Terancam & Punah di Dunia

International Union for Conservation of Nature (IUCN) kembali memperbarui data spesies-spesies yang masuk dalam Daftar Merah mereka. Saat ini IUCN menyatakan ada sekitar 20.219 spesies yang berada dalam resiko musnah dari muka bumi,

Dalam data terbaru Daftar Merah mereka, IUCN menambahkan 402 jenis spesies ke dalam berbagai kategori, mulai dari terancam hingga punah. Spesies-spesies seperti kadal Mesir dan ikan air tawar Sichuan Taimen di Cina masuk dalam kategori terancam. Sementara, dua spesies tanpa tulang belakang, yaitu seekor kecoa dari Seychelles yang terakhir terlihat tahun 1905 dan siput air tawar bernama Little Fat Top dari negara bagian Alabama, Amerika Serikat kini masuk ke kategori punah.

“Spesies-spesies tersebut tidak akan ditemui di tempat lain,” ungkap Direktur Konservasi Keragaman Hayati IUCN, Jane Smart disela-sela Konvensi Keragaman Biologi PBB di Hyderabad, India bagian selatan 18 Oktober silam.

Dalam laporan ini, sekitar 83% spesies palem di Madagaskar juga berada diambang kepunahan. Termasuk diantaranya yang disebut ‘Suicide Palm‘, atau Palem Bunuh Diri, karena memiliki ketinggian hingga 18 meter dan mereka akan mati setelah berbunga dan menghasilkan bibit baru. Hanya sekitar 30 spesimen yang diketahui masih eksis di dunia saat ini.

Menurut IUCN sekitar seperempat mamalia dunia, yaitu 13 persen burung, 41% amfibi dan 33 persen terumbu karang sangat beresiko punah.

Hal ini menjadi sebuah peringatan keras bagi para menteri dan perwakilan berbagai negara yang berkumpul di Hyderabad dalam pertemuan dunia ini untuk terus menekan laju kemusnahan sumber daya alam, terutama mendorong keinginan politik mereka yang diiringi dengan pendanaan yang sepadan untuk melakukan aksi nyata di lapangan.

Selain berita buruk, sebuah berita baik juga muncul disela pertemuan tingkat tinggi dunia ini. IUCN telah mengeluarkan deapan spesie dari kategori punah di data terbaru mereka. Termasuk spesies pohon dari Tanzania bernama Erythrina Schiebenii, lalu lima spesies moluska, katak kerdil dari Srilanka dan spesies katak dari Costa Rica bernama Holdridge’s Toad.

Terkendala Komitmen Pendanaan

Pertemuan Biologi Dunia PBB ini dilakukan dua tahun setelah banyak negara-negara anggota PBB menyetujui rencana berisi 20 poin dalam konferensi Keragaman Biologi di Nagoya Jepang tahun 2010 silam, yang mengekpresikan kekhawatiran terus menurunnya jumlah tanaman dan spesies satwa di dunia yang menjadi sandaran manusia dalam hal pangan, tempat tinggal dan kehidupan. Implementasi rencana ini kemudian terkendala keterbatasan dana dan pembicaraan di Hyderbad saat ini salah satunya adalah membicarakan terkait komitmen finansial negara-negara di dunia untuk mengatasi hal ini.

Pakar ekonomi lingkungan Pavan Sukhdev mengatakan hari Rabu tanggal 17 Oktober silam kepada Agence France Presse bahwa tim panel sudah menyimpulkan bahwa dana sebesar 150 hingga 440 miliar dollar Amerika diperlukan untuk mencapai tujuan rencana 20 poin yang telah disepakati di Jepang. Upaya konservasi dunia saat ini, menghabisakan kira-kira 10 miliar dollar AS per tahun.

Dengan tenggat waktu tahun 2020, negara-negara di dunia harus berupaya menekan laju kerusakan habitat hingga setengahnya, memperluas area konservasi, mencegah kepunahan spesies yang ada di dalam daftar terancam dan merestorasi setidaknya 15% ekosistem yang terdegradasi.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,