,

Play Loud, Save Orangutan: Upaya Kaum Muda Peduli Orangutan Melalui Musik

Unit kegiatan mahasiswa SEXEN, Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta bersama Centre for Orangutan Protection (COP) menyelenggarakan acara musik Play Loud: Save Orangutan, Selasa malam, 27 November 2012, pukul 19.00 di lapangan Realino, USD Yogyakarta.

Menurut panitia Play Loud, Dinda Ayu Pradipta, konsep acara ini menyisipkan informasi tentang Orangutan kepada penonton dan masyarakat luas. Dinda menambahkan, sebagai UKM musik mereka tidak hanya membuat hanya acara musik tanpa pesan. Tahun ini, kepedulian terhadap orangutan menjadi tema utama. “Panitia akan mengumumkan donasi yang terkumpul, melalui jejaring sosial media sebagai bentuk keterbukaan panitia,” ungkap Dinda kepada Mongabay Indonesia.

“Tiket yang terjual pada acara ini, semuanya akan di donasikan untuk Orangutan melalui COP,” tambah Dinda.

Pameran foto orangutan, memberikan edukasi kepada kaum muda untuk menghargai satwa langka Indonesia. Foto: Aji WIhardandi

Dana yang terkumpul akan digunakan untuk merehabilitasi 13 Orangutan yang menjadi dampingan COP di Kalimantan Timur. COP saat ini sedang berkampanye kepada pemerintah dan kebun binatang di Indonesia, terkait bentuk konservasi yang berstandar Internasional di Kalimantan Timur. “Ketika Orangutan lumpuh atau cacat, atau sudah tua dan tidak bisa kembali ke habitatnya, maka COP akan menyiapkan rumah kedua yang layak bagi Orangutan selama sisa masa hidupnya,” tutup Daniek.

Daniek Hendarto, Juru Kampanye COP, kepada Mongabay Indonesia mengatakan, ia mengapresiasi COP karena memberikan kesempatan kepada anak muda yang peduli terhadap satwa asli Indonesia, terutama Orangutan. “Selain itu, acara ini juga menjadi kampanye COP di Jogja agar Kebun Binatang Gembiraloka menghentikan sirkus dan foto bareng Orangutan,” kata Daniek.

LaQuena menghentak lewat musik cadas, dan mengingatkan pentingnya habitat bagi satwa langka Indonesia. Foto: Aji WIhardandi

Sirkus dan foto bareng Orangutan, bukanlah bentuk edukasi yang benar. Karena, Orangutan saat dilatih mendapatkan intimidasi, dan tekanan.  Bahkan saat sesi foto, mereka ditakuti dengan cambuk agar tidak dipukul. Ini merupakan bentuk eksploitasi. “Sayangnya pemerintah tidak tegas terhadap kebun binatang yang mengeksploitasi Orangutan dan satwa lainnya di Indonesia,” tambah Daniek.

COP saat ini sedang melakukan kampanye terhadap 3 kebun binatang di Indonesia agar menghentikan pertunjukan sirkus dan foto bareng Orangutan. Ketiganya adalah Gembiraloka di DI Yogyakarta, Taman Safari (Jakarta) dan Maharani Zoo (Lamongan, Jawa Timur). Selain itu, COP juga mengapresiasi terhadap Taman Satwa Taru Jurug, Solo, yang saat ini lebih baik dalam mengelola dan melakukan konservasi terhadap satwa, termasuk Orangutan.

Save or Delete? Foto: Aji Wihardandi
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , ,