,

Pekerja Sawit PT BCA di Marauke Tuntut Kenaikan Upah

Masyarakat sekitar kebun sawit di Malind Bian, Kabupaten Marauke, Papua, tak hanya terjepit karena tanah dikuasai perusahaan. Mereka yang bekerja di kebun pun berpenghasilan rendah. Contoh di PT. Berkat Cipta Abadi (BCA), digaji rendah. Mereka berulangkali menuntut kenaikan upah, tetapi tak diindahkan hingga kini.

Melkias Basik-Basik, pekerja PT BCA mengatakan, mulai bekerja di perusahaan itu Juli 2012 sebagai tenaga borongan. “Kami mengeluh gaji terlalu kecil. Yang sudah lama bekerja saja baru Rp1, 922 juta.” Jumlah itupun dibayar sesuai hari kerja.  “Per hari dihitung  Rp62 ribu.” Untuk itu, karyawan meminta perusahaan menaikkan upah per hari sekitar 20 persen. “Mungkin bayaran bisa ditambah jadi Rp82 ribu per hari. Tapi belum ada tanggapan,” katanya, Selasa(8/1/2013).

Menurut dia, tuntutan kenaikan gaji kerap disuarakan kala pekerja pejabat pejabat perusahaan berkunjung ke lapangan. “Kami sudah usul berkali-kali saat kunjungan. Tapi, sampai sekarang, belum ada tanggapan,”  kata Paul Ndiken karyawan lain.

Paul mengungkapkan, ada tunjangan lain selain gaji tetapi dibayar jika karyawan bekerja lembur sebesar Rp400 per hari. Tak ada bonus..”Penggajian ini berlaku utuk mereka yang menyemprot sawit, membersihkan kelapa, dan menggerek buah.”

Ironisnya, rata-rata pemilik lahan bekerja sebagai pembersih dan penyemprot bibit sawit. Lainnya, menjolok buah sawit. Hanya dua orang pemilik lahan sebagai staf administrasi dalam kantor. Aktivis Sekretariat Keadilan dan Perdamaian (SKP) Keuskupan Agung Merauke, Nelis Tuwong mengatakan, bukan hanya gaji yang dibayar tak layak. Harga lahan warga per hektar pun rendah.  “Informasi terkait harga tak diberitahukan. Kesepakatan penggajian juga tak disampaikan.”

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,