Video Warga: Perambahan Hutan di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau

Hutan di tengah Taman Nasional Tesso Nilo, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, rusak semakin parah. Video berdurasi 18 menit ini menggambarkan nestapa hutan TNTN dengan cara dibakar lantas beralih fungsi menjadi  tanaman sawit dan karet yang dilakukan oleh perambah dominan bukan masyarakat tempatan.

Perambah yang tinggal di dalamnya, seringkali tak tahu kebun sawit yang mereka kelola berada dalam kawasan TNTN. Seorang petani bahkan membeli lahan sawit seluas 18 hektare dari Ninik Mamak Bathin Hitam atau masyarakat hukum adat asli Pelalawan. Mereka berdua keberatan jika dibilang perambah dan mengaku mustahil keluar dari TNTN, lantaran hanya kebun sawit ini tempat mereka bergantung hidup.

WWF merinci, puncak perambahan mulai meningkat tajam pada 2006 sekitar 14.164,85 hektar. Pada 2008 mencapai 14.704,06 hektar, paling luas pada tahun 2009 mencapai 16.305,06 hektar. Hingga tahun 2011 luas perambahan mencapai 52.266,50 hektar telah menjadi kebun kelapa sawit sekitar 36.353,50 hektar, tanaman karet capai 993.000 hektar.

Menurut hasil investigasi Balai TNTN dan WWF Riau, sekitar 2.279 Kepala Keluarga telah menetap dalam kawasan TNTN: 2.176 (95 persen) KK merupakan pendatang dari luar desa  sekitar TNTN  dan hanya 666 KK (5%) masyarakat sekitar kawasan TNTN.

Tesso Nilo ditetapkan sebagai taman nasional melalui perubahan fungsi dari Hutan Produksi Terbatas seluas  83.068 hektar oleh Kementerian Kehutanan. Kawasan ini memiliki tingkat keragaman hayati sangat tinggi. Ada sekitar 360 jenis flora tergolong dalam 165 marga dan 57 suku untuk setiap hektarnya. Tesso Nilo juga dikenal sebagai habitat bagi beraneka ragam jenis satwa liar langka, seperti Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), berbagai jenis Primata, 114 jenis burung, 50 jenis ikan, 33 jenis herpetofauna dan 644 jenis kumbang.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,