, ,

Ada 7.000 an Penambang Rakyat di TN Bogani Nani Wartabone

Sekitar 7.000 an penambang rakyat mengelola lebih dari 1.100 hektar sebagai lokasi tambang. Ada pula tambang skala besar, sekitar 32 perusahaan sudah mendapatkan izin. Sebagian mereka ada yang memiliki areal tambang di atas 10 ribu hektar.

Laporan Badan Lingkungan Hidup, Riset dan Teknologi Informasi (Balihristi) Gorontalo, ada sekitar 7.000 an penambang rakyat di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Di taman nasional ini, ada beberapa lokasi pertambangan, paling besar titik bor 15. Untuk mencapai lokasi ini, tersedia ojek dengan ongkos Rp250 ribu per orang. Sisa perjalanan, harus berjalan kaki.

“Mereka ada yang bekerja menggali bijih di lubang dan ada di tempat pengolahan,” kata Rugaya Biki, Kepala Bidang Lingkungan di Balihristi Gorontalo, kepada Mongabay, Kamis (28/3/13).

Dalam memproses bijih emas penambang menggunakan tiga cara, menggunakan tromol (ball mill), tong (agitated tank leached), dan perendaman (heap leaching). Metoda tromol menggunakan silinder penggiling diputar dengan mesin diesel dan batu penghancur serta merkuri untuk mengekstraksi emas dari bijih. Denngan tong, dan perendaman menggunakan sianida sebagai pereaksi untuk mengekstraksi emas dari bijih. “Beban pencemaran dari kegiatan penambang ini mengalir ke Sungai Bone dan Sungai Tombulilato.”

Rugaya mengatakan, status wilayah penambang emas rsakyat ini dalam area kontrak karya PT Gorontalo Mineral, milik grup Bakrie. Namun, para penambang tidak mau tergusur dari wilayah itu karena mereka penduduk asli di Gorontalo. Mereka sudah menambang sejak awal 1990-an.

Pertambangan rakyat secara manual dan tradisional sampai semi mekanik ini seluas 898,03 hektar pertambangan emas, 96,101 hektar batuan, dan 90,9 hektar pertambangan pasir dan kerikil.

Area pertambangan rakyat tersebar di seluruh provinsi. “Sebagian dari pertambangan ini, terutama emas merupakan kegiatan ilegal dan berada di Kabupaten Bone Bolango, Pohuwato, dan Gorontalo Utara. Pengolahan bijih menggunakan merkuri dan sianida. Limbah cair ini dibuang langsung ke aliran sungai dekat pertambangan.”

Namun Dani Hulukati, seorang penambang rakyat di kawasan titik bor 15 mengatakan, cara mereka mengolah emas menggunakan air perak atau merkuri masih tergolong aman. Mereka tak membuang limbah ke sungai,  tapi dibuat tempat penampung khusus.

Penampung khusus ini berbentuk seperti kolam renang. Limbah tambang itu dibuang ke tempat itu dan terlihat menyatu dengan tanah. “Jadi kami sebenarnya lebih aman, karena di antara penambang itu sudah membuat aturan sendiri, yakni dilarang membuang air perak ini ke sungai.”

Para penambang mengklaim, dengan kehadiran tambang rakyat sejak 1992 itu, kerusakan hutan di taman nasional justru mampu diminimalisir. Menurut mereka, para perambah hutan, seperti pencari rotan, kayu, peladang berpindah-pindah, perburuan liar, dan pemburu maleo, perlahan-lahan hilang. Mereka mulai beralih menjadi penambang emas. ”Kami sadar, selama ini selalu dianggap ilegal, liar, dan perlu dikeluarkan dari taman nasional. Namun, kelangsungan hidup kami bisa terancam jika tidak menambang,” kata Dani.

Menurut dia, sebenarnya, yang merusak hutan itu perusahaan tambang skala besar. “Kami menolak perusahaan tambang skala besar ada di wilayah ini.”

Bagaimana perusahaan tambang besar yang bakal menguasai areal dan beroperasi di daerah ini? Dalam catatan Balihristi, perusahaan tambang yang terdaftar dan sebagian sudah mendapatkan izin ada 32 perusahaan. Perusahaan ini memiliki area tersebar di lima kabupaten di Gorontalo.

Beberapa perusahaan yang memiliki areal diatas 10 ribu hektar adalah PT Gorontalo Mineral, PT Rimbunan Nusantara Abadi, PT Citra Bumi Merindo, PT Gorontalo Sejahtera Mining, PT Suma Heksa Sinergi, dan Pertambangan Bumi Indonesia. “Jenis bahan galian sebagian besar emas, sebagian kecil tembaga dan batuan,” kata Rugaya.

Lokasi Taman Nasional Bogani Nani Wartabone secara administratif terletak di antara dua provinsi: Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, dan di Kecamatan Suwawa dan Bone Pantai, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Luas keseluruhan 287.115 hektar. Yang masuk Gorontalo 110 ribu hektar.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,