,

Harrison Ford Cecar Menhut Soal Kerusakan Hutan, Tanam Pohon Bareng Pun Batal

Dalam syuting film dokumenter berjudul Years of Living Dangerously, Harrison Ford telah mengunjungi tiga lokasi yang mengalami kerusakan hutan parah di Indonesia: Kalteng, Riau dan Taman Nasional Tesso Nilo.

Agenda tanam pohon bersama antara Harrison Ford, aktor ternama Hollywood dan Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan, di halaman Manggala Wanabhakti, Senin sore (9/9/13), batal. Padahal, tanah sudah digali, pohon siap ditanam. Ada apa? Ternyata, saat Horrison Ford mewawancarai Zulkifli,  untuk pembuatan film dokumenter Years of Living Dangerously, berakhir dengan bersitegang.

Harrison Ford tiba di Kemenhut sekitar pukul 14.00 dan meninggalkan Manggala Wanabakti pada 15.30-an. Rencana tanam pohon usai wawancara pun buyar. Menhut langsung menggelar jumpa pers. Sedang Ford, tak bersedia diwawancara maupun difoto dengan alasan kontrak bersyarat.

Zulkifli mengatakan, saat wawancara Ford menanyakan seputar kerusakan hutan di Indonesia, seperti di Taman Nasional Tesso Nilo, sampai Kementerian Kehutanan yang minim menerbitkan izin restorasi ekosistem.

Pemeran Indiana Jones ini berang melihat kerusakan hutan di berbagai daerah di Indonesia. Sejak awal September 2013, dia sudah datang dan syuting di Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng), Riau dan Taman Nasional Tesso Nilo. Ketiga daerah ini mengalami kerusakan hutan parah.

Ford menanyakan mengapa perambah di Tesso Nilo tak langsung ditangkap satu per satu hingga kerusakan hutan bisa dihentikan. Menurut Ford, penduduk lokal malah setuju hutan dijaga.

“Saya jelaskan kerusakan hutan bertahap kita perbaiki. Tidak mudah menjelaskan mengapa kita tidak menangkap masyarakat perambah hutan yang ribuan itu. Anda bayangkan seperti di Mesuji, satu orang ditangkap, jalan diblokir selama enam hari. Mungkin di negara maju nggak ada yang seperti ini.”

Menurut Menhut, pemerintah tak lagi menggunakan pendekatan keamanan (security). Jadi, penanganan di Tesso Nilo, pun melalui pendekatan kesejahteraan. Saat ini, diupayakan mencari lahan pengganti guna memindahkan warga pendatang itu dari kawasan taman nasional. Namun, katanya, mencari lahan pengganti itu juga tak mudah.

Ford tetap tak puas dengan penjelasan Menhut. “Tidak mudah menjelaskan kepada Harrison yang baru datang, emosional karena kecintaan terhadap rain forest dan satwa. Emosi tinggi,” kata Zulkifli dikutip dari Gatra.com.

Sayangnya, sebelum wawancara, kata Menhut, tak ada waktu berdiskusi dulu hingga saling memahami walaupun memiliki pandangan berbeda. Waktu terbatas, Ford datang langsung syuting.

Dikutip dari Tempo.co, sejak 5 September 2013, Ford sudah berada di hutan rawa gambut di Palangkaraya, Kalteng. Avi Mahaningtyas, aktivis lingkungan yang mendampingi Ford, mengatakan, peralatan dokumentasi film dan ponsel Ford terkena air. “Pagi ini, kami baru keluar dari hutan. Sejak kemarin, ponsel kami basah.”

Selesai mengambil gambar di hutan rawa gambut Kalteng, tim Ford itu melanjutkan perjalanan ke Riau. Sebelum itu, pada 2 September 2013, aktor kawakan itu syuting di Kopitiam Oey, Jalan Sabang, Jakarta Pusat. Dia mewawancarai Kuntoro Mangkusubroto, Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).

Pada Selasa (10/9/13), Ford dijadwalkan mewawancarai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Wah, bisa jadi lebih emosional lagi Ford.

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,