,

Masuk Kebun Durian di Pidie, Orangutan Sumatera Dibawa ke Pusat Rehabilitasi

Satu orangutan jantan dewasa, ditemukan warga Dusun Alue Breuh, Desa Mane, Kecamatan Mane, Kabupaten Pidie, Aceh, sejak Sabtu 26 Oktober 2013, tersesat di kebun durian dekat pinggiran hutan. Orangutan itu sudah tiga hari diikat di sebuah lapangan dekat Meunasah desa dan menjadi tontonan warga.

Tim Sumatran Orangutan Conservation Programe (SOCP) Selasa pagi 29/10/2013 tiba di Mane dan segera mengevakuasi orangutan ini ke Pusat Rehabilitasi Orangutan di Desa Batu Mbeling, Kecamatan Sibolangit, dekat Medan, Sumatera Utara (Sumut). Asril, staf SOCP, mengatakan, orangutan ini dilaporkan sakit dan lemas, tak lagi mau makan, dan ikatan sudah dibuka.

SOCP baru mendapat laporan tenemuan orangutan itu Senin. Mereka terpaksa menempuh perjalanan darat karena harus membawa kandang transfer orangutan yang cukup besar.

Menurut Asril, orangutan itu sudah lama terlihat di belakang CRU Mane. Namun, dalam sebulan belakangan tak terlihat lagi. “Ternyata nyebrang sungai dan masuk kebun warga.”

Sulaiman, Ketua Mukim Mane mengatakan, warga berniat menyelamatkan orangutan itu dengan menangkap beramai-ramai. Orangutan itu sempat turun ke tanah, lalu memanjat pohon. Warga terpaksa menumbangkan pohon yang dipanjat orangutan itu untuk menangkap, lalu membawa ke desa. Orangutan itu hanya diam dan tidur. Warga memberi makan pisang. “Para pimpinan muspika dan staf BKSDA sudah datang melihat orangutan itu Minggu kemarin, kami menunggu ada yang menjemput.”

Penemuan orangutan di hutan Mane,  katanya, tak pernah terjadi sebelum ini. Wilayah mereka memang tidak ada orangutan. Hutan Mane menjadi bagian ekosistem Ulu Masen. Habitat alami orangutan Sumatera di Aceh hanya di Kawasan Ekosistem Leuser.

Meski di hutan Cagar Alam Jantho Aceh Besar yang menjadi bagian Ulu Masen ada kawasan pelepasliaran orangutan, Sulaiman tidak yakin orangutan itu dari Jantho. Sebab, hutan daerah mereka tidak tersambung dengan cagar alam. “Jantho tersambung dengan Aceh Jaya dan Tangse, dengan Mane tidak.”

Ian Singleton, Direktur SOCP mengatakan, beberapa tim survei  pernah mengamati beberapa  sarang di daerah itu sekitar 2006-2009. Ada laporan dari pendudukan keberadaan orangutan liar di sekitar hutan. “Teori saya mungkin beberapa orangutan dibebaskan atau melarikan diri dari pemilik ilegal.”

“Saya tahu pasti banyak pos TNI dan brimob memelihara orangutan ilegal selama konflik dan beberapa orang aparat mengatakan kepada saya mereka melepas orangutan di hutan di Aceh . Karena itu yang mungkin bisa salah satu dari mereka , yang bertahan di alam liar setelah dilepas atau melarikan diri,” kata Ian.

Ian mengatakan, akan mencoba mengecek apakah itu salah satu dari orangutan yang sudah mereka lepasliarkan di Cagar Alam Jantho. “Kami memeriksa foto jantan dewasa yang telah dilepasliarkan. Saya ragu itu Kermal karena ia masih kami lihat dan dengar ada di Jantho. Dari foto itu bukan Seuna’am atau Avatar?”

SOCP bekerjasama dengan BKSDA Aceh membangun daerah pelepasliaran orangutan di Jantho sejak 2011. Hingga saat ini sudah melepas sekitar 50 orangutan hasil sitaan dari pemeliharaan ilegal di Aceh.

Saat evakuasi orangutan yang ditemukan warga dan dimasukkan bekas kandang sapi di Pidie. Foto: COP
Saat evakuasi orangutan yang ditemukan warga dan dimasukkan bekas kandang sapi di Pidie. Foto: Centre for Orangutan Protection (COP)
Sebelum dibawa ke pusat rehabilitasi di Sumut, orangutan diperiksa tim medis dari SOCP. Foto: Fora
Sebelum dibawa ke pusat rehabilitasi di Sumut, orangutan diperiksa tim medis dari SOCP. Foto: Forum Orangutan Aceh (Fora)
Orangutan  di dalam kandang sapi, sebelum dibawa ke pusat rehabilitasi. Foto: Fora
Orangutan di dalam kandang sapi, sebelum dibawa ke pusat rehabilitasi. Foto: Forum Orangutan Aceh (Fora)
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,