Spesies Baru Ikan Flasher Wrasse Ditemukan di Nusa Tenggara Timur

Dunia bawah laut Indonesia masih menyimpan ribuan misteri. Berbagai jenis spesies unik, hingga kini masih terus menanti ditemukan. Kabar terbaru dari balik keindahan dunia bawah laut Indonesia, muncul dari perairan di Nusa Tenggara Timur setelah sejumlah pakar dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia bersama sejumlah pakar dari University of California mengidentifikasi spesies flasher wrasse terbaru dan dinyatakan sebagai spesies independen dan berbeda dari 16 jenis spesies flasher wrasse yang sudah dikenal sebelumnya.

Spesies baru ini dinamai Parcheilinus rennyae, untuk menghormati salah satu pakar yang paling berjasa dalam taksonomi ikan di Indonesia, yaitu Renny Kurnia Hadiaty. Sepanjang 27 tahun kariernya, Renny mengabdikan dirinya dalam bidang ini dan banyak menulis bersama pakar ikan dunia Gerald Allen yang kini bekerja untuk Conservation International.

Parcheilinus rennyae ini diketahui hanya ada di wilayah Barat Daya di Pulau Flores dan Pulau Komodo dan memiliki warna yang sangat indah. Spesies ini adalah spesies flasher wrasse ke-17 yang sudah diketahui oleh manusia, bentuk sirip di tubuh bagian atas yang melengkung serta warna oranye menyala di di tubuhnya menjadi ciri utama ikan ini.

Secara genetik mengindikasikan bahwa ikan ini masih kerabat dekat dari Parcheilinus angulatus yang berasal dari Filipina dan Pulau Kalimantan di bagian utara, namun kedua spesies ini berbeda terutama dari bentuk sirip tengahnya.

Pakar ikan Renny Kurnia Hadiaty sendiri merasa sangat bersyukur atas penghargaan ini. “Saya merasa sangat terhormat, bukan saja karena ini ikan yang sangat indah namun juga karena penulis utama dari deskripsi ikan ini adalah rekan dekat dan pakar ikan yang sudah sangat dikenal dunia, Gerald Allen,” ungkap Renny, sang kurator koleksi ikan di Museum Zoologi Bogor dalam pernyataannya seperti tertuang dalam rilis yang diterbitkan oleh Conservation International pada hari Rabu 13 November 2013.

Penemuan spesies baru ini tentu membawa dampak terhadap keberlangsungan siklus hidup ikan ini. Tanpa perlindungan yang baik, maka ikan ini akan cepat terancam seiring dengan pemberitaan media yang masif. “Kami sangat gembira bahwa salah satu ilmuwan muda kami, Ni Luh Astria Yusmalinda berhasil menerbitkan jurnal internasionalnya yang pertama berdasar dari analisis genetik spesies baru ini dan kerabat dekatnya,” ungkap Ngurah Mahardika dari Pusat Penelitian Keragaman Hayati Universitas Udayana, Bali.

Ikan jenis flasher wrasse sendiri sangat terkenal di kalangan penyelam dan fotografer bawah air karena warna mereka yang sangat mencolok akan terlihat jelas saat mereka melakukan proses kawin sekitar satu jam sebelum matahari terbenam. Menjelang senja, ikan-ikan wrasse ini akan berpendar kecoklatan.

Sejumlah pakar yang terlibat dalam penemuan spesies baru ini terdiri dari Pusat Penelitian Keragaman Hayati Universitas Udayana Bali, Universitas Negeri Papua di Manokwari, Universitas Diponegoro Semarang, University of California Los Angeles dan Conservation International Indonesia.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,