, ,

Longsor dan Banjir di Tanah Karo, 9 Orang Tewas

Belum usai letusan Gunungapi Sinabung, di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut), kini tanah longsor dan banjir kiriman terjadi di kabupaten ini pada Sabtu malam (30/11/13). Sembilan orang tewas dalam peristiwa ini.

Hujan deras sepanjang Sabtu siang hingga Minggu pagi (30-1/12/13) menyebabkan longsor dan banjir. Setidaknya delapan orang tewas tertimbun tanah longsor dan bangunan rumah. Sedang, seorang anak lima tahun, hilang terbawa arus sungai.

Data diperoleh Mongabay, di lokasi,  bencana longsor pertama diketahui di Jalan Kolam, Gundaling I, Kota Berastagi, Kabupaten Karo. Disini, dua orang korban longsor tewas, yaitu Leni Wulansari (20), dan anaknya Ikmal Saputra berusia 2,5 tahun. Keduanya tertimbun longsor saat di dalam rumah. Sempat terjadi kesulitan evakuasi. Setelah dua jam pengerukan material tanah bercampur bebatuan, kedua korban ditemukan tidak berjauhan dan tewas. Longsor sekitar pukul 19:45.

Tidak berapa lama, tim SAR kembali mendapat kabar longsor menimbun dua rumah di Desa Gundaling II. Ada enam orang meninggal dunia. Mereka adalah Maruli Sijabat(65), Siti Nababan (60), Marolop (20), Litna Silaban (25, Bela Kasih Manik (4), dan Junaidi Donggol Manik (2).

Di dalam rumah marga Nababan itu, ada enam orang, terdiri dari kakek nenek, anak dan menantu, serta dua cucu.  Evakuasi enam orang ini berlangsung cukup lama, sampai enam jam lebih karena lokasi sangat sulit. Ditambah longsor bercampur material batu menimbun dua rumah cukup banyak.

Setelah mengeruk dan memotong bongkahan kayu-kayu serta sisa bangunan rumah, evakuasi baru berhasil. Sayangnya, nyawa enam orang, tidak tertolong. Ke delapan korban longsor dibawa ke RS Kabanjahe, dan Minggu siang sudah disemayamkan di kediaman keluarga mereka masing-masing.

Tak hanya itu. Hujan deras menghanyutkan anak lima tahun, Rosalina, warga Desa Laununggap, Berastagi, Kabupaten Karo. “Kami mecari di sepanjang sungai ini ditemukan tak bernyawa di Desa Simpang Ujungaji, Kabanjahe,”  kata Ateng, tim SAR Medan.

AKBP Alberd Sianipar, Kapolres Karo, mengatakan, longsor akibat tanah di perbukitan tak kuat menahan bangunan rumah di atasnya. Ditambah, penebangan pohon cukup luas di kawasan hutan sekitar lokasi bencana longsor. “Untuk anak yang hilang dihantam air bah, sudah ditemukan sekitar enam kilometer lebih dari lokasi. Saat bah itu, anak malang ini berada dalam pemandian umum.”

Banjir longsor diduga dampak penebangan hutan ini, menyebabkan air bah kiriman cukup besar dari perbukitan di sekitar Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Air sudah tidak bisa lagi ditampung. Ketika hujan deras, air tak mampu dihadang, dan mengalir deras di sejumlah aliran sungai di Kabupaten Karo.

Sebelumnya di Kabupaten Labuhan Batu Utara, juga terjadi longsor, menyebabkan dua orang meninggal dunia. Penyebabnya  juga penebangan hutan menjadi perkebunan sawit. Dua korban pekerja perkebunan sawit bertugas menebangi hutan. Di kabupaten pemekaran ini, dua korban tewas tertimbun longsor.

Tampak sisa longsoran yang mengakibatkan rumah hancur lebur dan penghuni tewas. Foto: Ayat S Karokaro
Tampak sisa longsoran yang mengakibatkan rumah hancur lebur dan penghuni tewas. Foto: Ayat S Karokaro
Puing-puing rumah yang terkena longsor di Karo. Foto: Ayat S Karokaro
Puing-puing rumah yang terkena longsor di Karo. Foto: Ayat S Karokaro
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,