Cumi-Cumi, Si Kecil Cerdas dari Dalam Lautan

Mungkin satwa ini hanya banyak dikenal sebagai makanan yang cukup lezat dan banyak dijual di warung-warung makan di pinggir jalan. Tetapi tahukah anda, kalau hewan ini juga terkenal dikalangan para pecinta laut dan pehobi selam sebagai salah satu hewan yang mempunyai keunikan tersendiri. Atau tahukah anda, kalau hewan ini juga terkenal sebagai salah satu hewan yang cukup cerdas.

Cumi-cumi adalah hewan cephalopoda besar atau jenis moluska yang hidup di laut. Nama cephalopoda berasal dari bahasa Yunani yang berarti kaki kepala, hal ini karena kakinya yang terpisah menjadi sejumlah tangan yang melingkari kepala, sehingga seakan-akan hewan ini berjalan dengan kepalanya.

Seperti semua cephalopoda, cumi-cumi dipisahkan dengan memiliki kepala yang berbeda. Dan cumi-cumi juga salah satu hewan dalam golongan invertebrata (tidak bertulang belakang).

Cumi-cumi dan telurnya. Foto: Wisuda
Cumi-cumi dan telurnya. Foto: Wisuda

Beberapa cumi-cumi, hidup di lautan yang cukup dalam, dan salah satu jenis cumi-cumi laut dalam itu adalah ”Heteroteuthis”. Ia memiliki kemampuan memancarkan cahaya. Dan organ yang mengeluarkan cahaya itu, terletak pada ujung suatu juluran panjang yang menonjol di depan. Heteroteuthis menyemprotkan sejumlah besar cairan bercahaya apabila dirinya merasa terganggu, proses ini sama seperti pada halnya cumi-cumi biasa yang menyemprotkan tinta.

Pada umumnya cumi-cumi berukuran sekitar 5,1 cm, namun ada jenis cumi-cumi Architeuthis princeps atau cumi-cumi raksasa, yang berukuran hingga lebih dari 15 m. Cumi-cumi raksasa ini sering ditemukan terdampar di sepanjang pantai New Foundland. Sedangkan cumi-cumi yang biasa dikonsumsi oleh manusia adalah jenis Loligo pealei dan tersebar di perairan Laut Tengah, Asia Timur, serta sepanjang pantai timur Amerika Utara.

Ada pula jenis cumi-cumi terbang, Ommastrephes bartrami, yang dapat dibandingkan dengan ikan terbang. Hewan ini sering melompat keluar dari air, terutama dalam cuaca buruk, dan kadang – kadang terdampar di atas dek kapal nelayan.

Telur cumi-cumi. Foto: Wisuda
Telur cumi-cumi. Foto: Wisuda

Cumi-cumi jenis kecil tidak mengganggu manusia, namun jenis yang besar dapat menjadi ancaman yang berbahaya untuk manusia ketika menyelam. Total jenis cumi-cumi yang tersebar di seluruh bagian dunia, terdapat sekitar 300 spesies cumi-cumi yang berbeda.

Semua cumi-cumi memiliki tubuh yang berbentuk pipa, kepala yang berkembang sempurna, dan 10 tangan yang panjang yang berbentuk seperti mangkuk penghisap. Tangan-tangan ini berguna untuk menjerat mangsanya kemudian disobek menggunakan rahangnya yang kuat, mirip dengan paruh burung. Cumi-cumi menghisap air melalui rongga pusat tubuhnya, rongga mantel, dan memaksanya keluar melalui suatu pembuluh yang lentur yang disebut dengan sifon. Dan Sifon ini terletak tepat di belakang tangan atau tentakelnya.  pancaran air yang disemburkan melalui sifonlah, yang membuat  cumi-cumi berenang dan terdorong mundur.

Sirip cumi-cumi merupakan 2 perluasan mantel seperti cuping yang digunakan sebagai kemudi pergerakannya. Matanya tidak memiliki kelopak mata, namun tampak seperti mata manusia.

Cumi-cumi mempunyai tiga jantung dan berdarah biru. Dua dari jantung mereka berlokasi dekat dengan masing-masing insangnya, dan karena itu mereka dapat memompa oksigen ke bagian tubuh yang beristirahat dengan mudah.

Common squid fish di perairan Bali. Foto: Wisuda
Common squid fish di perairan Bali. Foto: Wisuda

Banyak cumi-cumi yang dapat mengubah warna tubuhnya, menjadi beraneka macam warna. Ini dipergunakannya sebagai kamuflase agar terhindar dari ancaman pemangsa atau para predatornya, selain juga untuk mengelabui mangsa si cumi-cumi. Predator si ikan cerdas ini, adalah mahluk-mahluk laut yang lebih besar ukuran dari tubuhnya, termasuk si mamalia terbesar di muka bumi, yaitu paus. Dan sebaliknya, cumi-cumi atau squid fish, memakan semua mahluk laut yang ukuran tubuhnya lebih kecil daripada tubuhnya sendiri.

Cumi-cumi menyimpan telur-telurnya, yang bisa mencapai jumlah ratusan, di karang-karang yang relatif terbuka tempatnya, sebelum nantinya dibuahi oleh si jantan. Ketika proses pembuahan berlangsung, si betina akan bersiaga untuk menjaga agar prosesnya berjalan lancar.

Menurut data dari Food and Agricultural Organization atau FAO, jumlah moluska yang ditangkap untuk kepentingan komoditas komersial, pada tahun 2002 adalah 3.173.272 ton dan 75,8% dari jumlah tersebut, adalah cumi-cumi yang dimakan. Hal ini dikarenakan kandungan gizi dalam cumi-cumi yang baik untuk manusia, yaitu selenium, riboflavin, dan vitamin B 12. Dan beberapa orang meyakininya bahwa tinta pada cumi-cumi juga dapat mencegah kanker, walaupun uji medis belum intens diadakan.

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,