Puluhan Satwa Sakit Jalani Perawatan di Kebun Binatang Surabaya

Kendati puluhan satwa mati susul menyusul dalam beberapa tahun terakhir, pengelola Kebun Binatang Surabaya hingga kini masih melakukan perawatan khusus terhadap satwa yang sakit dan terancam mati, melalui pemberian multivitamin dan pengawasan ekstra ketat.

Dikatakan oleh Direktur Operasional dan Umum Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) Kebun Binatang Surabaya, drh Liang Kaspe, langkah ini diambil lebih disebabkan faktor usia dari satwa yang memerlukan perawatan lebih.

“Sebenarnya kondisi satwa sehat. Cuma usianya saja yang sudah lanjut. Mereka sehat semua kok,” ujar Liang Kaspe menanggapi kondisi satwa sakit koleksi Kebun Binatang Surabaya, Jumat (28/2).

Beruang sakit di kandang karantina. Foto: Petrus Riski
Beruang sakit di kandang karantina. Foto: Petrus Riski

Puluhan satwa sakit koleksi kebun Binatang Surabaya saat ini menjalani perawatan di ruang karantina, serta ada di kandang masing-masing. Perawatan dan kontrol kesehatan satwa sakit dilakukan setiap jam, karena usia satwa mayoritas sudah mendekati batas usia harapan hidup. Liang Kaspe mengaskan bahwa setiap satwa usia tua tentu membutuhkan perawatan khusus, sehingga daya tahan dan harapan hidupnya dapat dipertahankan.

“Seperti halnya manusia usia 90 tahun, satwa juga demikian membutuhkan perawatan khusus. Saya tidak hafal jenis-jenisnya,” kata Liang Kaspe yang menyebut satwa Kebun Binatang Surabaya tidak dalam kondisi sakit.

Liang menungkapkan bahwa beberapa satwa sakit memang tidak dipisahkan dengan satwa sejenis, dengan alasan satwa yang bersangkutan memiliki ikatan yang tidak dapat dipisahkan dengan yang sehat.

“Kalau dipisahkan satwa itu malah mati. Setiap jam akan dikontrol. Tapi kalau mau mati itu kekuasaan Tuhan,” lanjut Liang.

Gnu yang mati di KBS. Foto: Petrus Riski
Gnu yang mati di KBS. Foto: Petrus Riski

Dari data yang dimiliki Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya. tercatat 116 satwa mati sejak Juli 2013 hingga Februari 2014. Sementara sepanjang dalam 2 bulan ini saja, sudah ada 14 satwa yang mati di Kebun Binatang Surabaya. Satwa mati selama 2014 diantaranya gnu, singa jantan, kambing gunung, rusa, dua ekor kijang, komodo, babon, sapi afrika, anoa jantan dan terakhir unta jantan. Dua satwa mati yakni anoa dan unta ditemukan mati dalam sehari, pada Rabu 26 Februari 2014 waktu pagi dan malam.

Humas Kebun Binatang Surabaya Agus Supangkat mengatakan, kematian anoa jantan bernama Happy belum dapat dipastikan penyebabnya, karena masih menunggu hasil pemriksaan Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya. Sedangkan kematian unta jantan bernama Estem diperkirakan akibat kembung.

Kondisi unta yang menyedihkan di KBS. Foto: Petrus Riski
Kondisi unta yang menyedihkan di KBS. Foto: Petrus Riski

“Untuk penyebab kematian menunggu hasil autopsi. Keduanya ditemukan mati di kandangnya,” ucap Agus Supangkat kepada Mongabay-Indonesia.

Matinya unta jantan ini menyisakan koleksi unta Kebun Binatang Surabaya menjadi 7 ekor. Sementara itu satwa koleksi Kebun Binatang Surabaya yang sakit, cacat dan berusia tua berjumlah 122 ekor.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,