,

Warga Labai Serahkan Satu Individu Orangutan ke Sampan Kalimantan

Si Manis baru berumur sekitar tiga hingga enam bulan ketika ditemukan Paulus, warga Desa Labai Hilir Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, November 2012. Paulus saat itu hendak ke ladang. Suara rintihan terdengar di antara rumpun perdu yang tumbuh di sepanjang jalan menuju ladangnya. Paulus mendekati arah suara itu dan menemukan satu individu bayi orangutan tanpa pengawalan sang induk.

Merasa iba, Paulus membawa satwa dilindungi itu ke rumahnya. Belakangan orangutan jenis Pongo pygmaues wurmbii ini diberi nama Si Manis. “Kami memberikan makanan secukupnya dan minum susu agar nutrisinya lengkap,’’ kata Paulus, Rabu (23/7/2014).

Setelah dipelihara setahun, Si Manis mengalami pertumbuhan yang cepat. Timbul keinginan Paulus, agar Si Manis bisa hidup di habitatnya. Pernah Paulus melepaskan Manis di hutan, namun dua tiga hari kemudian, orangutan ini ternyata bisa menemukan jalan pulang.

Manis tampak bahagia ketika dipergoki Paulus dan keluarganya kembali ke rumah mereka. Paulus menyimpulkan, Manis tak lagi terbiasa hidup sebagai hewan liar. Akhirnya, Paulus tetap memeliharanya. Sebenarnya, kata Paulus, ada petugas dari Dinas Kehutanan yang mau membawa Manis, agar dapat dikembalikan ke habitatnya. Saat itu, genap satu tahun delapan bulan Paulus memelihara Manis. Namun, hingga tanggal 22 Juli kemarin, petugas tersebut tak kunjung tiba.

Hingga datanglah Voppy Handayani dan Alun ke tempat Paulus. Keduanya adalah aktivis dari Sahabat Masyarakat Pantai (Sampan) Kalimantan Barat. Keduanya menyarankan agar Paulus menyerahkan Manis ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalbar. Si Manis nantinya akan diajari bertahan hidup di alam bebas, sehingga siap ketika dilepasliarkan ke habitatnya. Paulus pun menyetujui. Baginya, kehidupan alam liar merupakan yang terbaik bagi Manis.

Voppy dan Alun akhirnya membuat berita acara serah terima penanggung jawab Manis dari Paulus kepada mereka. Istri Paulus pun ikut menandatangani berita acara tersebut. Tanggal 23 Juli, Voppy dan Alun berangkat dari Labai Hilir menuju Pontianak. Dilepas dengan doa dan pengharapan, Manis diharap dapat meneruskan siklus hidupnya di alam liar. Menikmati buah-buahan dan pucuk daun seperti halnya orangutan yang lain. Bukan melahap nasi atau susu formula untuk manusia.

Tim BKSDA Kalbar saat mengunjungi Kantor Sampan Kalimantan guna mengevakuasi orangutan yang diserahkan warga ke lembaga itu. Foto: Sampan Kalimantan
Tim BKSDA Kalbar saat mengunjungi Kantor Sampan Kalimantan guna mengevakuasi orangutan yang diserahkan warga ke lembaga itu. Foto: Sampan Kalimantan

Di Pontianak, Si Manis baru dapat dievakuasi tim BKSDA Kalbar pada Kamis (24/7/2014). Rombongan dipimpin Kepala Seksi III KSDA Wilayah Singkawang, P Samosir. “Kami mengapresiasi sikap warga dan teman-teman di Sampan Kalimantan. Harusnya kami yang bergerak mencari satwa dilindungi yang masih dipelihara warga, tapi ternyata kawan-kawan sudah duluan menemukannya,” kata Samosir di Sekretariat Sampan Kalimantan, Kamis (24/7/2014).

Kehadiran orangutan ini, kata Samosir, menjadi catatan penting bagi semua pihak bahwa kesadaran masyarakat terhadap upaya pelestarian orangutan semakin tinggi. Di Kalbar, ada dua jenis spesies orangutan, yakni Pongo pygmaeus-pygmaeus dan Pongo pygmaeus wurmbii.

Pongo pygmaeus-pygmaeus ada di sepanjang aliran Sungai Kapuas hingga Kapuas Hulu, sedangkan habitat Pongo pygmaeus wurmbii ada di Ketapang dan Kayong Utara. “Oleh karena lokasi temuannya di Labai, maka satwa ini akan diserahkan ke Seksi Ketapang, sebelum dititip ke Yayasan IAR,” jelas Samosir.

Sejauh ini, aku Samosir, BKSDA Kalbar telah menjalin hubungan yang baik dengan sejumlah lembaga swadaya masyarakat seperti Yayasan IAR. Di Ketapang, lembaga itu memiliki Pusat Penyelamatan dan Konservasi Orangutan (PPKO) di Desa Sungai Awan Kiri, Kecamatan Muara Pawan.

Di PPKO itulah, Si Manis akan menjalani masa pemulihan dari jinak menjadi liar sebelum dilepasliarkan ke habitatnya. “Di situ, ada proses pembelajaran bagi orangutan. Ada tahapan yang harus dilalui sebelum dilepasliarkan ke habitatnya,” jelas Samosir.

Si Manis saat di evakuasi dari Kantor Sampan Kalimantan menuju Kantor BKSDA Kalbar di Jalan A Yani Pontianak. Foto: Sampan Kalimantan
Si Manis saat di evakuasi dari Kantor Sampan Kalimantan menuju Kantor BKSDA Kalbar di Jalan A Yani Pontianak. Foto: Sampan Kalimantan
Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,