,

Hutan Lindung di Simalungun dan Toba Samosir Mulai Terbakar

Pembukaan lahan di kawasan hutan lindung di Simalungun dan Toba Samosir, di Sumatera Utara, diduga kuat menjadi penyebab kebakaran sejak Senin (21/7/14) hingga Rabu siang (23/7/14). Kebakaran terjadi di hutan Tarutung, di Desa Aekbolon dan Desa Sihail-hail, Tobasa dan hutan Register II Sibatu Loting di Nagori Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Simalungun.

Data Mongabay, dari Dinas Kehutanan Simalungun menyatakan, luas kawasan hutan hangus dilalap sijago merah mencapai 10 hektar lebih. Lalu, peladangan dan 12 hektar lahan milik masyarakat adat desa di  Nagori Sibaganding, Girsang Sipangan Bolon, turut terbakar.

Menurut kesaksian sejumlah masyarakat adat Sipangan Bolon, kebakaran karena ada pembukaan lahan di hutan register. Pelaku dibayar pemodal membuka lahan dengan izin pengelolaan kawasan hutan dari Dinas Kehutanan Simalungun.

“Ada 30 orang datang ke desa kami untuk membuka lahan menjadi perkebunan sawit dan cengkih. Yang saya bingungkan inikan kawasan hutan lindung, mengapa dijadikan perkebunan sawit. Mereka menggunakan truk. Ada yang menunjukkan surat izin pengelolaan kawasan hutan berstempel Dinas Kehutanan Simalungun, ” kata Albert Simamora, tokoh adat Sipangan Bolon, Rabu (23/7/14).

Senada disampaikan warga desa lain, Janji Marbun. Dia sempat marah, karena ada yang membuka lahan menyebabkan asap tebal menyelimuti desa mereka. Kemarau yang menyebabkan kekeringan hingga api cepat menjalar ke lahan perkebunan mereka.

Beruntung kebakaran tidak menjalar, dan pelaku berhasil diusir.  “Sebagai pemuda adat Batak, saya marah karena mereka datang ke desa kami untuk membakar hutan. Mereka gak berani lagi datang,” kata Marbun.

Tak hanya Simalungun, kebakaran hutan juga terjadi di Tobasa. Di wilayah ini, kebakaran ditaksir sekitar 18 hektar. Asap tebal sempat menutupi jalur lintas Sumatera hingga ke wisata Danau Toba, Parapat.

“Rabu pagi api masih terlihat. Ada pembukaan lahan oleh sekelompok pemuda, pura-pura mabuk dan membakar hutan,” kata Hendran Simanungkalit, pemuda adat Tarutung. Dia baru turun dari kawasan hutan yang terbakar.

Dari pendataan, kayu yang terbakar seperti nira, mahoni dan kayu alam lain. Area hutan ini rimbun dan hijau, pada Rabu pagi terbakar.

Dia menilai, kebakaran ini karena ketidaktegasan pemerintah daerah menjaga kelestarian alam dan hutan. Hingga pemodal berani mengeluarkan uang membuka kawasan hutan lindung menjadi perkebunan sawit dan ekaliptus.

Imman Nainggolan, kepala Dinas Kehutanan Simalungun mengatakan, api menyebabkan kebakaran pertama kali muncul di Hubuan, Dusun Swallan, Nagori Sibaganding. Namun dia membantah kebakaran karena pembukaan lahan.

“Kebakaran karena ada unsur kesengajaan oleh pria mabuk dan membakar lahan. Api cepat menjalar ke kawasan lain karena cuaca kemarau.”

Dalam kasus ini, pihaknya sudah membuat laporan resmi ke Kepolisian Resort Simalungun. “Ada satu orang dilaporkan.”

Ipda J Gultom, kanit Reskrim Polsek Parapat, mengatakan, sudah mengamankan tersangka, Budi RS, warga Hubuan, Dusun Swallan, Nagori Sibaganding, Girsang Sipangan Bolon. Tersangka diamankan dari gudang penyimpanan kapal di Swallan, Sipangan Bolon.

“Masih kita sidik siapa yang diduga membakar hutan ini. Satu orang sudah kita amankan.”

Menurut penjelasan masyarakat adat Batak Toba Samosir dan Simalungun, di dua lokasi hutan yang terbakar itu, warga turun temurun memanfaatkan aliran air dari hutan untuk keperluan irigasi sawah dan ladang. Karena kondisi hutan mulai gundul, air juga makin berkurang.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,