,

Gurita Bisnis Gelap Telur Penyu di Kalbar

Bau busuk tercium dari belakang Mapolres Bengkayang. Ia berasal dari 1.864 telur penyu yang membusuk. Pada Jumat (10/10/14) ribuan telur ini diitanam. Ini barang bukti dari Petugas Pengamanan Lintas Batas (Libas) Jagoi Babang.

Telur penyu itu diamankan petugas Libas, Jumat (3/10/14) diangkut menggunakan tiga kendaraan oleh Baharudin dan Untung. Mobil juga ditumpangi Rema, Aspahani, Eva, dan Sri, warga Pemangkat, Sambas. Mobil menuju Serikin, Malaysia. Di sana,  ada pasar tradisional dengan mayoritas penjual asal Indonesia, Kalbar.

Supir dan empat penumpang tidak ditahan. Walau Polres Bengkayang menyatakan, proses hukum keempat pembawa telur tetap berlanjut. “Sikap terlalu permisif, menyebabkan penegakan hukum terhadap UU Konservasi belum maksimal. Bahkan lemah,” kata Happy Hendrawan, peneliti Swandiri Institute.

Dia mengatakan, tindakan bagi penjual telur penyu, maupun kepemilikan satwa dilindungi masih pembinaan. Bahkan, petugas tidak menutup kemungkinan tawar-menawar dengan alasan represif bisa berakibat buruk, kontra dengan masyarakat.

Letda Inf Puji Santoso, Satgas Pamtas Yonif Linud 501/BY, memimpin penangkapan. Saat patroli rutin, anggota memeriksa semua kendaraan di Jalan Lintas Malindo Entikong.

Sedang Baharudin  mengatakan, sudah lama membawa penumpang berjualan di perbatasan Jagoi Babang-Serikin. “Saya hanya membawa penumpang. Mereka ke Serikin setiap Jumat.”

Bahar tidak mengetahui bawaan penumpang. Aspahani, seorang penumpang mengaku telur-telur buat konsumsi pribadi. Namun, informasi menyebutkan, mereka pedagang yang menjual beragam keperluan warga Serikin.

Mahal di Malaysia

Malaysia merupakan pasar menggiurkan. Harga cukup tinggi per butir Rp3.000-5.000. Saat puncak peneluran, pengumpul telur bisa menghasilkan lebih Rp10 juta per malam. WWF melansir, dari sekian banyak musuh alami penyu, mitos khasiat telur penyu sebagai makanan afrodisiak atau dapat meningkatkan vitalitas seksual, merupakan pembunuh nomor satu.

Dwi Suprapti, Turtle Monitoring Officer WWF-Indonesia Program Kalbar mengatakan, telur penyu mengandung kolesterol sangat tinggi dibanding ayam. “Jadi berpotensi menyumbat pembuluh darah, termasuk pembuluh darah di sekitar alat vital pria. Alhasil, mengkonsumsi telur penyu justru meningkatkan risiko impotensi kemudian hari.”

Perbandingan kandungan protein telur penyu dan ayam tidak terlalu jauh. Kandungan telur penyu 13,04%, ayam 11,8%. Sedang lemak telur penyu dua kali lebih tinggi dari ayam. Tak hanya itu, harga jualnya pun cukup menggiurkan.

Hermayani Putera, Kalimantan Regional Leader, WWF-Indonesia, menyatakan, mayoritas pesisir Paloh masih belum terlindungi. Hanya sebagian kecil wilayah sebagai taman wisata alam. Sedangkan di luar itu belum terlindungi hingga menjadi sasaran perburuan telur penyu.

Data pemantauan menunjukkan lebih 3.000 sarang penyu hijau (lebih 700 betina) per tahun dijumpai di Pantai Paloh.  Data ini memperlihatkan, populasi penyu di Pantai Paloh cukup tinggi. Namun eksploitasi telur masih besar-besaran karena harga jual tinggi.

Pantai Paloh, habitat peneluran penyu terbesar kedua di Indonesia, merupakan habitat peneluran bagi penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu sisik (Eretmochelys imbricate).

Kadang, pantai juga didatangi penyu belimbing (Dermochelys coriacea) dan penyu lekang (Lepidochelys olivacea) untuk bertelur, namun jumlah tak signifikan.

Investigasi WWF Regional Kalbar Mei 2014, terdapat 25 titik pedagang telur penyu di Kalbar, tersebar di Kota Pontianak, Sambas, Bengkayang, Singkawang, dan Kabupaten Pontianak. Dwi menambahkan, Kota Pontianak daerah paling banyak outlet telur penyu, ada 10, Sambas (6), Singkawang (4), Bengkayang (3) dan Mempawah (2) outlet.

Di Sambas, telur juga dari Kepulauan Riau. Pelabuhan Sintete di Pemangkat, jalur keluar via perairan. Begitu juga Bengkayang, telur dari Kepulauan Riau juga masuk, menuju pasar di Sungai Duri, Mempawah. Tim investigasi mencatat lokasi penjualan bukan pasar, seperti rumah makan tempat persinggahan sopir bus antarkabupaten, pedangan kaki lima, bahkan rumah penduduk.

Dwi mengatakan, mereka berjualan setiap hari, selama stok telur penyu tersedia. Pedagang di Pasar Bunga (Pontianak) menyatakan berjualan 2-3 hari per minggu. Penjualan terbuka, kecuali di empat lokasi, yaitu, warung kopi Sei Pinyuh, Dusun Jeruju, Dusun Setinggak, dan Café Pantai Sinam. Di keempat lokasi ini, transaksi sembunyi-sembunyi. “Mungkin sudah diawasi.”

Modus operandi para pedagang menjual telur penyu bersamaan produk lain seperti sembako. Dari ke-25 pedagang yang diobservasi, hanya 14 bersedia memberikan perkiraan jumlah telur laku per hari. Berdasarkan pengakuan ke-14 orang itu, butir telur per pedagang per hari diduga 100-600, dengan harga jual Rp1.200–Rp5.000, tergantung ukuran besar-kecil. Total telur terjual per hari dari ke-14 pedagang adalah 4.550. “Untuk keseluruhan 25 pedagang, prediksi telur diperdagangkan per hari 8.125 butir.”

Di Kalbar, pedagang mengelompokkan telur penyu menjadi dua: besar dan kecil. Diameter telur penyu kategori besar bervariasi antara 3,90-4,31 cm, berukuran kecil antara 3,19–3,44 cm.

Menurut Dwi, perdagangan telur penyu di Kalbar dipasok beberapa agen.  Penelusuran terhadap oknum penyalur telur penyu menunjukkan selain ’bertanggung-jawab’ terhadap peredaran di Kalbar, mereka juga diduga memperdagangkan ke Malaysia. Dari tujuh penyalur, diduga setidaknya 88.750 telur atau 12.679 per hari diperdagangkan lokal dan transnasional setiap minggu.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , ,