Jaga Lingkungan, Siswa SMAN 3 Kayuagung Wajib Tanam Pohon dan Kelola Sampah

SMA 3 Unggulan Kayuagung mewajibkan siswanya menanam pohon dan mengelola sampah sebagai bentuk kepedulian lingkungan. Foto: Dokumentasi SMA 3 Kayuagung, OKI, Sumsel

SMA 3 Unggulan Kayuagung mewajibkan siswanya menanam pohon dan mengelola sampah sebagai bentuk kepedulian lingkungan. Foto: Dokumentasi SMA 3 Kayuagung, OKI, Sumsel

Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, yang memiliki luas sekitar 19.023,47 kilometer persegi, merupakan wilayah di Indonesia yang menjadi langganan kebakaran hutan dan lahan gambut, seperti yang terjadi saat ini. Akibatnya, sekitar 80 persen luas hutan di OKI yang mencapai 735.477 hektar mengalami kerusakan. Masyarakat pun prihatin, termasuk lembaga pendidikan. Apa yang mereka lakukan?

Pohon merupakan sumber kehidupan. Karena dari pohon terdapat oksigen yang melimpah dan pohon juga dapat menjaga air. Oksigen dan air merupakan kebutuhan utama makhluk hidup, khususnya manusia.

“Kebakaran hutan dan lahan di OKI tentu saja menyebabkan banyak pohon yang habis, sehingga kita mengalami krisis oksigen dan air. Oleh karena itu, kami memandang perlu dan mendesak upaya penanaman pohon,” kata  Kepala sekolah SMAN 3 Unggulan Kayuagung Sugiyono, Senin (13/10/2014).

Buktinya, di lingkungan sekolahnya telah ditanam 600 lebih pohon berbagai jenis. Mulai mahoni, beringin, pucuk merah, palem, jati, tanjung, mangga, dan tunjuk langit.

Menanam pohon sudah menjadi program unggulan SMAN 3 Kayuagung, yang akan mewakili Sumsel dalam Program Adiwiyata. “Kita juga menanamkan kepada anak didik untuk selalu menjaga kelestarian hutan dan mencintai pohon,” kata Sugiyono.

Sejak lima tahun lalu, siswa baru diwajibkan untuk menanam sebanyak dua pohon di lingkungan sekolah. “Bukan hanya menanam bahkan merawatnya hingga pohon tersebut tumbuh,” jelasnya.

Kita ingin mengajarkan kepada para siswa untuk mencintai lingkungan dan menjadikan sekolah sebagai sumber dari segala sumber tauladan. “Tak hanya masalah pelajaran, namun mencintai lingkungan juga harus diajarkan.”

Mengenai bibit pohon, SMAN 3 Kayuagung mendapat bantuan dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) OKI.

Seribu pohon

SMAN 3 Kayuagung menargetkan menanam seribu pohon berbagai jenis di lingkungan sekolahnya.

Heriyadi, guru pembina OSIS, menuturkan gencarnya penanaman pohon yang dilakukan siswa, selain memberikan dampak yang baik bagi lingkungan, juga menjadi contoh bagi sekolah lain di Sumatera Selatan.

Guna mencapai target penanaman seribu pohon tersebut pihak sekolah telah memprogramkan penanaman pohon setiap kali ada kegiatan. “Kita bersama para siswa selalu melakukan penanaman pohon seperti yang dilakukan saat Workshop Jurnalisme Lingkungan yang digelar Mongabay Indonesia, Green Radio, TAF, yang didukung Walhi Sumsel dan SMAN 3 Unggulan Kayuagung, beberapa waktu lalu” ujarnya.

Guna menularkan gemar penanaman pohon di OKI, SMAN 3 Kayuagung menggagas program “I love Pohon”. Kegiatan ini menjaga pohon dari aktivitas yang merusak, seperti dipasang spanduk, banner, dipaku, hingga diikat kawat atau tali.

Pupuk organik

Banyaknya pohon yang ada di lingkungan sekolah membuat sekolah tersebut dipenuhi sampah daun kering. Daun kering ini dimanfaatkan pula oleh para siswa sebagai pupuk organik.

Tahapan yang dilakukan dimulai dari mengumpulkan sampah daun kering, mencacahnya, lalu dicampur air dan ditambah bakteri pengurai EM-4, serta gula secukupnya. Kemudian, adukan itu ditutup dengan keset ijuk, serta dijaga kondisi suhu dan kelembaban pupuknya.

“Jika adonan dirasa kering pertanda bakteri tidak bekerja. Maka tambahkan air secukupnya. Aduk setiap kali memeriksa, tunggu selama 15 hari. Jika cacahan sampah daun sudah terurai atau terasa lembut, pupuk siap di pakai,” jelas Heriyadi.

Para siswa juga telah memproduksi pupuk organik cair. Pupuk yang dibuat digunakan untuk pohon yang mereka tanam di lingkungan sekolah. “Dengan demikian kami tidak perlu lagi membeli pupuk.”

Berharap ada perda

Heriyadi berharap pemerintah mulai menggagas peraturan daerah yang melarang warga merusak dan menebang pohon sehingga kelestarian alam terjaga. “Kita ingin, Sumsel menerapkan dan mulai merancang perda seperti yang telah ada di Surabaya.”

SMA Negeri 3 Kayuagung semula merupakan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Kayuagung. Lantaran SPG dihapus, sejak 1991 SPG diubah menjadi  SMAN 3 Kayuagung.

Berdasarkan SK Kakanwil Depdiknas Provinsi Sumatera Selatan 129/I.II/KP/2000 tanggal 24 Januari 2000 SMA ini ditetapkan sebagai SMA Unggulan Kabupaten OKI, dan mulai menerima siswa baru sejak tahun ajaran 2000/2001. Tahun ajaran 2008/2009 SMAN 3 Kayuagung ditunjuk sebagai Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional.

Tulisan ini hasil kerja sama Mongabay dengan Green Radio

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,