,

Tujuh Langkah Atasi Kabut Asap di Sumsel, Dimulai dari Audit Lingkungan

Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi kabut asap yang terjadi sekarang dan masa mendatang di Sumatera Selatan?

Ada tujuh rekomendasi yang harus dilakukan. Langkah awalnya berupa audit lingkungan terhadap semua pihak, yang terkait dengan bencana asap atau kebakaran hutan dan lahan.

“Bukan hanya perusahaan, juga beberapa lembaga pemerintah, termasuk kelompok masyarakat yang hidup di dekat hutan atau yang mengelola lahan untuk pertanian,” kata Najib Asmani, staff ahli lingkungan hidup Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) dalam diskusi “Bencana Asap di Sumsel. Apa Solusi Mengatasinya?” yang digelar Lembaga Analisis Informasi (ESSAI) di Hotel Duta Palembang, pekan lalu.

Rekomendasi kedua yakni membentuk tim pengendalian kerusakan hutan dan lahan yang diketuai Gubernur Sumsel melalui kelembagaan REDD++ dengan pelibatan stakeholder.

Tim ini dalam waktu dekat memiliki dua agenda kerja, yang juga termasuk rekomendasi. Yakni melakukan pemetaan lokasi kebakaran dan penghitungan kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan atau bencana asap, sebagai langkah ketiga dan keempat.

“Yang terpenting, hasilnya dapat dijadikan materi untuk mendorong penegakan hukum yang maksimal kepada pelaku pembakar atau perusak hutan dan lahan, sebagai langkah kelima,” kata Anwar Sadat dari Serikat Petani Sriwijaya (SPS).

Selanjutnya, menyusun program pemberdayaan ekonomi masyarakat. Pendidikan lingkungan kepada masyarakat sejak dini tentang manfaat hutan lestari.

“Kita tidak dapat hanya melarang masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan. Sebab pembakaran lahan itu jauh lebih baik hasil pertaniaannya dibandingkan tidak membakar. Ini faktanya. Ini artinya diperlukan program pemberdayaan masyarakat, termasuk pendidikan lingkungan, yang intinya masyarakat menjadi sejahtera, sehingga lingkungan terjaga,” kata Junaidi, praktisi lingkungan hidup dari Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Terakhir, mendorong media massa untuk peduli pada persoalan lingkungan hidup. “Misalnya setiap media massa di Sumsel membuat halaman khusus lingkungan hidup, atau membuat iklan layanan masyarakat terhadap bencana kebakaran. Ini merupakan upaya pendidikan mengenai lingkungan hidup kepada masyarakat, termasuk pula kepada insan pers itu sendiri,” kata Agus Harizal Alwie, pemimpin redaksi Koran Suara Nusantara.

Agus juga mengharapkan adanya pelatihan terhadap para jurnalis, sehingga media massa sejak dini mampu memahami persoalan lingkungan hidup. “Sehingga ketika persoalan muncul, media massa bukan sebatas mikrofon protes maupun tangkisan. Media massa mampu menganalisis persoalan yang ada, terutama terkait dengan lingkungan hidup,” ujarnya.

Lapor Gubernur Sumsel  

Najib Asmani menjelaskan ketujuh poin rekomendasi tersebut akan dilaporkan ke Gubernur Sumsel Alex Noerdin. “Saya akan laporkan semuanya. Sebab, persoalan bencana asap, terutama guna mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang hampir selalu terjadi setiap tahun di Sumsel, tidak mungkin dapat diselesaikan satu pihak. Harus bekerja sama, antara pemerintah, NGO, perusahaan, maupun masyarakat,” katanya.

Kebakaran hutan di Rokan Hulu. Koalisi Masyarakat Sipil khawatir Badan REDD+ hanya terjebak proyek penyelamatan hutan, hingga masalah sektor kehutanan yang begitu kompleks termasuk kasus kebakaran yang terjadi tahunan, tak akan tersentuh. Foto dari Facebook Hutan Riau
Kebakaran hutan di Rokan Hulu. Koalisi Masyarakat Sipil khawatir Badan REDD+ hanya terjebak proyek penyelamatan hutan, hingga masalah sektor kehutanan yang begitu kompleks termasuk kasus kebakaran yang terjadi tahunan, tak akan tersentuh. Foto dari Facebook Hutan Riau

Najib berharap, anggaran pemerintah untuk mengatasi kebakaran, yang umumnya digunakan pada saat bencana terjadi, alangkah baiknya digunakan sebelum bencana tersebut terjadi. “Misalnya digunakan untuk program pembedayaan ekonomi dan pendidikan lingkungan hidup terhadap masyarakat,” ujarnya.

Palembang diguyur hujan

Selama dua hari ini (Minggu dan Senin), sejumlah daerah di Sumsel termasuk Palembang diguyur hujan. Meskipun hujan tidak begitu deras, tapi kabut asap mulai menipis.

“Alhamdulillah hujan mulai turun. Semoga musim penghujan datang, sehingga kabut asap hilang. Meskipun begitu, pemerintah harus memproses hukum terhadap pelaku penyebab kebakaran hutan yang menimbulkan bencana asap,” kata Rukmini, warga Kenten Palembang, Senin (20/10/2014) .

Tulisan ini hasil kerja sama Mongabay dengan Green Radio

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,