,

Seniman Sumsel Berharap Kabinet Kerja Fokus Penataan Lingkungan Hidup

Bencana kabut asap yang melanda Sumatera Selatan (Sumsel) beberapa waktu lalu, masih membekas di masyarakat. Tidak terkecuali bagi para pekerja seni atau seniman.

Tidak heran, jika penggabungan kementerian kehutanan dan lingkungan hidup oleh pemerintahan Jokowi membuat mereka khawatir. Mereka berharap kementerian tersebut memperkuat fungsi perlindungan lingkungan hidup bukan sebaliknya.

Heru Andriansyah, pelukis Palembang, mengharapkan Jokowi benar-benar menjalankan komitmen yang disampaikannya selama kampanye Pilpres 2014 lalu mengenai lingkungan hidup Indonesia.

Menurut pelukis yang sering menyampaikan kritik lingkungan hidup lewat lukisan ini, pelestarian lingkungan mutlak dijalankan demi terjaganya keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia. Pemerintah juga harus memiliki solusi yang tepat terhadap persoalan ini.

“Jangan sampai tumbuhan dan hewan langka cuma dinikmati anak-cucu kita lewat lukisan atau foto,” ujar pendidik di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 7 Palembang ini, Selasa (28/10/2014).

Heru berharap bencana asap yang melanda Sumsel, dan sejumlah provinsi lainnya seperti Riau, Jambi,  Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur berakhir dan tak terulang lagi di masa mendatang.

Muhammad Iqbal Jauhar Ganda Permana, penyair Palembang, mengatakan lingkungan tidak boleh dipisahkan antara lingkungan hidup (biotik) dan lingkungan tak hidup (abiotik). Iqbal mencontohkan ekosistem sungai dan daerah sekitarnya harus bebas dari industri yang berpotensi menciptakan pencemaran lingkungan.

“Setiap regulasi yang dikeluarkan, khususnya yang berkaitan dengan lingkungan, harus menyelaraskan keduanya,” ujarnya.

Lingkungan hijau

Iqbal menyoroti pula masalah perizinan dan analisis dampak lingkungan di daerah perkotaan, seperti Palembang. Menurutnya sudah saatnya pemerintah menerapkan regulasi yang lebih ketat dan tegas, seperti pelarangan terhadap pembangunan ruko di daerah resapan air atau pendirian gedung bertingkat untuk sarang walet di daerah pemukiman.

“Kalau di negara lain dapat dilakukan dan telah menuai manfaat dari pelestarian lingkungan, kenapa di Indonesia tidak? Kuncinya di regulasi,” ujar Iqbal.

Marta Astra, perupa Palembang, mengatakan, semua orang menginginkan lingkungan yang hijau dan udara yang sejuk. Lingkungan yang hijau dan sehat secara langsung maupun tidak, dapat meningkatkan produktivitas kerja.

“Saya sepakat, jika pemerintahan Jokowi-JK fokus pada lingkungan hidup, baik di pedesaan maupun perkotaan,” tambahnya.

Marta menggambarkan kondisi Sumsel tahun 1970-an hingga 1980-an. Saat itu, hutan di Sumsel begitu hijau dan sungai menjadi pusat aktivitas warga. Ketika itu mencari ikan di sungai begitu mudah lantaran airnya jernih dan banyak ikan yang hidup.

“Sekarang, kondisi sungai sangat memprihatinkan. Airnya tercemar limbah pabrik dan sampah rumah tangga yang berdampak pada populasi ikan. Kita sangat mengharapkan lahirnya kebijakan yang berpihak pada lingkungan dari pemerintahan yang baru ini,” pungkasnya.

Tulisan ini hasil kerja sama Mongabay dengan Green Radio

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,