,

Tanggap Darurat Asap Diperpanjang, Gubernur Sumsel Panggil Bupati OKI

Setelah menghilang akibat hujan ringan yang terjadi selama Oktober, kabut asap di sejumlah daerah di Sumatera Selatan (Sumsel) kembali menebal awal bulan ini. Alex Noerdin, Gubernur Sumsel, terpaksa memperpanjang masa tanggap darurat asap yang harusnya berakhir Jumat (31/10/2014) lalu. “Suratnya sudah saya tanda tangani,” ujarnya kepada wartawan di Palembang, Senin (03/11/2014).

Terkait munculnya kabut asap, Alex Noerdin bertemu langsung dengan Iskandar, Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), Senin. Ini dikarenakan, Kabupaten OKI kembali marak akan titik api.

Berdasarkan laman bnpb.go.id, Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, menyatakan berdasarkan pantauan satelit Terra dan Aqua, Minggu (02/11/2014) pukul 05.00 WIB, jumlah titik api di Kalimantan Tengah sebanyak 1.225 titik, Sumatera Selatan 344 titik, Kalimantan Barat 203 titik, Kalimantan Timur  32 titik, dan Lampung 20 titik. Di Palembang, jarak pandang hanya 400 meter pada pukul 06.00 WIB dan 800 meter pada pukul 08.00 WIB.

Senin (03/11/2014) pukul 05.00 WIB, berdasarkan pantauan satelit Modis, titik api di Kalimantan Tengah berjumlah 125 titik, Sumatera Selatan 37 titik, Kalimantan Selatan 29 titik, dan Kalimantan Timur 20 titik. Dari satelit terlihat sebaran asap dari OKI menyebar ke Palembang, sebagian wilayah Sumsel, Jambi, dan Riau. Angin dari selatan ke utara-barat laut. Selama Oktober 2014, jumlah titik api di Sumsel 3.282 titik yang sekitar 2.420 atau 74 persennya berasal dari OKI

Seusai bertemu Alex Noerdin, kepada wartawan Iskandar mengakui daerahnya memang banyak lahan gambut yang terbakar dan sulit dipadamkan. Iskandar menyatakan pihaknya telah bekerja keras dalam menanggulangi kebakaran lahan di daerahnya. Menurutnya, sekitar 5.000 hektar lahan yang terbakar telah ditanggulangi.

“Penanggulangannya sudah maksimal, wilayah OKI luas. Lahan gambut masih banyak dan lokasi kebakaran sulit dijangkau. Sementara persediaan air untuk memadamkan titik api jadi kendala tersendiri. Apalagi hujan sangat sedikit” jelasnya.

Dalam memaksimalkan pengendalian kebakaran lahan gambut di OKI, Iskandar menjelaskan Alex Noerdin memberikan mandat khusus. “Kita juga telah menginstruksikan camat, kepala desa, dan masyarakat untuk bekerja maksimal dalam menjaga lahan gambut,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Yulizar Dinoto membenarkan tanggap darurat asap terpaksa diperpanjang karena kebakaran hutan dan lahan di Sumsel masih berlangsung. “Sebetulnya kabut asap sudah mulai dapat ditangani, tetapi Minggu kemarin, kabut asap kembali muncul,” ujarnya kepada wartawan.

BPBD Sumsel telah mengajukan permintaan tambahan pesawat untuk menjalankan teknologi modifikasi cuaca (TMC). Satu unit Hercules TNI AU rencananya akan menggantikan pesawat Casa 212-200 atau PK-PCT dari Pelita. “Beda dengan Casa yang hanya bisa bawa satu ton garam, pesawat Hercules bisa bawa empat ton garam untuk kita semai,” ujarnya.

Pada 31 Oktober lalu, Sumsel mendapat bantuan pesawat Air Tractor yang mampu mengangkut 3.000 liter air. Pesawat ini telah melakukan water bombing sebanyak 9 kali. Sementara, Heli MI-8 telah melakukan water bombing sebanyak 2.638 kali, Bolkow 105 sebanyak 4.242 kali, Kamov 888 kali, dan Sikorsky 2.255 kali.

Tulisan ini hasil kerja sama Mongabay dengan Green Radio

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,