,

Atasi Gambut Terbakar, Bupati OKI Giatkan Camat dan Kades

Sehari setelah mendapatkan instruksi dari Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, Senin (03/11 2014), terkait bencana kabut asap yang kembali menyelimuti Sumsel, Bupati OKI (Ogan Komering Ilir) Iskandar langsung menggerakkan RKDT (Regu Kebakaran Desa Terlatih).

RKDT ini terdiri 58 regu yang tersebar di Kecamatan Jejawi, Air Sugihan, Pampangan, Pangkalan Lampan, Tulung Selapan, Cengal, Mesuji, Mesuji Makmur, Lempuing Jaya, Teluk Gelam, Pedamaran dan Pedamaran Timur.

Pihak yang diinstruksikan menggerakkan RKDT adalah BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dan Dinas Kehutanan OKI. Iskandar juga menginstruksikan seluruh camat dan kepala desa (kades) yang masuk dalam kawasan pantauan titik api tinggi seperti di wilayah Pampangan, Pangkalan Lapam, Air Sugihan, Cengal dan Tulung Selapan.

“Camat dan kepala desa tidak boleh meninggalkan lokasi, sampai titik api benar-benar bisa dikendalikan,” kata Iskandar di hadapan camat, kepala desa, kepolisian dan dinas terkait di Kayuagung, Selasa (04/11/2014).

“BPBD dan Dishut OKI segera melakukan inventarisasi kebutuhan di lapangan dalam waktu satu dua hari ini, baik itu teknis penanganan maupun pembentukan kelompok-kelompok  di setiap desa dan DPPKAD (Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah) mulai Rabu (05/11/2014), dan segera mencairkan anggaran on call penanganan bencana secara maksimal,” katanya.

Berdasarkan pantauan satelit Terra dan Aqua (BMKG) pada 2 November 2014, titik api di Kabupaten OKI meningkat hingga 320 titik.

“Tugas pemadaman di lapangan memang berat karena kebanyakan lahan yang terbakar merupakan lahan gambut yang rata-rata kedalamannya tiga meter. Yang paling berat menjangkau lahan terbakar tersebut, namun dengan bantuan pemerintah provinsi, TNI, BNPB Pusat dan elemen lain, optimis ini dapat kita lakukan,” ujarnya. “Apalagi Pak Gubernur (Alex Noerdin) telah mengerahkan helikopter untuk water booming dan pesawat penabur garam,”  tambahnya.

Perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan tinggi baru akan terjadi akhir Desember atau awal Januari 2015. “Karena itu, Pemerintah Kabupaten OKI berusaha mengurangi penyebaran kebakaran yang terjadi dan memantau secara intensif lahan dan kawasan yang rawan terbakar.”

Kedepan, kata Iskandar, upaya lain yang penting berupa pengawasan aktivitas masyarakat yang mempunyai kebiasaan membakar lahan untuk perladangan. Tindakan preventif sangatlah perlu. “Bila perlu, saya akan membuat program khusus tahun 2015, agar masyarakat yang punya kebiasaan membakar lahan memiliki kegiatan lain seperti dihimpun dalam kelompok peduli api, sehingga akan lebih efektif.”

Harapannya, tahun depan kebakaran lahan tidak akan terjadi seperti tahun ini. Kabupaten OKI akan bebas asap.

Bupati OKI langsung menggelar rapat setelah mendapat intruksi  dari Gubernur Sumsel terkait perpanjangan darurat asap. Foto: Romi Maradona
Bupati OKI segera menggelar rapat setelah mendapat intruksi dari Gubernur Sumsel terkait perpanjangan tanggap darurat asap. Foto: Romi Maradona

Sebelumnya, Kepala Dinas Kehutanan Sumsel Sigit Wibowo mengatakan, lahan gambut di Sumsel yang berada di OKI sebagian besar sudah terbakar. Berdasarkan data satelit Modis sejak Januari-Oktober sudah ada 3.411 titik api di OKI. Sejak 1 November, titik api yang terpantau di Sumsel sudah mencapai 344 titik dan 2 November sebanyak 337 titik.

Tulisan ini hasil kerja sama Mongabay dengan Green Radio

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,