, ,

Plays On The Sea, Mengajak Penguasa Laut Bali Tak Berhenti Melawan

Puluhan aktivis, yang kerap longmarch di depan Kantor Gubernur Bali aksi di Pantai Padanggalak, Sanur. Mereka mengibarkan puluhan bendera tolak reklamasi, mengajak sang Baruna, penguasa laut,  tak henti berlawan. Pantai ini, salah satu lokasi dengan abrasi parah di Denpasar.

Plays On The Sea, tajuk event seni dan kampanye menyuguhkan beragam jenis seni. Laut yang akan menjadi komoditas—jadi daratan baru untuk resor dan fasilitas mewah di Teluk Benoa.

Lantunan puja Trisandya, bergema tepat pukul 18.00. Diiringi alat musik gender oleh sanggar Bajra Sandhi yang melantunkan syair doa Mantram Gayatri– doa umat Hindu di Bali. Ratusan anak muda duduk menghadap laut .

Om Om Om Bhur Bhuwah Swah, Tat Sawitur Warenyam. Bhargo Dewasya Dhimahi, Dhiyo yo Nah Prachodayat.”

Demikian bait pertama, yang berarti Ya Hyang Widhi yang menguasai ketiga dunia, Yang maha suci dan sumber segala kehidupan, sumber segala cahaya, semoga limpahkan budi nurani kami penerangan sinar cahayaMu yang maha suci.

BabadBali, media tentang spiritualitas dan sejarah menyebut dalam Lontar Prekempa Gunung Agung diceritakan Dewa Siwa mengutus Sang Hyang Tri Murti untuk menyelamatkan bumi. Dewa Brahma turun menjelma menjadi Naga Ananta Bhoga. Dewa Wisnu menjelma sebagai Naga Basuki. Dewa Iswara menjadi Naga Taksaka. Naga Basuki penjelmaan Dewa Wisnu itu kepala ke laut menggerakkan samudra. Ekor menjadi gunung dan sisik ekor menjadi pohon-pohonan lebat di hutan. Inilah konsepsi lokal arti penting menjaga alam. Sebab, apa yang terjadi di daratan berdampak pada laut. Juga sebaliknya, hingga muncul istilah Nyegara Gunung.

Jerinx dari SID tengah bernyanyi di kelilingi pengunjung dalam event Plan On The Sea. Foto: Komunitas Seni di Hari Libur
Jerinx dari SID tengah bernyanyi di kelilingi pengunjung dalam event Plays On The Sea. Foto: Komunitas Seni di Hari Libur

Cokorda Sawitri, budayawan perempuan berpengaruh di Bali mengingatkan, laut tak akan tinggal diam jika diganggu. Cok malam hari mementaskan monolog berjudul “Rahim”. “Perempuan tanpa rahim, seperti pulau tanpa laut.”

Jerinx, personil band Superman Is Dead dan Devildice yang kerap longmarch mengingatkan, tak berhenti berjuang, menyuarakan penolakan. Karena penguasa dan investor makin menggiring opini warga dengan istilah “revitalisasi” sebagai penghalus kata reklamasi.

I Wayan “Gendo” Suardana, koordinator Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa (ForBALI) dalam orasi juga berang dengan muncul media-media yang memiripkan nama dan bentuk kampanye kelompok pro reklamasi. “Mereka terus merekayasa, kita harus melawan, kalaupun kalah, kita sudah berjuang sampai akhir.”

Gawe ini digagas dua kreator, Yoka Sara, seniman dan arsitekdan  Anom Darsana, ahli tata suara (saund engineering).

Mereka terpanggil oleh sang dewa laut untuk membuat gelaran seni sekaligus edukasi lingkungan. Terutama berkontribusi dalam penyelamatan Teluk Benoa. Sebelumnya, mereka berduet dalam aksi kolosal Art Event Bali Tolak Reklamasi. Di Art Event mereka menghadirkan empat panggung di Padanggalak. Panggung ini mengikuti konsepsi Nyegara Gunung. Ketika itu 29 Oktober, panggung di atas laut urung karena arus sangat keras.

Harapan ini tak dipendam lama, pada Sabtu (22/11/14) panggung di atas laut, terwujud. Tajuknya Persembahan yang Tertunda, Sang Baruna Menolak Kehancuran.

Anom Darsana, mantan guru Bahasa Prancis dan pernah 13 tahun mukim di Swis ini menyebut peradaban Bali dibangun dari keyakinan terhadap air tak semata sebagai ‘benda.’ Air adalah ‘mahluk’ tersendiri dalam kesemestaan. “Pengurukan laut untuk eksploitasi itu menghancurkan peradaban.”

Yoka mengatakan, pembangunan panggung di laut, tak terlalu sulit. “Tiang-tiang ditaruh di pantai langsung ke pasir. Bongkar yang susah.” Semua seniman dan pengisi acara tidak dibayar.

Ajang ini menampilkan sekitar 20 art performance dari musik, drama, teatrikal, tari, puisi, monolog, DJ, mural, dan gamelan kontemporer. Ada Wild Drawing, nama jalanan street art yang melukis di papan setinggi tiga meter tentang sosok anak Bali termenung melihat ke laut. Ada band rock seperti Ganjil, Garden Groove, Nypmhea, Parau, DJ Kaz, dan lain-lain.

Bertepatan dengan ini, umat Hindu di Bali, merayakan ritual Hari Pohon atau disebut Tumpek Wariga. Umat Hindu memberi sesajen dan sembahyang menghormati tetumbuhan yang menjadi sumber kehidupan.

Panggung buat acara Play On The Sea dibangun di tepian pantai...sebagai wujud mengajak dewa penjaga laut tak berhenti melawan para perusak laut,      seperti rencana reklamasi Teluk Benoa. Foto: Komunitas Seni di Hari Libur
Panggung buat acara Plays On The Sea dibangun di tepian pantai…sebagai wujud mengajak penguasa laut tak berhenti melawan para perusak laut, seperti rencana reklamasi Teluk Benoa. Foto: Komunitas Seni di Hari Libur
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , ,