Sha Ine Febriyanti Cantik Unik Dalam Balutan Baju Daur Ulang

Artis Sha Ine Febriyanti mencuri perhatian para hadirin termasuk media pada malam penganugerahan Piala Vidia, Jumat lalu (05/12/2014). Penampilan Ine dengan pakaian bernuansa etnik dan unik inilah yang menjadi penyebabnya. Yang lebih mengejutkan, ternyata gaun Ine ini rupanya dibuat dari ‘sampah’ daur ulang.

Ine tampil cantik dengan sebuah kalung batok kelapa besar melingkari leher, gelang pun memenuhi pergelangan tangan kiri kanannya, rambutnya digelung dengan tusuk konde, melengkapi busananya yang bernuansa etnik yang unik. Baju jumpsuit, dalamnya dari tenun batak Harunduan, ikat pinggang mote dari Sipirok dipadu baju luar katun daur ulang yang diwarnai dari bahan sampah organik. Tangannya menenteng tas tangan mote dan alas kakinya dengan model sandal jepit.

Busana yang dikenakan Ine ini cukup anggun  punya karakter dan pesan yang kuat. Sesuai dengan keinginan ibu dua anak ini. “ Saya yang sangat tidak fashionable mendambakan baju  yang simple dan tidak menyiksa,” ujar Ine kepada Mongabay . Dia mengatakan sangat senang sekali bisa memakai busana rancangan Merdi Sihombing. “Simple, unik dan kuat. Pas dengan karakter saya,” ujarnya melalui pesan pendeknya pada Minggu (07/12/2014).

Ine  senang dengan rancangan Merdi Sihombing yang memanfaatkan bahan alami, bahan sampah dan daur ulang serta mengangkat tradisi Indonesia. Busana yang dikenakan ini rupanya dibuat dari bahan daur ulang dan diwarnai dengan bahan alam. Bahan ini sedemikian rupa diolah sehingga menjadi bahan busana yang unik.

Lalu, bagaimana ceritanya dia bisa memakai busana daur ulang ini? Rupanya akhir bulan lalu, sepulang dari workshop penyutradaraan di Palembang, dia sudah janjian dengan Merdi Sihombing. Perancang busana ini bukan orang baru bagi Ine. Dialah yang merancang busana pengantinnya saat dia dinikahi Yudi Datau, pada 1 Desember 11 tahun lalu.

Rupanya cukup banyak busana daur ulang yang dirancang Merdi. Dibantu sang suami,Ine memilih salah satu busana yang dirasa cukup sreg. Jadilah dia mengenakan busana yang cukup menyedot perhatian hadirin itu.

Gaya hidup hijau dalam berbusana pun mulai dipraktekkan perempuan kelahiran Semarang, 18 Februari 1976 ini. Dia berjanji akan mengenakan rancangan ‘hijau’ untuk acara-acara yang mengharuskan dia berdandan. “Aku pasti akan pakai  desainer yang membuat baju dari bahan daur ulang,”

Merdi Sihombing menjelaskan busana yang dikenakan Ine ini disebut rancangan ‘ecofashion’. Di Indonesia belum banyak orang mengenakan rancangan seperti ini.  Dua baju Ine dirancang dari kain katun yang tak terpakai lalu diwarnai dari bahan-bahan alam. Satu baju diwarnai diwarnai dari sampah organik kulit mangga, daun pepaya; sedangkan baju yang lain  diwarnai dari kulit kayu, karat besi dan  rebusan tripang.

“Dicelup, diangkat, dijemur sampai keluar warna yang kita inginkan. Sampai dua mingguan kira-kira,” ujar Merdi.

Perempuan yang kondang lewat peran Miss Julie dalam pentas drama ini juga bersuara tentang alam yang mulai rusak ini. Menurutnya, kerusakan alam seharusnya bisa diakali dengan mengalihkan penggunaan energi bumi yang bisa habis ke sumber energi alternatif. Di bidang industri para perajin pelaku industri pun bisa meminimalisasi kemubaziran alam dengan memakai bahan daur ulang. “Jauh lebih eksentrik, keren bersahaja dan bermanfaat.”

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,