Tujuh Pendaki Indonesia Belum Diketahui Kabarnya Pasca Gempa Nepal

Pada Sabtu (25/04/2015) pukul 06:11:26 waktu setempat,  Nepal dilanda gempa hebat berkekuatan 7,8 Skala Richter (SR). Pusat gempa berada di sekitar Kota Pokhara,  atau 34 km timur-tenggara dari Lamjung, Nepal, dengan hiposenter pada kedalaman sekitar 15 km.

Dari keterangan Wikipedia,  gempa tersebut merupakan gempa terkuat setelah gempa pada 1934 di Nepal-Bihar. Gempa susulan terus terjadi di seluruh Nepal, dengan guncangan mencapai besaran hingga 6,7 SR

Gempa tersebut telah meluluhlantakkan berbagai wilayah dan kota di Nepal, termasuk Kathmandu, ibukota Nepal. Di Kathmandu, menara bersejarah Dharahara atau Menara Bhimsen roboh karena gempa tersebut.  Bangunan di Situs Warisan Dunia UNESCO Kathmandu Durbar Square juga ikut runtuh.

Seperti dikutip dari Wikipedia, juru bicara kepolisian Nepal Kamal Singh Bam, mengatakan setidaknya 1.953 orang tewas dan 4.629 terluka di Nepal sendiri karena gempa tersebut.

Sedangkan dari berbagai informasi yang dihimpun, korban meninggal telah mencapai 2.026 orang yang terdiri dari korban meninggal 1.953 orang di Nepal, 53 orang di India, 18 orang di Tiongkok dan 4 orang di Bangladesh. Sedangkan korban luka mencapai 4.629 orang di Nepal dan 55 orang di Tiongkok.

Gempa tersebut juga memicu longsoran di Gunung Everest, menewaskan sedikitnya 17 orang di Base Camp Selatan. Tim gunung Angkatan Darat India dikabarkan mendapati 18 jenazah. Diperkirakan ada lebih dari 1.000 pendaki yang berada di Gunung Everest ketika gempa tersejadi, dengan setidaknya 61 orang luka-luka dan sejumlah hilang atau terjebak di kamp-kamp di ketinggian yang lebih tinggi. Gunung Everest berada 220 kilometer timur pusat gempa.

Tujuh Pendaki Indonesia Belum Ada Kabar

Dari informasi yang dihimpun, ada tujuh pendaki dari Indonesia yang berada di Nepal yaitu Tessy Ananditya dan Sapta Hudaya yang mendaki gunung Annapurna, Virgo Dirgantara, Handri Ramdhani, Nicko Ronny dengan pemandu dari Himalaya Guides yang diperkirakan berada di Lobuche, dan tiga pendaki dari Taruna Hiking Club Bandung yaitu Jeroen Hehuwat, Kadek Andana dan Alma Parahita. Ketujuh pendaki tersebut belum diketahui kabarnya pasca gempa yang melanda Nepal.

Tiga pendaki dari Taruna Hiking Club Bandung ada di Hotel Lama, Langtang, Nepal. Ketika gempa terjadi, mereka dijadwalkan menuju ke Khyanjing Gompa.

Hernawan Baskoro Abid, dari Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (PWNI dan BHI) Kemlu, mengatakan pihaknya memang belum mendapatkan informasi ketujuh pendaki tersebut.“Tessy Ananditya dan Sapta Hudaya sampai saat ini belum ada kabar. Baik dari tim pendakian mereka disana maupun yang ada di Indonesia.  Sedangkan pendaki dari Taruna Hiking Club Bandung yaitu Jeroen Hehuwat, Kadek Andana dan Alma Parahita, ketiga-tiganya belum diketahui kabarnya karena belum bisa dihubungi. Sesuai jadwal perjalanan, mereka ada di puncak Yala,” kata Hernawan yang dihubungi Mongabay pada Minggu malam (26/04/2015).

Sedangkan Virgo Dirgantara, Handri Ramdhani, Nicko Ronny, menurut keterangan dari Himalaya Guides dan operator yang ada di Indonesia, kata Hernawa, juga belum ada kabarnya. “Sesuai jadwal perjalanan, mereka diperkirakan berada di Lobuche,” katanya.

Sementara informasi terakhir dari Kementerian Luar Negeri pada Minggu (26/04/2015) pukul 14.25 WIB, ada 32 orang warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Nepal, 18 orang diantaranya WNI yang menetap di Nepal. Pihak Kemlu telah menghubungi dan mendapatkan kabar  dari beberapa orang tersebut.

WNI yang telah dihubungi Kemlu, atau telah dikonfirmasi dan dalam kondisi baik yaitu Diah Ismaya, Winarti Karyono, Samini, Evi Nurlaila Ana, Fitri Rosdiana (tinggal di jalan bersama suaminya), Aprieri Dwi (mengungsi di kantor GIZ), Ariani Hasanah, Ni Putu Purniawati (berada di Dubai), Wayan Kushle, Ahmad Taufan Damanik (ASEAN ACWC), Esther Indriani (World Vision),  Laura Hukom (World Vision), Dhiana Anggraeni (World Vision), dan Emmy Lucy (World Vision).

Sedangkan WNI yang belum didapat kabarnya yaitu Ari Isyanawati, Freddy Lawrens, Grace Tarigan, Maria E. Putuhena, Toyibah, Maya Apriyani, Parsiah Majudi, Purwanti, Samini, Tessy Ananditya, Sapta Hudaya, Alma Parahita, Kadek Andana, Jeroen Hehuwat, Virgo Dirgantara, Handri Ramdhani, Nicko Ronny, Ong Kim Han, dan Yanti.

“Kondisnya sangat dinamis, karena kita selalu mencari kabar, dan update terakhir kita ada 47 WNI yang ada di Nepal. 18 orang diantaranya tinggal menetap di Nepal,” tambah Hernawan.

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,