Sektor Perikanan dan Kelautan Kini Didukung Penuh Industri Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen untuk mendukung pembangunan sektor perikanan, kelautan dan kemaritiman yang saat ini menjadi core dari program pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Komitmen itu dilakukan dengan menginisiasi pemberian kredit dari industri keuangan non bank (IKNB) untuk sektor perikanan, kelautan dan kemaritiman.

Menurut OJK, saat ini sudah ada 12 perusahaan pembiayaan yang siap mengucurkan kredit untuk sektor perikanan, kelautan dan kemaritiman. Selain itu, masih ada juga 20 perusahaan asuransi jiwa dan 2 asuransi umum serta 3 Perusahaan Penjamin Kredit Daerah (Jamkrida).

“Keterlibatan lembaga keuangan tersebut diharapkan bisa memicu pemberian kredit untuk sektor kelautan, perikanan dan kemaritiman. Kita harapkan mereka ikut mengembangkan sektor tersebut yang masih belum banyak digarap,” ujar Deputi Komisioner Pengawas I IKNB Edy Setiadi dalam acara Media Briefing yang digelar, Senin (4/5) di Kantor OJK di Jakarta.

Dia menjelaskan, melalui inisiasi yang dilakukan OJK, pihaknya berharap kucuran kredit dari IKNB untuk sektor kelautan, perikanan dan kemaritiman bisa meningkat hingga 30 persen. Sehingga, pada tahun ini diharapkan akan ada penambahan sebesar Rp500 miliar atau total menjadi Rp2,2 triliun untuk kredit sektor tersebut.

“Pada tahun 2014 kredit dari IKNB yang dikucurkan untuk sektor perikanan, kelautan dan kemaritiman mencapai Rp1,7 triliun atau baru 0,7 persen dari total pembiayaan IKNB,” ucap Edy.

Edy menjelaskan, seiring dengan komitmen dari Presiden Jokowi untuk mengembangkan sektor perikanan, kelautan dan kemaritiman, OJK akan mengawalnya hingga bisa terwujud program nawacita seperti yang termaktub dalam core program pemerintahan sekarang. Menurutnya, program tersebut sangat bagus karena bisa mengangkat sektor tersebut yang selama ini masih dianaktirikan.

“Padahal, dengan garis pantai yang sangat panjang, potensi kelautan dan perikanan Indonesia sangat besar. Ini harusnya sudah dikembangkan sejak lama,” jelas Edy menyebut garis pantai Indonesia yang mencapai 95.181 ribu km atau terpanjang kedua di dunia setelah garis pantai di Kanada.

Petakan Potensi Bisnis Sektor Perikanan dan Kelautan

Menurut Edy, potensi bisnis di sektor perikanan, kelautan dan kemaritiman saat ini sangat bagus. Teurtama, karena sektor tersebut memiliki sumber daya alam yang melimpah. Dari penelitian yang sudah digarap oleh tim pengawas IKNB OJK, potensi yang ada mencakup untuk pembiayaan modal kerja, investasi untuk kapal, alat tangkap ramah lingkungan, alat angkut kendaraan bermotor, mesin tempel dan peralatan tangkap, investasi untuk SPBU nelayan dan SPBU terapung, dan investasi untuk pembangunan pabrik mini pengolahan ikan.

“Itu adalah pembiayaan yang bisa dilakukan untuk sektor kelautan dan perikanan. Kita harapkan IKNB bisa merespon dengan baik, sehingga ke depan sektor tersebut bisa menjadi bankable. Kalau sudah demikian, perkembangannya akan semakin baik,” ungkap dia.

Edy menjelaskan, untuk tahap awal, IKNB akan membiayai sektor kelautan dan perikanan di 7 kota yang ada di berbagai pulau. Berikut rinciannya:

  1. Bali. Mencakup untuk pemindangan ikan, termasuk di dalamnya pengawetan ikan yang baru ditangkap dari laut;
  2. Yogyakarta. Pengelolaan dan pengalengan ikan di Bantul dan Sadeng;
  3. Batam. Pengembangan koperasi nelayan setempat;
  4. Makassar. Ini tentang industri galangan kapal (kecil) dan penjualan ikan serta kemasannya;
  5. Kendari. Pengembangan kawasan industri terpadu untuk perikanan dan kelautan, termasuk fillet ikan dan kemasan;
  6. Sukabumi. Penataan tempat pelelangan ikan; dan
  7. Sibolga. Pengembangan industri pengolahan ikan.

Sektor yang Terpendam

Walau menjadi program primadona saat ini, namun kenyataannya sektor perikanan, kelautan dan kemaritiman diakui masih tertinggal perkembangannya dibanding sektor lain. Bahkan, sektor tersebut saat ini penggarapannya diakui masih belum maksimal oleh. Pengakuan itu diungkapkan Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perbankan OJK Irwan Lubis.

“Potensinya sangat besar di sektor tersebut, namun sayang masih belum digarap maksimal. Dengan bergulirnya nawacita, Presiden meminta agar industri keuangan baik bank dan non bank untuk ikut berkontribusi pada sektor tersebut,” tutur Irwan di Kantor OJK.

Menurut Irwan, saat ini industri keuangan sebenarnya sudah ikut berkontribusi untuk sektor tersebut. Industri keuangan bank (IKB) pada 2014 sudah mengucurkan pembiayaan untuk sektor tersebut sebesar Rp17,9 triliun atau baru 0,49 persen dari total pembiayaam perbankan nasional. Begitu juga dengan industri keuangan non bank (IKNB) yang baru mengucurkan Rp1,7 triliun atau baru 0,7 persen dari total pembiayaan IKNB pada 2014.

Namun, meski ada rujukan langsung dari Presiden, sektor perikanan, kelautan dan kemaritiman tetap menyimpan potensi resiko yang sangat besar dalam industri keuangan. Karena, sektor tersebut hingga saat ini masih sangat bergantung pada iklim yang selalu berubah.

“Tapi itu bisa disiasati oleh IKNB sebenarnya. Tinggal bagaimana sekarang siasat itu bisa berjalan baik. Yang terpenting adalah bagaimana pengawasannya bisa berjalan baik. Karena, sektor tersebut juga terdiri dari beragam pelaku. Ada nelayan, pengusaha dan industri perkapalan,” tandas dia.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , ,