Kecoa Zaman Dinosaurus Ditemukan Terperangkap Dalam Batu Perhiasan

Anda masih ingat cerita film Jurassic Park karya sutradara kondang Steven Spielberg? Film yang diinspirasi dari novel karya Michael Crichton ini, dalam sebuah plotnya menunjukkan tokoh biliuner John Hammond sedang menerangkan kepada sekelompok ilmuwan bagaimana DNA dinosaurus berhasil “diekstrak” dari darah yang ada di dalam seekor serangga yang terbekukan dalam kopal resin. Serangga tersebut terperangkap selama jutaan tahun di dalam resin dan secara tidak sengaja ditemukan oleh pekerja pertambangan.

Nah ternyata temuan dibawah ini mirip dengan cerita dalam film tersebut!

Dilaporkan bahwa sekelompok peneliti Jerman dan Slowakia telah menemukan kecoa terawetkan selama jutaan tahun di dalam batu amber yang ditemukan dari sebuah pertambangan di Myanmar. Jenis batuan amber adalah batuan yang berasal dari resin pohon yang telah berubah menjadi fosil.

Fosil kecoa? Ya, anda tidak salah baca! Serangga kecil yang sering kita dijumpai di toilet dan tempat-tempat lembab ini telah hidup sejak era sebelum manusia ada di muka bumi. Dalam daur ekologis sejak era dinosaurus hingga saat ini, kecoa tetap setia sebagai agen pengurai kotoran.

Menurut Peter Vršanský dari Geological Institute di Bratislava, Slowakia, dan Günter Bechly dari State Museum of Natural History di Stuttgart, Jerman para penemunya, fosil tersebut dinamakan Manipulator modificaputis. Fosil kecoa ini diduga telah berusia seratus juta tahun atau hidup pada era Cretaceous, saat dimana dinosaurus hidup di muka bumi hingga kepunahannya sekitar 66 juta tahun yang lalu.

Dengan leher yang panjang dan kepala yang bisa berputar ke segala arah, bentuk kaki kurus dan kaki depan yang panjang, para peneliti menyebutkan serangga tersebut merupakan karakteristik jenis yang aktif berburu mangsa dengan mengejarnya. Meski demikian, ukuran tubuh kecoa ini relatif kecil,  dengan panjang tubuhnya hanya 4,5 mm, sementara lebarnya lebih dari 2 mm.

Photo credit: Peter Vršanský
Photo credit: Peter Vršanský

Manipulator modificaputis

Seperti dikutip dalam jurnal Geologica Carpathica, pada masa dinosaurus, ada banyak jenis kecoa predator. Salah satu dari turunan kecoa purba predator itu terus berevolusi dan kini menyisakan satu turunan, yaitu belalang sembah. Belalang sembah modern saat ini memiliki karakteristik kaki depan seperti Manipulator modificaputis dan merupakan kerabat dekat dari kecoa.

Saat ditemukan, peneliti menemukan empat individu kecoa dari spesies yang sama di tempat yang sama. Suatu indikasi yang menunjukkan bahwa lokasi cadangan bebatuan amber di Myanmar merupakan tempat yang sempurna untuk mengetahui ekosistem dunia purba. Amber sendiri merupakan batu yang saat ini dicari sebagai batu perhiasan karena warna dan teksturnya yang menarik.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,