, ,

Selebriti Ramai-ramai Serukan Perpanjangan Moratorium dengan Penguatan

Pagi itu, ratusan orang berkumpul di depan Plaza Semanggi Jakarta. Mereka bersiap mengikuti kegiatan Run Forest Run diselenggarakan Greenpeace. Tua, muda, semua berbaur termasuk para selebriti. . Mereka ikut ajang di Car Free Day ini sekaligus menyerukan kepada Presiden Joko Widodo agar memperpanjang moratorium izin hutan dan lahan gambut dengan penguatan.

“Setelah aku pelajari saat ke Sungai Tohor, moratorium memang harus dipermanenin. Mudah-mudahan keputusan Presiden dan pemerintah akan menerapkan itu sebagai aturan hukum kita,” kata DJ Ninda Felina di Jakarta, Minggu (10/5/15).

Dia antusias menceritakan pengalaman saat berkunjung ke Sungai Tohor beberapa. Dia terkesan upaya masyarakat membuat sekat kanal hingga gambut basah buat mencegah kebakaran hutan.

“Penyekatan kanal itu cukup efektif. Aku melihat langsung air mulai basahi kembali gambut. Gila, masyarakat Sungai Tohor benar-benar jagoan. Semoga gak ada lagi perusahaan egois. Harus diterapkan di daerah lain yang memiliki gambut besar. Jadi kebijakan nasional.”

Dia juga menemukan kondisi hutan yang membuat miris. Banyak hutan rusak daan beralihfungsi menjadi perkebunan.

“Pastinya tak boleh lagi ada penebangan hutan. Gila sih aku sudah melihat langsung hutan benar-benar rusak. Sedih ngelihatnya. It’s getting worse year by year. Prihatin. Mengapa manusia bisa sejahat itu? Otaknya pada kemana?” kata Ninda.

Kebanyakan, katanya,  orang memikirkan kepentingan pribadi saat membuka hutan untuk kepentingan bisnis. Padahal, pembukaan hutan dan gambut berdampak buruk bagi banyak orang. “Semoga moratorium hutan diperkuat dan dipermanenkan.”

Putri Lingkungan 2015 Chintya Fabyola juga prihatin dengan penebangan hutan. Menurut dia, moratorium harus diperpanjang.”Saya berharap bisa diperkuat. Sudah cukup penebangan, jangan ditambah lagi.”

Chyntia merasakan dampak buruk pembukaan hutan dan lahan gambut besar-besaran untuk perkebunan ataupun pertambangan. Sebab, dia tinggal di Pontianak, Kalbar, yang kerap tiap tahun mengalami kebakaran hutan dan gambut.

Senada dengan Poppy Sovia. Aktris yang melejit lewat film “Mengejar Mas-mas” itu juga mendukung perpanjangan sekaligus penguatan moratorium. “Semoga Presiden bisa buat peraturan jadi permanen. Beneran jadi Presiden rimbawan. Kalau menurut gue, jadiin sajalah. Sayang. Jangan satu atau dua tahun. Permanen saja. Harus bisalah,” katanya.

Mengapa lebih baik permanen? Jika hanya batasan tahun, katanya,  kebijakan ini bisa jadi ajang negosiasi untuk kepentingan bisnis.

“Kalau bisa atas kesadaran tinggi. Penting kita jaga hutan. Jangan ada lagi pembukaan lahan. Peraturan diperjelas. Mana yang diperbolehkan dan mana tidak. Otomatis ada pembatasan. Mana bisa digarap tapi aman, mana tidak boleh digarap. Harus ada keseimbangan. Kalau nggak nanti hutan habis dan gundul.”

Run Forest Run, seruan kepada Presiden memperpanjang kebijakan moratorium izin di hutan dan lahan gambut, dengan penguatan, seperti memperluas wilayah yang dilindungi. Foto: Indra Nugraha
Run Forest Run, seruan kepada Presiden memperpanjang kebijakan moratorium izin di hutan dan lahan gambut, dengan penguatan, seperti memperluas wilayah yang dilindungi. Foto: Indra Nugraha

Dia menceritakan, pengalaman berkunjung ke Pelabuhan Ratu, Jabar. Beberapa tahun sebelumnya, sepanjang jalan menuju pantai selatan itu, banyak pohon. Kini, penuh perkebunan kelapa sawit.

Kunto Aji, penyanyi jebolan ajang Indonesian Idol juga mendukung moratorium. Pemerintah harus melaksanakan janji melindungi hutan.”Saya mendukung perpanjangan dan penguatan moratorium.”

Menurut pelantun tembang “Sudah Terlalu Lama Sendiri” itu, masyarakat Indonesia  harus lebih peduli kepada lingkungan.

“Hutan kita memiliki banyak satwa liar, harus dilindungi. Ini masalahnya ekosistem. Bukan sekadar paru-paru dunia, tapi mempengaruhi kehidupan itu sendiri. Banyak sekali masyarakat ada disitu dan harus diperhatikan.”

Kunto mengatakan, kala hutan terpelihara baik bisa untuk  tujuan pariwisata dan keuntungan lebih besar.

Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Teguh Surya mengatakan, banyak selebritas ikut bersuara meminta pemerintah memperkuat dan perpanjangan moratorium, menjadi bukti yang konsen soal perlindungan hutan itu lintas profesi.

“Hutan itu milik seluruh orang Indonesia dan harus dikelola sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat. Bukan hanya segelintir orang atas nama bisnis.”

Teguh mengatakan, upaya penyelamatan hutan Indonesia seperti jalan di tempat. “Satu sisi kita berkejaran dengan waktu. Harus berlari menyelamatkan hutan. Untuk itulah kegiatan ini dilaksanakan.”

Acara itu sekaligus memberikan pesan pada Presiden menjelang tiga hari berakhir kebijakan moratorium. Dalam menjalankan agenda penyelamatan hutan, Presiden tak bisa jalan santai.

“Menyelamatkan hutan harus kencang. Serius. Melihat gelagat sepertinya moratorium diperpanjang. Kalau diperpanjang tapi isi sama dengan dulu, apa bedanya? Menurut kami penting itu bukan hanya diperpanjang, juga diperkuat. Jangan copy paste dari yang lama.”

Tak jauh beda dengan Yuyun Indradi, Jurukampanye Hutan Greenpeace. Dia mengatakan, keputusan memperkuat moratorium dengan menjamin perlindungan seluruh hutan tersisa seluas 93,6 juta hektar akan mempertegas Presiden seorang Rimbawan sejati.

“Jika tidak diperkuat, kebijakan itu adalah langkah mundur yang meninggalkan kehancuran bagi hutan dan keragaman hayati bangsa ini.”

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,