,

Teluk Penyu Cilacap Tercemar Minyak Mentah. Kenapa?

Sebagai kawasan wisata, Teluk Penyu di Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) selalu ramai oleh para pengunjung. Apalagi, kalau sore hari, biasanya wisatawan menikmati senja sambil berjalan di tepian pantai setempat. Namun, pemandangan itu kontras dengan yang terjadi pada Senin (25/05/2015). Sejak pagi, warga setempat turun ke pantai secara berbarengan. Bukan untuk mencari ikan, karena nelayan lebih memilih memarkir perahunya di bagian pantai ke arah daratan.

“Bagaimana mau melaut. Sejak semalam, pantai tercemar minyak. Makanya, nelayan lebih memilih untuk membersihkan cemaran minyak terlebih dahulu. Sebab, kalau tidak segera dibersihkan, akan sulit mendapatkan ikan,” tutur Kartim (45), nelayan asal Teluk Penyu, Cilacap.

Pemandangan di Teluk Penyu memang berbeda dari biasanya. Di sepanjang pantai, ribuan orang turun ke laut untuk membersihkan ceceran minyak mentah. Mereka biasanya membawa ember untuk mengambil crude oil yang berwarna hitam.

“Setelah diambil menggunakan ember, baru ditampung di tempat penampungan yang lebih besar,” tambah Kartim yang sejak pagi ikut serta membersihkan tumpahan minyak tersebut.

Maka, jalan raya di sepanjang raya di Teluk Penyu, dipenuhi jerigen-jerigen yang dipenuhi minyak mentah. “Kami sengaja mengumpulkan. Setelah itu, terserah nanti Pertamina bagaimana. Yang penting, laut secepatnya bisa dibersihkan,” kata Agung (38) warga lainnya.

Jerigen-jerigen berisi minyak mentah hasil pembersihan warga dan nelayan setempat, berjejer di sepanjang jalan raya pantai Teluk Penyu di Cilacap, Jateng pada Senin (25/05/2015). Warga dan nelayan setempat bergotong-royong membersihkan pantai dengan mengambil tumpahan minyak tersebut. Foto : L Darmawan
Jerigen-jerigen berisi minyak mentah hasil pembersihan warga dan nelayan setempat, berjejer di sepanjang jalan raya pantai Teluk Penyu di Cilacap, Jateng pada Senin (25/05/2015). Warga dan nelayan setempat bergotong-royong membersihkan pantai dengan mengambil tumpahan minyak tersebut. Foto : L Darmawan

Dari rilis yang dikeluarkan Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap, ceceran minyak tersebut berasal dari rusaknya fasilitas bongkar muat crude oil di Single Point Mooring (SPM) yang letaknya berada di 16 mil laut sebelah selatan Pantai Cilacap. Kerusakan tersebut terjadi pada 20 Mei lalu dan telah dilakukan berbagai macam antisipasi.

Dengan kondisi semacam itu, Pelaksana tugas (Plt) Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilacap, Indon Cahyono meminta kepada Pertamina RU IV untuk segera melakukan berbagai macam upaya pembersihan terhadap ceceran minyak mentah.

“Yang paling penting adalah, bagaimana Pertamina segera melakukan upaya pembersihan terhadap ceceran minyak mentah di perairan selatan Cilacap. Sebab, dari laporan para nelayan, mereka tidak mendapatkan ikan karena adanya pencemaran tersebut. Tidak tahu, ikannya ke mana. Bahkan, dari laporan dari Adipala, Cilacap, ada nelayan yang mendapatkan ikan sudah mati berwarna hitam. Saya belum cek, namun ada kemungkinan ikan terkena minyak mentah,” kata Indon.

Para nelayan membersihkan pantai Teluk Penyu di Cilacap, Jateng yang tercemar tumpahan minyak mentah pada Senin (25/05/2015). Tumpahan minyak berasal dari rusaknya fasilitas bongkar muat crude oil di Single Point Mooring (SPM) yang letaknya berada di 16 mil laut sebelah selatan Pantai Cilacap. Foto : L Darmawan
Para nelayan membersihkan pantai Teluk Penyu di Cilacap, Jateng yang tercemar tumpahan minyak mentah pada Senin (25/05/2015). Tumpahan minyak berasal dari rusaknya fasilitas bongkar muat crude oil di Single Point Mooring (SPM) yang letaknya berada di 16 mil laut sebelah selatan Pantai Cilacap. Foto : L Darmawan

Pihaknya, kata Indon, tengah merumuskan ganti rugi yang akan diajukan ke Pertamina RU IV Cilacap. Berdasarkan perhitungan kasar, pihaknya bakal mengajukan ganti rugi sebesar Rp100 ribu setiap nelayan per harinya selama dua pekan atau 14 hari. “Kalau dihitung, jumlah nelayan di Cilacap mencapai 17 ribu nelayan. Sehingga nantinya ganti rugi akan berdasarkan jumlah nelayan tersebut. Namun, ini masih gambaran kasarnya dan belum menjadi keputusan HNSI,”jelas Indon.

Sementara Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Cilacap, Adjar Mugiono menambahkan kalau pihaknya telah berkoordinasi dengan Pertamina RU IV Cilacap terkait dengan terjadinya pencemaran minyak mentah di perairan Cilacap. “Intinya, kami meminta kepada Pertamina untuk segera melakukan berbagai macam upaya sehingga secepatnya perairan di Cilacap bersih dari tumpahan minyak mentah,” kata Adjar yang ditemui saat melakukan peninjauan di Teluk Penyu.

Menurutnya, pembersihan harus secepatnya, sebab kalau terlalu lama maka dampaknya akan semakin buruk bagi lingkungan khususnya biota laut. “Jika tidak cepat, maka biota laut akan bisa mati karena adanya cemaran minyak mentah tersebut,” ujarnya.

Petugas Pertamina RU IV Cilacap menaburkan cellusorb untuk menyerap minyak  mentah yang tumpah mencemari pantai Teluk Penyu, Cilacap, Jateng pada Senin (25/05/2015). Foto : L Darmawan
Petugas Pertamina RU IV Cilacap menaburkan cellusorb untuk menyerap minyak mentah yang tumpah mencemari pantai Teluk Penyu, Cilacap, Jateng pada Senin (25/05/2015). Foto : L Darmawan

Sedangkan dari pihak Pertamina RU IV telah berusaha keras guna membersihkan ceceran minyak di perairan selatan Cilacap tersebut. “Sejak awal adanya kerusakan fasilitas bongkar muat di SPM, kami langsung melakukan upaya pembersihan. Sejak tanggal 20 Mei, Pertamina RU IV memasang oil spill boom untuk melokalisasi ceceran minyak, pemberian oil dispersant dan perbaikan pipa karet oleh tim penyelam bawah air,” kata Public Relation Section Head Pertamina RU IV Cilacap Musriyadi.

Di tempat yang sama Legal & General Affairs Manager Pertamina RU IV Cilacap Eko Hernanto menyatakan pada saat terjadi kebocoran pada pipa di SPM, ada sekitar 14 ribu liter crude. Sebanyak 13 ribu liter ebih crude di antaranya berhasil disedot, namun ada yang tercecer sebanyak 800 liter lebih. “Sisanya sekitar 80 liter yang kemudian mengapung dan sampai ke pantai. Kami telah berusaha untuk membersihkan ceceran minyak tersebut, tetapi karena angin kencang akhirnya menyebar,” kata Eko.

Pihak Pertamina, lanjut Eko, akan berkonsentrasi terlebih dahulu untuk membersihkan ceceran minyak yang masih ada. “Kalau untuk ganti rugi, itu nanti karena sampai sekarang fokusnya masih pembersihan minyak mentah yang tercecer. Pertamina juga telah membentuk tim agar peristiwa semacam ini tidak terulang. Tim tersebut bakal melakukan evaluasi dan kajian terhadap fasilitas yang terpasang saat ini,” tambahnya.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , ,