Ada Masalah dengan Panel Surya? Sekolah Ini Siap Perbaiki

Beberapa kampung di Merauke, Papua, sudah menggunakan sel surya (solar cell) yang memanfaatkan energi sinar matahari sebagai sumber penerangan pada rumah-rumah penduduk. Kampung-kampung ini belum terjangkau listrik PLN. Sistem sudah terpasang tetapi sebagian rusak dan tidak terpakai. Warga mengeluh karena belum ada bengkel khusus bagi perbaikan peralatan sel surya. Begitu temuan survei WWF Indonesia soal potensi dan masalah dalam pengembangan energi terbarukan di Kabupaten Merauke Maret 2014.

Untuk itu, WWF membantu memperbaiki panel surya yang rusak dengan  mendatangkan ahli, Antariksa Puspanegara, yang lama mengembangkan sistem ini di Jepang.

Ada dua sekolah menjadi sasaran, SMKN 03 dan SMK St Antonius Merauke. Mengapa sekolah ini? Mengingat dua sekolah ini telah membangun gedung bengkel khusus bengkel sel surya. “Kelembagaan bengkel ini diharapkan dapat membantu memberikan pemahaman kepada masyarakat di kampung-kampung tentang cara memasang, menggunakan, merawat dan memperbaiki solar cell ketika mengalami kerusakan,” kata Antariksa.

WWF juga memberikan peningkatan kapasitas pengurus kelembagaan bengkel. Mereka ikut training of trainer bagi para guru dan perwakilan siswa untuk menjadi tenaga instruktur. Selain itu, peserta diharapkan dapat memperoleh informasi tentang vendor penyedia peralatan solar cell untuk menunjang kelembagaan bengkel yang dikembangkan.

Hoppy Istiawan, Guru SMK Santo Antonius menilai, kehadiran WWF sangat membantu mengembangkan sel surya dan semangat siswa makin tinggi. Untuk pengembangan solar cell, SMK Antonius menyiapkan gedung 9 x 12bCm dengan tinggi tiga meteran.

SMK Antonius, katanya, juga coba mengembangkan teknik pompa irigasi dengan solar cell, pemasangan lampu jalan umum pada di titik-titik tertentu pedalaman Merauke. “Kami sanggup untuk jalan ke kampung yang tidak ada aliran PLN.”

Prasetyo, dari WWF Kantor Merauke mengatakan, menjawab isu krisis energi dengan mencari sumber-sumber terbarukan yang ramah lingkungan.”Hal ini sangat penting  karena energi terbarukan menghasilkan emisi rendah dan tidak meyumbang polutan di udara dan atmosfer yang bisa meyebabkan pemanasan global,” katanya.

Di Papua, katanya, banyak pengembangan energi terbarukan antara lain mikro hidro, sinar matahari dan biomassa.

Paschalina Rahawarin, Southern Papua Leader, WWF Indonesia menjelaskan, WWF terlibat aktif dalam pengenalan dan pemanfaatan energi berkelanjutan yang bersih dan terbarukan sebagai pengganti fosil.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , , , ,