,

Atraksi Burung pada Pesawat Terbang

Pesawat terbang, dari awal diciptakan hingga mencapai bentuk ideal seperti sekarang ini, membutuhkan waktu sekitar satu abad dalam perjalanan penemuannya. Sejarah pun mencatat, penemu pesawat terbang yang paling terkenal di masyarakat adalah Wright bersaudara pada 1903, meski ada juga para ilmuwan lain yang coba merancang sebelumnya.

Seiring perkembangan waktu, pesawat terbang yang dibuat saat ini tidak sebatas untuk mengangkut manusia dan keperluan logistik saja. Tetapi juga, sebagai pesawat tempur bahkan untuk seni akrobatik di udara.

Yang mengagumkan, teknologi pesawat yang didesain tersebut tidak berbeda dengan karakter dari jenis burung yang sesungguhnya ada di sekitar kita.

Wilga 

Wilga, si pesawat gelatik. Sumber: Wikipedia

Wilga sering disebut dengan pesawat gelatik. Mengapa? Kesamaannya terlihat jelas dari bentuk pesawat yang mungil serta kemampuan short-takeoff-and-landing nya yang mirip gelatik, yaitu senang terbang cepat dan berpindah untuk memakan bulir padi atau biji-bijian.

Pesawat buatan Polandia ini telah diproduksi sejak 1962 hingga sekarang. Beberapa generasi Wilga seperti Wilga 2 dan Wilga 3 bahkan dirakit di Indonesia. Hingga kini, sekitar 1.000 unit Wilga telah diproduksi dalam berbagai tipe sekaligus menobatkannya sebagai pesawat yang paling diminati. Di Polandia, pesawat ini sering digunakan untuk tur penerbangan dan pelatihan penerjun parasut.

Gelatik jawa. Foto: Eko Prastio Ramadhan/Burung Indonesia

Gelatik jawa (Padda oryzivora) merupakan burung berukuran 16 cm dengan paruh merah dan bercak putih mencolok pada pipinya, yang begitu kita kenal. Burung dari suku Estrildidae ini menyukai lahan pertanian, pekarangan rumah, dan wilayah perkotaan. Populasi globalnya diperkirakan antara 1.500-7.000 individu dewasa. International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) menetapkan statusnya Rentan (Vulnerable/VU) dan terdaftar dalam Apendiks II CITES.

Meski sudah jarang di Pulau Jawa, namun jangan heran bila kita masih bisa melihat burung berkaki merah ini di tempat lain. Ini dikarenakan, burung yang dalam Bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Java Sparrow telah terintroduksi dan menyebar luas ke Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan sebagian Maluku, hingga Asia Tenggara dan Australia. Di luar Pulau Jawa, umumnya gelatik ini berada di perkotaan.

F-16 Fighting Falcon

F-16 Fighting Falcon (F-16). Sumber: Wikipedia

F-16 Fighting Falcon (F-16) merupakan jet tempur multi-peran yang dikembangkan oleh General Dynamics (diakusisi oleh Lockheed Martin), Amerika. Pesawat Falcon yang dalam bahasa Indonesia berarti alap-alap ini begitu populer di mata internasional dan telah digunakan sebagai armada tempur di 25 negara. Ketenarannya dikarenakan kehandalannya bermanuver sebagaimana alap-alap mengintai mangsa yang berukuran kecil dari udara.

Sebanyak 4.000 unit F-16 sudah diproduksi sejak 1976 dan hingga kini masih terus diekspor. Diperkirakan, pesawat ini memiliki kecepatan sekitar 2.410 kilometer per jam.

Alap-alap merupakan burung yang tersebar luas di Eropa, Asia, Afrika, Australasia, dan Amerika Utara.  Berbeda dengan jenis elang, elang-alap, atau rajawali yang berasal dari suku Accipitridae, alap-alap memiliki sayap yang lebih sempit dan runcing. Paruhnya lebih pendek dan melengkung, kepalanya membulat, iris mata gelap, serta gaya terbangnya lebih cepat dan akrobatis.

Alap-alap digolongkan dalam suku Falconidae. Di Indonesia, suku ini meliputi sekitar sembilan jenis yang kesemuanya berstatus Risiko Rendah (Least Concern/LC) dan terdaftar dalam Apendiks I CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora).

Supermarine Swift

Supermarine Swift. Sumber: Wikipedia

Supermarine Swift merupakan jet tempur satu kursi milik Royal Air Force (RAF) Inggris, yang dibuat oleh Supermarine 1950-an. Bentuk sayapnya menyerupai sayap walet. Generasi terakhir pesawat ini berkecepatan 1.187 kilometer per jam dan belum pernah digunakan untuk bertempur.

Karir penerbangan Supermarine Swift tidak berumur panjang. Tahun 1970, pesawat ini berhenti diproduksi karena berbagai kendala teknis yang muncul kala mengudara. Tercatat, hanya sekitar 197 unit yang telah diproduksi dalam kurun waktu dua dasawarsa itu.

Walet sapi. Sumber: Wikipedia

Walet merupakan burung yang mahir berakrobat di udara dan dalam setahun daya jelajahnya dapat mencapai 200.000 kilometer. Ia mampu berbelok tajam ke atas dengan mengatur sayapnya dan selanjutnya bermanuver untuk menyambar serangga di udara. Dan ketika hendak mendarat, hambatan udara yang dihasilkan dari sayapnya akan memperlambat laju terbangnya.

Sayap walet memiliki dua bagian penting. Bagian yang dekat badan berfungsi untuk menghasilkan tekanan udara ke atas secara konvensional sebagaimana sayap pesawat terbang. Sementara bagian luar menghasilkan udara seperti pusaran tornado yang menghisap ke atas dalam posisi kemiringan antara 5-10 derajat. Populasi walet berlimpah dan tersebar luas di dunia.

Aero L-39 Albatros 

Aero L-39 Albatros. Sumber: Wikipedia

Aero L-39 Albatros adalah pesawat jet latih buatan Cekoslovakia (sebelum berpisah menjadi Republik Ceko dan Slovakia). Hingga kini, Albatros telah dipakai sebanyak 30 angkatan udara di seluruh dunia. Pesawat ini tidak hanya handal digunakan untuk latihan pilot dasar dan lanjutan tetapi juga tangguh untuk perang di udara. Aero L-39 Albatros dibuat untuk menggantikan jenis L-29 yang menggunakan mesin turbofan.

Albatros pertama kali mengudara pada 4 November 1968. Hingga kini, diperkirakan sebanyak 2.800 unit yang telah diproduksi. Nama pesawat ini memang diambil dari nama albatros juga yaitu jenis burung laut yang tergabung dalam ordo Procellariiformes.

Black-browed-albatross. Sumber: Wikipedia

Albatros merupakan burung yang lihai mengudara, sehingga julukannya adalah ahlinya penerbangan efisien. Teknik terbangnya yang melayang dan membumbung tinggi dinamis membuatnya dapat terbang ribuan kilometer. Awalnya, ia terbang rendah di permukaan, selanjutnya ia menuju ke arah angin yang berhembus untuk mencapai posisi yang lebih tinggi. Otot khusus yang berada di masing-masing bahu albatros inilah yang memungkinkannya untuk terbang jauh dan tinggi, serta diadaptasi pada bagian sayap pesawat terbang.

Burung ini secara luas dapat ditemukan di Samudera Antartika dan daerah Pasifik Utara. Kegemarannya adalah memakan ikan, udang, dan cumi-cumi yang terdampar. Ia juga senang berburu makan di permukaan air dan juga menyelam.

Hal unik albatros adalah detak jantungnya saat terbang tidak jauh berbeda kala istirahat. Khusus albatros yang berada di pasifik utara, cirinya dapat ditandai dari gaya terbangnya yang mengepakkan sayap untuk selanjutnya meluncur.

F9C Sparrowhawk           

F9C Sparrowhawk. Sumber: Wikipedia

F9C Sparrowhawk merupakan jenis pesawat kecil yang dirancang untuk dibawa dalam pesawat yang lebih besar seperti jenis bomber. Pada ketinggian tertentu, Sparrohawk diluncurkan dan untuk selanjutnya terbang menjalankan misinya.

Tugas utama pesawat dengan panjang 6,1 meter dan lebar sayap 7,6 meter ini adalah melakukan pengintaian. Namun begitu, ia juga ideal sebagai pesawat tempur karena selain gerakannya yang lincah, ia juga dilengkapi senjata.

Pesawat ini sering digunakan oleh Angkatan Laut Amerika (United States Navy) dan pertama kali terbang pada 12 Februari 1931. Namun, umurnya tidak lama. Tahun 1937, statusnya dinyatakan retired atau tidak digunakan lagi.

Sparrowhawk atau yang biasa kita sebut elang-alap ini tergabung dalam suku Accipitridae. Secara umum, burung pemangsa ini berukuran mulai dari agak besar dan juga sangat besar. Paruhnya yang berkait dengan taji atau cakar yang kuat sangat berguna dalam hal mencabik mangsa.

Di Indonesia, jenis elang-alap yang bisa kita lihat adalah elang-alap nipon, elang-alap maluku, elang-alap kalung, elang-alap dada-merah, juga elang-alap kecil.

                 

Sikumbang NU 200

Sikumbang NU 200. Sumber: Wikipedia

Sikumbang NU 200 merupakan pesawat tempur anti-gerilya buatan Indonesia. Adalah Laksamana Muda Anumerta Nurtanio, perintis industri penerbangan Indonesia, bersama rekannya Wiweko Soepomo yang merancang sekaligus membuat pesawat serba logam pertama di Indonesia ini sebanyak tiga unit.

Rancangan pesawat ini dibuat sekitar 1950. Pada 1 Agustus 1954, prototip Sikumbang yaitu pesawat bertempat duduk tunggal yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia kala itu, berhasil diterbangkan. Saat ini, Sikumbang masih dapat kita lihat di Bandara Husein Sastra Negara, Bandung.

Cirik-cirik kumbang. Sumber: Buku Panduan Burung Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan
Cirik-cirik kumbang. Sumber: Buku Panduan Burung Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan

Dalam dunia burung, nama kumbang merupakan nama belakangnya cirik-cirik kumbang (Nyctyornis amictus). Jenis yang tergabung dalam suku Meropidae ini hidup di hutan dan berukuran sekitar 30 cm. Ciri utamanya adalah memiliki dada gembung berwarna merah jambu. Secara global, ia tersebar di Semenanjung Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , ,