,

Bangkai Kapal Liberty, Ikon Bawah Laut Tulamben Yang Makin Rapuh

Suara ombak bergemuruh di pesisir kawasan wisata bawah laut Karangasem, Amed dan Tulamben, Bali. Kapal cepat dan perahu yang terparkir nampak naik turun terbawa arus kuat pada Sabtu (11/07/2015) pekan lalu. Sejumlah rombongan penyelam membatalkan rencananya menjelajah panorama bawah laut Timur Bali ini.

Puluhan perahu terlihat terparkir di pantai. Nelayan juga menunda melaut karena ombak terlihat begitu garang. Angin juga terasa keras menampar-nampar kulit wajah. Ada sejumlah penyelam yang berani masuk namun lebih pagi ketika ombak sedikit lebih santai.

Hari pertama cuaca buruk ini, tak ada yang memprediksi dampaknya. Sejumlah pekerja wisata terlihat memotret suasana saat itu dan berharap ombak kembali reda.

I Nyoman Suastika, salah seorang guide selam lokal yang memotret kondisi bawah laut pasca gelombang besar selama 5 hari pada 11-16 Juli itu. Bangkai kapal perang dunia II,  USAT Liberty Ship wreck yang menjadi ikon penyelaman kawasan ini terlihat makin keropos. “Ada bagian yang jatuh, dan ada juga yang tertimbun oleh batu atau pasir, ada pula koral yang patah,” papar pria penggerak wisata di Desa tulamben ini. Ia mengaku kaget karena ada lubang di bagian bodi kapal.

Kapal ini disebut kena torpedo Jepang namun tak tenggelam. Tentara Amerika ingin menarik ke pelabuhan di Singaraja, Barat Bali namun tak berhasil. Kapal dibiarkan lalu pada 1963 saat Gunung Agung yang sangat dekat kawasan pesisir ini meletus, mendorong kapal lalu tenggelam di pesisir. Lokasi karam sangat mudah diakses, hanya beberapa belas meter dari pantai dan terlihat di permukaan.

Foto-foto kerusakan kapal akibat ombak ini diposting di grup Photovoices Karangasem, komunitas warga yang belajar dokumentasi lewat kamera foto.  Difasilitasi oleh Lensa Masyarakat Nusantara (LMN), Coral Reef Alliance (CORAL), Conservation International (CI) Indonesia dan Yayasan Reef Check Indonesia. Pegiatnya sebagian pemandu selam lokal dan pekerja pariwisata yang andalan utamanya panorama bawah laut ini.

Rekan penyelam lain juga memotret hal yang sama. Ada bagian kapal yang patah. Ada sudut lain yang terkubur pasir. Juga sejumlah koral patah. “Selama ombak ini kegiatan pariwisata lumpuh di tulamben. Bahkan dapat membahayakan para penyelam yang mau dive di tulamben,” tambah Suastika.

Ikon tempat selam perairan Amed yaitu bangkai kapal Liberty tertutup pasir yang dibawa ombak besar hampir seminggu pekan lalu di perairan Timur Karangasem. Foto : Nyoman Suastika/Photovoices
Ikon tempat selam perairan Amed yaitu bangkai kapal Liberty tertutup pasir yang dibawa ombak besar hampir seminggu pekan lalu di perairan Timur Karangasem. Foto : Nyoman Suastika/Photovoices

Namun, dampak ombak ini bukan kekhawatiran pertama. Sudah beberapa tahun terakhir ini, para penyelam lokal dan aktivis konservasi mulai risau dengan masa depan dive spot termasyur ini. Bangkai kapal yang sudah menjadi rumah ratusan spesies laut dan diorama paling dicari penyelam ini makin rapuh karena usia dan berisiko hancur. Dalam musim-musim ramai penyelam,  puluhan orang bisa ada di satu site ini bersamaan.

Menikmati terumbu yang hidup di bangkai sepanjang 120 meter ini. Tak hanya penyelaman, banyak aktivitas lain seperti fotografi bawah laut. Pada Mei 2014, fotografer  Benjamin Von Wong merilis foto-foto model di area Liberty Ship Wreck ini dengan sangat indah. Para model yang juga free divers ini mengenakan gaun putih dan diikat kakinya agar terlihat melayang-layang di air. Terlihat magis.

Pemandu selam lokal dan pemerintah desa mendiskusikan ini beberapa kali di sejumlah pertemuan tentang upaya penataan dan perlindungan harta karun bahari ini.

Salah satu bagian bangkai kapal Liberty ship di perairan Amed, Bali Timur berlubang cukup besar,  kemungkinan karena benturan karang. Foto : Nyoman Suastika/Photovoices
Salah satu bagian bangkai kapal Liberty ship di perairan Amed, Bali Timur berlubang cukup besar, kemungkinan karena benturan karang. Foto : Nyoman Suastika/Photovoices

Menurut laporan CI Indonesia, kawasan perairan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Kabupaten Karangasem diidentifikasi memiliki nilai konservasi tinggi dalam program Kajian Cepat Kelautan Bali (Marine Rapid Assessment Program/MRAP) tahun 2011. Sekitar 100 penyelam turun di perairan Tulamben setiap harinya.

Data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Karangasem tahun 2013-2014 menunjukkan sekitar 70 ribu orang wisatawan ke lokasi ini setiap tahun. Kajian terhadap nilai ekonomi kawasan yang dilakukan oleh Coral Reef Alliance dan Reef Check Indonesia pada tahun 2013 menunjukkan perputaran ekonomi senilai USD 10 juta. Terutama didorong oleh sektor pariwisata dan sekaligus sebagai penunjang utama ekonomi masyarakat di Tulamben.

Lalu apa solusi menyelamatkan Liberty Wreck ini? Pada sebuah diskusi yang dihelat CI, sejumlah pihak dari Balai Pelestarian Cagar Budaya menyebut perlu regulasi seperti kepastian zonasi konservasi dan pelestarian situs bangkai kapal ini. Komang Amiek mengatakan regulasi pengelolaan kawasan wisata bawah laut ini dengan harus jelas.

Sementara Gde Yadnya menambahkan secara teknis bisa dipasang tanda sebagai rambu-rambu bagi penyelam.  “Meski sudah pasti, tapi belum ada yang bisa memprediksi dengan pasti kapan kapal akan habis. Untuk mengantisipasi hal itu perlu ada daya tarik alternatif,” katanya.

Para pemandu selam lokal sudah berancang-ancang membentuk semacam asosiasi pemandu selam dan membuat kesepakatan dalam perlindungan salah satu sumber mata pencaharian mereka.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , , , , , , , , , ,