, ,

Orangutan Sumatera Ini Terjebak di Perkebunan Sawit

Tim Human Orangutan Conflict Response Unit (HOCRU)–Orangutan Information Center (OIC), Selasa sore (1/9/15), terpaksa mengevakuasi orangutan Sumatera betina, diperkirakan berusia tujuh hingga delapan tahun. Ia terjebak di perkebunan sawit, di Dusun Prima, Kecamatan Batang Serangan, Langkat, Sumatera Utara.

Di area ini, PT Prima, membuka dan meremajakan ribuan sawit. Akibatnya, habitat dan makanan satwa ini hilang, karena hutan tempat tinggal mereka rata dengan tanah.

Penyelamatan tim mendapat pengawasan ketat perusahaan. Orangutan berada di pohon kecil, karena ukuran lebih besar habis dibabat perusahaan, termasuk lembah dan pinggiran bukit.

Krisna, tim HOCRU-OIC, mengatakan, informasi orangutan ini, pertama kali dari warga juga pekerja kebun sekitar Dusun Prima, yang sedang menanam bibit sawit, dan perataan lahan.

Tim ke lokasi mengamati. Setelah beberapa jam penelusuran, terlihatlah orangutan tengah mengunyah buah di dalam sedikit lagi hutan tersisa.

Dia mengatakan, tak mungkin membiarkan orangutan itu di sana. Terlebih, pohon-pohon tempat orangutan itu juga akan ditebang buat sawit. Akhirnya evakuasi dilakukan.

Dokter Hewan OIC, Ricko Lamno Jaya, menyuntikkan mickro chip ke bagian luar tubuh orangutan ini untuk mendeteksi. Foto: Ayat S Karokaro
Dokter Hewan OIC, Ricko Lamno Jaya, menyuntikkan mickro chip ke bagian luar tubuh orangutan ini untuk mendeteksi. Foto: Ayat S Karokaro

“Orangutan ini sudah terjebak. Di belakang sudah tandus, di depan begitu. Udah gak tahu lagi mau kemana. Maka kami evakuasi.”

Ricko Lamno Jaya, Dokter Hewan OIC, mengatakan, penyelamatan dengan ditembak senapan angin berpeluru bius. Setelah terkena, orangutan lemas dan jatuh dari pohon. Agar pemberian bius lancar, tim mengusir orangutan yang mulai panik ke pohon lebih rendah.

Setelah jatuh, dokter memeriksa kondisi tubuh. Mulai badan, leher, kepala, hingga rahang. “Kondisi sehat, tidak ada tulang patah, suhu badan stabil, walau agak tinggi karena panik saat evakuasi. Namun sehat dan layak translokasi ke tempat baru,” kata Ricko.

Terlihat dokter menyuntikkan micro chip pada kulit luar. “Chip itu akan berbunyi jika digunakan alat pemantau. Ini untuk memantau apakah mereka masuk jauh ke hutan atau kembali lagi.”

OIC akan langsung merilis ke hutan Taman Nasional Gunung Leuser, dengan harapan orangutan ini mendapatkan pasokan makan cukup.

“Orangutan ini membuat tempat tinggal menjelang malam, dan mencari makanan sering malam hari. Jadi kita tidak khwatir hidup terancam di lokasi baru. TNGL banyak pakan.”

Orangutan itu bergelantungan di pohon yang tak lama lagi juga ditebang buat perluasan kebun sawit. Foto: Ayat S Karokaro
Orangutan itu bergelantungan di pohon yang tak lama lagi juga ditebang buat perluasan kebun sawit. Foto: Ayat S Karokaro
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,