, ,

Beginilah Pemandu Selam Lokal Tulamben Menjaga Pesisirnya

Pantai Tulamben merupakan salah satu tempat wisata selam yang diminati di Bali. Agustus sampai awal September adalah musim ramai di dasar laut Tulamben, Karangasem, Bali.  Biasanya sejak pukul 6 pagi para pemandu selam sudah bersiap di sejumlah titik penyelaman. Mentari mulai mengintip di horizon.

Ditemani tukang angkut tabung, pemandu selam membantu para penyelam mengenakan wet suits, alat selam, dan kadang juga membuatkan sarapan untuk tamunya. Kadang terlihat satu pemandu selam mendampingi 4-5 orang penyelam.

Walau sedang sangat sibuk, sekitar 70 orang pemandu selam lokal tengah menyiapkan sejumlah acara pada Agustus lalu. Beach clean up, deklarasi Organisasi Pemandu Selam Tulamben, mendampingi komunitas difabel, Mother Love Nature Diving Club yang melakukan upacara bendera bawah laut, dan pameran photovoices, serta menghelat kelas jurnalisme warga.

I Nyoman Suastika, inisiator organisasi selam masyarakat lokal ini terlihat paling sibuk. Pria dua anak perempuan ini mengendarai motor pickup sampah dan membawakan tong-tong sampah ke tiap pojok pantai.

Setengah jam kemudian baru terlihat rombongan warga memasuki pesisir, ada yang membawa sapu dan sabit. Terlihat kelompok perempuan porter atau tukang angkut peralatan selam, warga dan pengurus desa, Sekar Teruna, dan lainnya.

Kampanye save liberty ship wreck, yang merupakan ikon tempat selam di Desa Tulamben, Karangasem, Bali. Kampanye tersebut merupakan bagian dari program konservasi di Tulamben. Foto : Luh De Suriyani
Kampanye save liberty ship wreck, yang merupakan ikon tempat selam di Desa Tulamben, Karangasem, Bali. Kampanye tersebut merupakan bagian dari program konservasi di Tulamben. Foto : Luh De Suriyani

Kegiatan dipusatkan sekitar 500 meter garis pantai area Liberty Ship wreck, kapal karam Amerika yang karam dan kini menjadi tempat menyelam paling populer di Karangasem. Dalam waktu kurang satu jam, semua sampah plastik di sekitarnya berhasil terkumpul.

Suastika terlihat beberapa kali ngobrol dengan pemilik warung pinggir pantai, mengingatkan jangan mengubur sampah karena akan tersapu ombak juga. “Ini tong sampah, jangan dibuang di belakang warung atau dibakar,” kata pria ini yang juga salah satu tim kebersihan di desa Tulamben. Suastika bersama rekannya Nengah Putu mengomando kegiatan beach clean up rutin ini, dan disepakati jadi program kerja organisasi.

Nengah Putu didapuk jadi Ketua Organisasi Pemandu Selam Tulamben pertama. “Mungkin karena saya paling tua,” pria 47 tahun ini terkekeh. Ia masih aktif menyelam, sehari bisa dua kali jika musim ramai.

Yang jelas Putu bisa menceritakan Tulamben sekitar tahun 90an, ketika baru ada 3-4 orang pemandu selam. Juga karena dive shop masih berpusat di Sanur. Turis biasanya membawa sendiri pemandu selam dan peralatannya dari Sanur. Warga lokal ketika itu masih jadi penonton atraksi bawah laut di desanya.

Putu sendiri dididik jadi penyelam di tempat kerjanya sebuah dive shop di Sanur. “Rute menyelam turis waktu itu Sanur, Tulamben, Amed, Menjangan, Lembongan,” ujarnya. Namun ia mengakui para penyelam paling senang di Tulamben, desanya. “Arah penyelaman mudah, sejelek apa pun cuaca pasti bisa menikmati bawah lautnya,” katanya tentang stabilnya ekosistem bawah laut Tulamben.

Kini, di Tulamben menurutnya ada sekitar 30 dive shop yang mendidik puluhan pemandu selam lokal. “Memang masih banyak yang pakai pemandu bule tapi kami punya kelebihan menguasai rute bawah laut,” imbuh Putu.

Organisasi pemandu selam lokal ini dinilai Suastika dan Putu sangat penting karena selain eksis, mereka bisa lebih leluasa membuat dan mengusulkan program pelestarian bawah laut untuk menjaga asset desa dan pemerintah daerah ini. Tulamben disebut penghasil PAD Karangasem terbesar kedua setelah Pura Besakih.

Sejumlah rencana organisasi ini di antaranya mendokumentasi dan memetakan site dive yang ada, mengatur jumlah penyelam dalam satu site agar tak terlalu ramai di bawah laut, rehabilitasi karang, dan lainnya. Dalam salah satu karya esai foto ponselnya, Putu dan Suastika mendokumentasikan keindahan bawah laut Tulamben dan pentingnya petunjuk edukasi bagi penyelam agar tak merusak koral.

Makin banyak lembaga yang menyokong inisiatif organisasi ini seperti Coral, Conservation International Indonesia, Reef Check Indonesia, dan lainnya. Berkolaborasi menjaga perairan Tulamben dan mengajak warga memimpin pengelolaannya.

Warga bergotong royong membersihkan pantai Tulamben, Karangasem, Bali demi keindahan pantainya. Clean up pantai Tulamben merupakan salah satu kegiatan komunitas Pemandu Selam Lokal Tulamben. Foto : Luh De Suriyani
Warga bergotong royong membersihkan pantai Tulamben, Karangasem, Bali demi keindahan pantainya. Clean up pantai Tulamben merupakan salah satu kegiatan komunitas Pemandu Selam Lokal Tulamben. Foto : Luh De Suriyani

Kabupaten Karangasem terletak di Timur  Bali dengan panjang laut sekitar 87 km, terus bertambah seiring abrasi yang mengikis pesisir. Sedikitnya sudah dikenal 15 situs penyelaman di Karangasem.

Kajian Cepat Kondisi Kelautan Provinsi Bali Tahun 2011 yang dilakukan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali dengan beberapa mitranya menunjukkan Karangasem memiliki wilayah laut dengan keanekaragaman hayati dan nilai konservasi yang tinggi. Coral Reef Alliance (CORAL) pada tahun 2013 memproyeksikan kunjungan wisatawan khususnya penyelam ke Tulamben sebesar 44.545 per tahun.

Namun juga menambah tingkat tekanan pada beberapa lokasi penyelaman, misalnya Liberty Ship wreck di Tulamben.  Sebuah kajian oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan untuk mengukur tingkat kerentanan dari USAT Liberty Shipwreck menunjukkan tingkat korosi yang tinggi akibat paparan udara kering yang dikeluarkan oleh para penyelam dalam jumlah yang sangat masif.

Putu dan Suastika mengiyakan, jumlah penyelam bisa mencapai 100 hingga 150 orang setiap harinya di musim liburan (high season). Sementara diakui, bangkai kapal ikonik ini memberi dampak ekonomi pada masyarakat. Tak hanya bagi pemandu selam atau perusahaan alat selam tapi juga pedagang, pemilik akomodasi, tukang pijat, dan buruh angkut. Organisasi Pemandu Selam lokal terus kampanyekan #SaveLibertyWreck.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , , , , , , ,