,

Endah dan Rhesa Sedih Nasib Badak Makin Terancam

Vokalis duo musikus Endah N Rhesa, Endah, mengaku sangat sedih dengan keberadaan badak jawa (Rhinoceros sondaicus) dan badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) yang makin terancam keberadaannya. Badak-badak makin terancam karena habitat mereka kian sempit dan habis karena aktivitas manusia.

“Sedih dan prihatin ya,  binatang ini sudah dianggap akan punah,” ujar Endah usai pentas di acara Diskusi Fotografi Alam Liar Tentang Badak Jawa di Loop Station, kawasan Blok M, Jakarta, Selasa (22/9/15).

Menurut Endah, kepunahan seekor binatang menjadi satu penanda bagi alam, bila kerusakan besar telah terjadi pada ekosistem atau habitat hewan tersebut. “Pasti ada isu yang lebih besar dari sana, entah itu karena populasi manusia yang sudah semakin besar atau pembangunan yang tidak terkontrol lagi,”ujar penyanyi berkacamata ini.

Dia juga mengatakan kepunahan akibat berbagai faktor ini seharusnya membuat manusia dan masyarakat luas makin berkaca atau introspeksi. “Apakah memang sudah over,” ucap pemilik nama lengkap Endah Widiastuti.

Sebagai pencinta hewan, Endah ingin suatu saat menengok atau melihat badak jawa yang berada di Taman Nasional  Ujung Kulon, situs warisan dunia yang ditetapkan UNESCO pada 1992.

Badak jawa termasuk spesies paling langka di antara lima spesies badak lainnya yang ada di dunia. Dalam Daftar Merah Badan Konservasi Dunia IUCN, statusnya dimasukkan dalam kategori Kritis (Critically Endangered) atau selangkah menuju kepunahan di alam. Di Taman Nasional Ujung Kulon, populasinya diperkirakan sekitar 50-an individu.

Badak jawa yang berada di habitat aslinya di Ujung Kulon. Foto: Taman Nasional Ujung Kulon

Disinggung keinginan untuk membuat lagu tentang badak dan ancaman kepunahannya, Endah mengatakan ingin suatu ketika membuatnya. Tetapi menurut dia, biasanya dia dan suaminya membuat lagu yang punya konteks masalah, musik yang membangun empati dan simpati bagi diri sendiri baru untuk publik. “Mungkin bisa nanti tiba-tiba bikin, tapi biasanya kami membuat tema lagu tidak langsung ke masalah,” terang pemetik gitar yang biasa membawakan lagu beraliran jazz, folk, blues, rock n roll, dan balada ini.

Dia pun mencontohkan beberapa lagu yang dibawakan sore itu seperti Monkey Song dan Remember Me. Mereka menutup pentas dengan menembangkan lagu Yamko Rambe Yamko sembari mengingatkan pada penonton yang umumnya para mahasiswa untuk berbagi simpati dan empati atas banyaknya masalah lingkungan. Sebut saja tentang asap, kebakaran hutan, illegal logging, dan hewan-hewan yang terancam punah.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , ,