, ,

Mengapa Bajing Endemik Kalimantan Ini Memiliki Ekor yang Aneh?

Para peneliti baru-baru ini berhasil merilis video dan foto bajing tanah ekor tegak (Rheithrosciurus macrotis) yang merupakan endemik kalimantan. Keunikan bajing ini adalah memiliki ekor yang tidak proporsional dari umumnya ekor spesies sejenisnya. Para peneliti mengklaim berdasarkan perbandingan ukuran tubuh dan ekornya, maka jenis bajing ini memiliki ekor terbesar di dunia.

Sebelum diperoleh foto dan videonya, kalangan pemburu lokal secara turun-temurun mendeskripsikan rumor bahwa bajing ini merupakan satwa predator yang “haus darah”, dan mampu memangsa seekor rusa dengan cara menjatuhkan diri ke punggung mangsa dan seperti vampir kemudian menghisap darah mangsanya secara perlahan-lahan.

“Ini adalah spesies yang benar-benar aneh, bahkan kami hampir tidak tahu sama sekali tentang berbagai elemen biologi dasar spesies ini. Kami tidak tahu mengapa mereka memiliki ekor tegak seperti ini, mengapa mereka memiliki rumbai di telinga, atau bagaimana sistem sosial mereka,” jelas Andrew Marshall, salah seorang peneliti yang menjalankan proyek kamera trap di Taman Nasional Gunung Palung, Kalimantan Barat.

Gambaran artis abad ke-19 tentang bajing tanah ekor tegak kalimantan. Sumber: Joseph Wolf, courtesy of Proceedings of the Zoological Society of London 1856.

Pada bulan Juni tahun ini, Marshall bersama koleganya dari Victoria University of Wellington Heiko Wittmer dan Endro Setiawan serta para petugas TN Gunung Palung memasang 35 kamera perangkap untuk survey satwa liar di hutan tersebut.

Hanya dalam beberapa bulan, mereka telah menghasilkan dua video aktivitas bajing tanah misterius ini. Namun tidak ada satupun yang menunjukkan sang bajing seberat 1-2 kilogram ini sedang memangsa rusa.

“Video ini tidak memberitahu kita banyak informasi, namun kami tetap berharap dari 35 kamera yang kami pasang akan menjelaskan berbagai keanekaragaman hayati, habitat dan ekologi dasar di blok Cabang Panti, Gunung Palung,” jelas Marshall sambil berharap semoga video berikutnya akan mampu menjelaskan jenis makanan dari sang bajing.

“Kami belum bisa mengungkapkan rincian yang ada. Namun bajing tanah tampaknya memakan makanan yang tidak dikonsumsi oleh spesies lainnya di Kalimantan,” papar Erik Meijaard dari kelompok konservasi Borneo Futures yang sekaligus co-writer laporan tentang spesies bajing ini.

“Kerabat terdekat bajing kalimantan ini adalah bajing Amerika Selatan, tetapi hingga sekarang, kami belum memperoleh bukti penelusuran fosil tentang pola penyebaran genus dari Amerika Selatan dan berakhir di pulau Kalimantan. Yang jelas spesies ini sangat luar biasa.”

Saat ini, IUCN Red List mengkategorikan bajing tanah ekor tegak kalimantan  dalam kategori Rentan (vulnerable) diakibatkan faktor perusakan habitat, fragmentasi hutan, dan kemungkinan perburuan. Di masa lalu, masyarakat lokal menggunakan ekor bajing ini sebagai hiasan, meski sekrang praktik ini tampaknya sudah tidak lagi dijalankan.

Hutan Kalimantan sendiri telah kehilangan 30 persen dari kawasan hutannya dalam 40 tahun terakhir ini akibat berbagai proses alih fungsi lahan.

“Saya menduga bajing tanah ekor tegak kalimantan tidak lagi diburu,” kata Marshall. “Namun jika habitatnya berada di hutan dataran rendah, kemungkinan bajing ini tetap berada di bawah ancaman besar, karena sangat sedikit hutan dataran rendah yang tidak terganggu di Kalimantan dewasa ini.”

Para peneliti berharap dalam waktu selanjutnya, mereka berhasil mengungkap berbagai misteri dan rahasia dari bajing ini, seperti: Mengapa ia memiliki ekor yang tegak dan lebat? Apa kegunaannya? Mengapa kerabat terdekatnya berada di Amerika Selatan? Apakah rumor tentang bajing ini yang menghisap darah rusa terbukti benar?

“Bajing tanah berumbai kalimantan ini telah mengusik imajinasi publik karena penampilan dan legenda fantastis tentang perilaku predator mereka,” kata Marshall. “Saya harap hal itu dapat membangkitkan minat untuk melindungi kekayaan keanekaragaman hayati tropis yang penting ini.”

Referensi

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,