,

Macan Tutul Turun ke Kawasan Wisata Kawah Putih. Ada Apa?

Seekor anak macan tutul (Panthera pardus) ditemukan berada di sekitar kawasan wisata Kawah putih Bandung, pada Minggu (11/10/15). Kepala sesi III BKSDA Jabar Siswoyo kepada Mongabay melalu sambungan telepon mengatakan, ia mendapatkan informasi dari masyarakat sekitar tentang keberadaan anakan macan tutul pada pukul 07.15. Saat itu ia memang sedang ada acara di dekat lokasi. Tepat di daerah Cimanggu, tak jauh dari kawasan Kawah Putih.

“Kami segera menuju lokasi bersama Polsek, beberapa dokter hewan juga kami datangkan untuk mengecek kesehatan. Awalnya kami membawa kerangka untuk mengevakuasi macan. Saat ke lokasi, memang terlihat ada satu anakan macan tutul di bawah gubuk kandang ayam. Mungkin ia tertidur akibat kekenyangan. Jadi kami pantau dari dekat. Macan tak kami tangkap,” paparnya.

Lokasi keberadaan macan tutul anakan itu berada di 150 meter sebelah kanan, setelah pintu masuk kawasan wisata Kawah Putih.

Dari pantauan tim gabungan, kondisi macan tutul itu terlihat sehat. Tak ada luka dan cacat di tubuhnya. Tim menunggu beberapa saat sampai macan tutul anakan itu terbangun. Karena waktu sudah siang, macan tutul itu juga tak bisa keluar. Informasi yang didapat, macan tutul itu sempat memakan seekor ayam milik warga.

“Dokter hewan menyarankan agar macan tutul anakan itu tak dibius. Sebab kondisinya juga terlihat sehat. Jadi kami amati saja dari luar,” paparnya.

Saat itu, masyarakat sudah mulai berkerumun. Namun ia segera menghimbau agar masyarakat menjauhi lokasi. Sebab, jika terus dibiarkan macan tutul itu bisa stress.

Tak jauh dari lokasi anakan macan tutul itu, tim juga melihat ada seekor macan tutul dewasa bersama satu anakannya. Jaraknya sekitar 50 meter dan terlihat secara kasat mata. Hal itu lah yang membuat tim yang ada memutuskan untuk langsung melepasliarkan kembali macan tutul itul. Pelepasliaran terjadi pukul 12.15 WIB.

“Jadi tutup di kandang ayam itu kami buka. Setelah itu macan tutul lepas kembali. Dua jam kemudian tim lakukan pengecekan lagi. Macan tutul itu sudah tak terlihat,” katanya.

Lebih lanjut Siswoyo mengatakan, habitat macan tutul di sana memang bisa dikatakan rusak. Sebab, kawasan hutan lindung yang berada dalam penguasaan Perum Perhutani itu sebagian kini sudah beralih fungsi menjadi lahan untuk PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat). Lokasi yang dijadikan PHBM cukup luas.

“Alasan macan tutul itu turun bisa disebabkan karena sekarang musim kering panjang. Sumber air berkurang. Ia kekurangan juga pakan. Primata di sana jumlahnya juga sedikit. Babi hutan juga berkurang,” katanya.

Memang beberapa waktu yang lalu masyarakat sempat melihat keberadaan macan tutul. Berkali-kali melintas. Siswoyo berharap kejadian serupa tak terulang kembali.

“Apabila masyarakat menemukan keberadaan macan tutul lagi, kami berharap langsung lapor kepada kami. Tak melakukan tindakan anarkis. Kami juga menghimbau agar masyarakat tak beraktivitas dalam kawasan konservasi. Sebab itu bisa mengganggu habitat macan tutul,” paparnya.

Rencana ke depan, BKSDA akan memasang kamera trap di kawasan itu. Untuk memantau dan mendapatkan data mengenai populasi macan tutul.  Rencana pemasangan kamera trap akan dilakukan akhir November ini bekerjasama dengan berbagai pihak.

Macan tutul Jawa (Panthera pardus melas). Foto: CIFOR
Macan tutul Jawa (Panthera pardus melas). Foto: CIFOR

Sementara itu, kepala BKSDA Jabar Sylviana mengatakan, turunnya macan tutul ke pemukiman warga bisa disebabkan karena habitatnya rusak. Bisa juga disebabkan karena macan tutul itu kehausan sebab sumber air berkurang akibat musim kering yang panjang.

“Alhamdulilah kami langsung bertindak cepat. Ke depan monitoring akan lebih intens dilakukan. Meski baru kali ini terjadi macan tutul turun di sekitar kawasan Kawah Putih. Kami berharap masyarakat juga peduli. Kalau ada kejadian serupa, langsung lapor ke kami. Macan tutul harus kita lestarikan,” katanya.

Sulhan, dari Dewan Pertimbangan Forum Macan Tutul mengatakan, biasanya anakan macan tutul yang beranjak dewasa keluar karena ia mencari kawasan teritorial baru. sebab macan tutul tak bisa hidup berdampingan dengan macan tutul lainnya.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , , , , ,