, ,

Dari Kapal Perang sampai Shelter Disiapkan buat Evakuasi Warga

Akhirnya, pemerintah memutuskan menyiapkan enam kapal perang milik TNI dua atau tiga kapal PT Pelni yang akan menjadi tempat evakuasi warga terdampak asap. Selain itu, disiapkan juga tempat-tempat evakuasi lain di wilayah-wilayah terdampak asap ini. Evakuasi terutama pada dan kelompok-kelompok rentan seperti anak-anak, orangtua, perempuan hamil sampai orang yang sakit.

“Presiden perintahkan operasi kemanusiaan. Sudah semua siap dari kementerian-kementerian terkait. Inpres akan keluar segera. Semua sudah tahu siapa akan melakukan apa, telah dilaporkan pada Presiden. Kita jalan mulai hari ini,” kata Menteri Koordinasi Politik Hukum dan Keamanan, Luhur B Pandjaitan, usai rapat koordinasi di Jakarta (23/10/15).

Dia mengatakan, langkah pemerintah sebenarnya pada tahapan bencana atau darurat nasional. “Kami tahu rakyat tidak bisa menunggu lama keadaan ini.”

Seskab Pramono Anung mengatakan, ada beberapa hal diputuskan Presiden. Presiden memutuskan peningkatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan di bawah koordinasi Menkopolhukam. “Menkopolhukam yang seharusnya persiapan berangkat ke Amerika, tidak boleh berangkat. Harus menyelesaikan dan bertanggungjawab di lapangan.”

Besok, katanya, beberapa menteri terbang ke Kalimantan melihat lapangan, antara lain Menkopolhukam, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Sosial dan Menteri Kesehatan.

“Ada 21 jajaran dikoordinasikan Menkopolhukam menyelesaikan dan mengurangi dampak. Mulai dari menko, sampai bupati walikota dan jajaran menteri, Kapolri, Panglima TNI dan lain-lain.”
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan, rumah sakit, tempat-tempat evakuasi, buat evakuasi ibu dan anak, sudah disiapkan. Tim akan berangkat melihat lokasi-lokasi untuk penyiapan shelter.

Air purifier (alat penyaring udara) akan kami siapkan supaya sekolah bisa memakai. Rumah sakit atau tempat-tempat publik lain juga disiapkan air purifier supaya bisa. Insya Allah masyarakat kalau dalam ruangan tertutup, udara lebih bersih daripada di luar.”

Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi M. Natsir sudah koordinasi dengan para rektor dan dekan Fakultas Kedokteran seluruh daerah terkena asap.

“Mereka sudah aksi. Besok harus koordinasi dan langsung tindakan ke lapangan yaitu menyediakan peralatan kesehatan di daerah. Jadi membantu proses evakuasi dan pemeliharaan kesehatan,” katanya.

Sejak awal, kementerian ini juga mengerahkan hujan buatan sampai berkali-kali tetapi kalah dengan besar api. Sekarang meski waterbombing, juga tak efektif.

Aktivis GAAs Kalteng membagikan masker dan mengedukasi anak-anak tentang bahaya kabut asap karhutla di desa-desa pinggir Kota Palangkaraya. Upaya ini mereka lakukan sejak akhir September hingga sekarang. Sementara layanan kesehatan sangat minim di desa terdampak kabut asap. Foto: Lina A. Karolina, Palangkaraya
Aktivis GAAs Kalteng membagikan masker dan mengedukasi anak-anak tentang bahaya kabut asap karhutla di desa-desa pinggir Kota Palangkaraya. Upaya ini mereka lakukan sejak akhir September hingga sekarang. Sementara layanan kesehatan sangat minim di desa terdampak kabut asap. Foto: Lina A. Karolina, Palangkaraya

Mensos Khofifah Indar Parawansa juga menyiapkan evakuasi kala masyarakat harus diungsikan. Kementerian ini menyiapkan tempat-tempat udara aman pada tujuh provinsi terdampak.

“Ada Profesor Wenten, ilmuan ITB, kemarin saya koordinasikan. Hari ini beliau hadir ada air purifier itulah disiapkan agar tempat-tempat pengungsian aman dan sehat bagi warga. Ini berbeda dengan proses pengungsian ketika bencana alam longsor atau banjir. Tak boleh ada lubang asap masuk.”

Terkait stok makanan, family kit dan kids wear sudah siap termasuk dapur umum dan tangki air. “Infrastruktur yang dibutuhkan sudah kami siapkan.”

Estimasinya empat sampai lima minggu ke depan kemungkinan masih ada api. Maka, pemerintah harus mengantisipasi keperluan evakuasi.

Willem Rampangilei, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengatakan, soal evakuasi, bekerjasama dengan pemda juga untuk menginventarisir gedung-gedung atau ruangan yang bisa digunakan. “Ruangan akan dilengkapi penyaring udara. TNI AL mengerahkan dua kapal rumah sakit untuk di Sumatera dan Kalimantan.” Dua kapal TNI sudah bergerak ke Sumatera dan Kalimantan. Kapal Pelnipun siap.

“Evakuasi tergantung pemda. Sudah disiapkan fasilitas di darat. Gedung dan lain-lain sudah disiapkan. Kapal-kapal sudah siap.Kita mengelompokkan kelompok rentan seperti balita, anak-anak, perempuan hamil, termasuk orang sakit. Ini prioritas.”

Pemerintah, katanya, sudah mengerahkan sumber daya nasional bukan saja mengatasi kebakaran hutan dan lahan, juga menangani dampak bencana asap.

Posko anak

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga mendirikan posko perlindungan anak korban asap. Data Kemenkes, setidaknya 10 anak meninggal dunia.

“KPAI bersama elemen masyarakat yang peduli rapat koordinasi dan memberikan perhatian khusus pada asap yang mengakibatkan kesehatan anak,” kata ketua KPAI Asrorun Niam Shaleh.

Dengan posko perlindungan, dia berharap bisa mendorong solidaritas empati dan tanggung jawab bersama masyarakat.

Posko didirikan di delapan titik di lima provinsi, yakni Kalbar, Jambi, Riau, Kalteng dan Sumsel. “Sekarang nambah lagi di Sumbar, Sumut dan Maluku.”

“Ini darurat asap, sudah banyak menjatuhkan korban. Perlu gerakan cepat. Di Sumbar, semalam kami koordinasi menyiapkan beberapa titik tempat evakuasi masyarakat Riau,” kata Ilma Sovriyanti, koordinator Satgas Perlindungan Anak.

Ada 25 kamar disiapkan di Padang, Sumbar untuk evakuasi warga di Riau karena dianggap jarak relatif dekat.

“Untuk evakuasi memang tak mudah. Satgas Perlindungan Anak mendorong berbagai pihak bantu evakuasi. Sudah gak bisa mengimbau berdiam di rumah karena menimbulkan kematian perlahan.”

Begitu juga di Palangkaraya, disiapkan satu tempat aman kalau kelompok rentan perlu layanan kesehatan. Satgas perlindungan anak juga mendesak KPAI mendirikan crisis center hingga jumlah korban anak terlacak.

Sabieth Abilawa, General Manager Dompet Dhuafa mengatakan, ikut terlibat dalam respon penanganan asap di Jambi, Riau, Sumsel, Kalteng dan Kalbar.

“Kita menyediakan safe house di beberapa provinsi untuk tempat aktivitas anak. Kita kerjasama dengan KPAI dan berbagai elemen. Dalam safe house disediakan tabung oksigen, air bersih.”

PM10 di Palangkaraya yang gila-gilaan mencapai angka 3.000 lebih!
PM10 di Palangkaraya yang gila-gilaan mencapai angka 3.000 lebih!

Kabut Asap Kalteng Menguning

Kabut asap kebakaran hutan dan lahan Kalteng tak berkurang, kualitas udara Palangkaraya memburuk. Bahkan, asap yang mengepung Palangkaraya, seringkali berwarna kuning dengan tingkat kepekatan sangat tinggi seperti pada Jumat (16/10/15), Senin (19/10/15) dan Rabu (21/10/15). Hari lain kabut asap pekat tetapi berwana putih.

Berdasarkan pantauan lapangan pada Jumat (16/10/15) jarak pandang di Palangkaraya antara 50-150 meter. Senin (19/10/15) hanya 50-250 meter dan Rabu (21/10/15) sebesar 20-150 meter. Pada hari lain rata-rata jarak pandang sekitar 250-500 meter.

ISPA

Dalam informasi harian Posko Tanggap Darurat Karhutla, Kepala Biro Humas dan Protokol Sekretariat Pemerintah Kalteng  Marianitha menyebut, tidak ada data ISPU bisa disajikan Badan Lingungan Hidup Palangkaraya selama tiga hari. Publik hanya bisa mengakses informasi kualitas udara dari laman situs BMKG di internet.

Satuan Tugas Perawatan dan Pelayanan Kesehatan (Satgas Watyankes) Posko Tanggap Darurat Karhutla Kalteng mencatat penderita ISPA se-Kalteng 3.788 orang. Dari jumlah itu, 825 warga Palangkarya.

“Balita dan kelompok rentan ISPA lain perlu dievakuasi pemerintah. Kami sudah melakukan,” kata juru bicara Gerakan Anti Asap (GAAs) Kalteng Aryo Nugroho.

Rumah evakuasi GAAS

GAAs bekerjasama dengan sejumlah LSM peduli lingkungan di Kalimantan Selatan, menyiapkan rumah evakuasi bagi kelompok rentan ISPA di Banjarmasin dan Barjarbaru. Dengan dua bus dan mobil, rombongan pertama evakuasi tim GAAs dari Palangkaraya tiba Kamis (22/10/15) sore di rumah evakuasi.

Sedangkan Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng, Barisan Pertahanan Masyarakat Adat Kalteng, lembaga penelitian gambut CIMTROP Universitas Palangkaraya dan AMAN Kalteng beraksi dalam Gerakan Seribu Kalteng Menggugat di Bundaran Besar Palangkaraya, Rabu (22/10/15).

Aksi ratusan warga ini untuk menarik perhatian pemerintah pusat lebih besar terhadap penanganan kabut asap Kalteng. “Jangan hanya Sumatera, Kalteng juga menderita!” seru Ketua DAD Kalteng Sabran Achmad.

Panitia aksi juga mengumpulkan koin dan terkumpul sekitar Rp16 juta, yang disumbangkan kepada tim serbu api relawan partikelir untuk mendukung operasional pemadaman karhutla di kampung-kampung.

Netizen makin lantang

Memburuknya kualitas udara Palangkaraya membuat netizen berteriak kian lantang. Akun twitter @infoPLK milik Info Palangkaraya kebanjiran mention dari para followers-nya. Sebagian besar dari mereka sangat menyayangkan penanganan kabut asap karhutla lamban oleh Pusat.

Akun Facebook EarthHour Palangkaraya dan GAAs makin sering membagi informasi aksi-aksi kemanusiaan untuk membantu korban terpapar kabut asap, seperti penggalangan donasi dan distribusi masker serta beragam pelayanan kesehatan. Akun Facebook Januminro sering mengunggah foto aksi relawan pemadam karhutla yang bekerja keras membuat sumur bor dan memadamkan api. Relawan, dari pelbagai kota di Indonesia, tengah bekerja di sekitar hutan gambut Jumpun Pambelom, Pulang Pisau.

Tagar #Melawanasap pada media sosial instagram dipenuhi foto-foto pekatnya kabut asap Palangkaraya. Sebagian mereka barfoto sambil memegang poster agar pemerintah peduli Kalteng dan mengevakuasi segera warga terdampak.

Sudah lebih dari setahun alat penyebar informasi ISPU Kota Palangkaraya ini mati. Sampai saat ini belum ada upaya perbaikan. Warga kesulitan memperoleh informasi terkini kualitas udara kota. Foto: Jenito
Sudah lebih dari setahun alat penyebar informasi ISPU Kota Palangkaraya ini mati. Sampai saat ini belum ada upaya perbaikan. Warga kesulitan memperoleh informasi terkini kualitas udara kota. Foto: Jenito
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , , , , , , ,