,

Hutan di Lereng Semeru Terbakar, Diduga karena Sisa Api Unggun Pendaki

Sekitar 10 hektar hutan kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, di jalur pendakian Pos 3 dan 4 Watu Rejang, terbakar, Kamis (22/10/15). Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Ayu Dewi Utari, menuturkan kebakaran dipicu oleh api unggun yang dibuat para pendaki, yang tidak padam sempurna saat ditinggalkan.

“Dugaan awal karena api unggun pendaki yang tidak dimatikan keseluruhan. Ini menyebabkan terbakarnya ilalang, pepohonan kering, juga tumbuhan bawah,” jelas Ayu, Jumat (23/10/15).

Kebakaran ini, otomatis membuat pihak taman nasional menutup total segala aktivitas pendakian guna mencegah jatuhnya korban. Menurut Ayu, timnya telah melakukan evakuasi para pendaki agar segera turun dari puncak Semeru. “Kami perkirakan, dari sekitar 100-an pendaki masih tertinggal 30-an yang terus kami evakuasi dari Ranu Kumbolo.”

Ayu memastikan, kebakaran di lereng Semeru ini tidak sampai menimbulkan korban jiwa maupun yang terluka. Balai Besar TNBTS telah mengerahkan seluruh personilnya dibantu  masyarakat dan relawan, untuk memadamkan api di kawasan yang terbakar. Namun, proses pemadaman tidak dapat dilakukan dengan cepat, karena sulitnya medan yang tidak bisa dilalui kendaraan, serta jalur yang berbahaya bila dilalui banyak orang. “Upaya pemadaman kami lakukan manual, yang penting adalah mencegah agar kebakaran tidak meluas.”

Ayu juga menegaskan, dampak kebakaran tidak sampai mengganggu kehidupan satwa liar di Gunung Semeru, apalagi masyarakat yang berada di kaki gunung. “Pantauan kami, belum ada laporan pergerakan satwa. Ini karena kondisi hutan yang masih bagus.”

Gerbang selamat datang TNBTS. Sumber: Facebook Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Gerbang selamat datang TNBTS. Sumber: Facebook Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Sementara itu, aktivis pencinta alam sekaligus pendaki gunung asal Surabaya, Wirawan Prabowo mengatakan, tidak banyak pendaki gunung yang memahami aturan dalam mendaki. Menurutnya, kebanyakan pendaki hanya menuruti kesenangan dan mencoba tantangan, namun minim pengetahuan dan pengalaman.

“Pendaki sekarang banyak yang hanya gaya-gayaan. Mereka tidak sepenuhnya memahami bahwa mendaki juga harus menjaga alam. Tidak buang sampah sembarangan, apalagi menyebabkan kebakaran” tandas Wirawan.

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru berada di Jawa Timur yang wilayahnya mencakup Kabupaten Pasuruan, Malang, Lumajang, dan Probolinggo. Luasnya sekitar 50.276, 3 hektar yang ditetapkan sebagai taman nasional sejak 1982.

Taman nasional ini memiliki tipe ekosistem sub-montana, montana, dan sub-alphin ditambah dengan keberadaan pepohonan besar yang usianya ratusan tahun. TNBTS tercatat sebagai satu-satunya kawasan konservasi di Indonesia yang memiliki keunikan laut pasir seluas 5.250 hektar yang berada di ketinggian 2.100 meter di atas permukaan laut (m dpl).

Beberapa jenis tumbuhan yang ada di wilayah ini adalah jamuju (Dacrycarpus imbricatus), cemara gunung (Casuarina sp.), eidelweis (Anaphalis javanica), dan berbagai anggrek. Sementara satwa, tercatat sekitar 137 jenis burung, 22 jenis mamalia, dan 4 jenis reptil.

Pemandangan Ranu Regulo pada 1930-an. Sumber: Wikipedia
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , ,