,

Jokowi Kaget, Tak Banyak Pasien Korban Kabut Asap di Kabupaten OKI

Presiden Jokowi sering mendengar kabar, termasuk saat berada di Amerika Serikat, bila sejumlah pasien masuk rumah sakit dan puskesmas akibat bencana kabut asap di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan. Nyatanya, informasi tersebut tidak akurat.

Hal ini dipastikan Jokowi saat mengunjungi RSUD Kayuagung dan Puskesmas Kutaraya Kecamatan Kayuagung, Kabupaten OKI, Kamis (29/10/15).

“Saya sudah ketemu dan bertanya pada dokter yang bertugas di puskemas maupun rumah sakit. Ternyata, ruangan-ruangan yang disediakan kosong,” ujar Jokowi kepada awak media.

Kondisi tersebut membuat Jokowi kaget. Sebab, Jokowi mengaku banyak mendapatkan informasi yang mengatakan rumah sakit dan puskemas penuh oleh korban bencana kabut asap.

Kedatangan Jokowi ke Kabupaten OKI tersebut untuk memastikan penanganan pemadaman kebakaran hutan dan lahan gambut berjalan efektif. Jokowi juga ingin menjamin penanganan warga yang terdampak kabut asap, terutama pelayanan tanggap darurat di bidang kesehatan, pendidikan, dan bantuan sosial, berjalan baik.

Kehadiran Jokowi juga untuk memastikan dan mengontrol langkah penanganan korban kabut asap jangan sampai karena lemahnya pengawasan, terjadi hal yang tidak diinginkan. “Jangan sampai nantinya kontrol dan bantuan kurang tidak diantisipasi,” katanya.

Alex Noerdin, Gubernur Sumatera Selatan, mengatakan dirinya sudah melakukan peninjauan ke lima kabupaten yaitu OKI, Ogan Ilir (OI), Muara Enim, Muba, dan Banyuasin. Alex melihat persiapan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. “Saya sudah menginstruksikan puskesmas agar disiagakan sejak Februari 2015 dan siaga darurat bencana kabut asap. Selain itu, obat-obatan dan tenaga kesehatan bantuan dari pusat sudah didistribusikan.”

Alex menuturkan bila rumah sakit dan rumah singgah pun telah disiagakan. “Kalau ada yang harus diungsikan sudah disiapkan, jika terjadi hal yang tidak diinginkan kita sudah siap.”

Hal senada disampaikan Iskandar, Bupati OKI, yang menyatakan pihaknya sudah mempersiapkan rumah singgah untuk korban kabut asap. Selain itu, rumah sakit sudah menyiapkan  langkah antisipasi seperti tenaga medis dan obat-obatan. “Hingga saat ini, belum ditemukan kasus meninggal akibat kabut asap, memang ada kasus berat namun itu karena ada penyakit penyerta,” katanya.

Kanal-kanal lahan konsensi HTI di Sumatera selatan ini gagal mencegah kebakaran. Foto: Gita Rolis

Seperti yang diberitakan sebelumnya, selama musim kemarau dan munculnya bencana kabut asap, masyarakat di sekitar lahan gambut yang terbakar di Kabupaten OKI justru menginginkan bantuan air bersih. Termasuk pula makanan. Sebab, seperti umumnya lahan gambut, jika musim kemarau sulit sekali mendapatkan air bersih. Perekonomian masyarakat pun menurun karena sebagian besar masyarakat yang berkebun karet, penghasilannya menurun. Sekitar 4-6 ribu per kilogram.

Mulyadi, Warga Desa Toman, Kecamatan Tulungselapan, OKI, menuturkan evakuasi belum dibutuhkan. “Ini bukan letusan gunung berapi. Kami masih dapat hidup sehat. Namun, bila ada yang sakit, seperti balita maupun orangtua akibat kabut asap, siapkan saja penampungan dan pelayanan kesehatan di Palembang,” katanya, Selasa (27/10/15).

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten OKI, M. Lubis, saat rapat persiapan kemungkinan evakuasi warga mengatakan, sampai saat ini belum ada kasus kesehatan warga yang berat. Menurutnya, evakuasi dapat dipertimbangkan bila ditemukan kasus kesehatan yang kian memburuk yang diperparah dengan kondisi asap. “Kasus infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) yang terjadi cenderung sedikit,” paparnya.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,